Handbody

15.5K 885 9
                                    

By : Mia


Sesudah baca jangan lupa tinggalkan jejak ya :) Aku masih harus belajar banyak tentang penulisan, jadi kritik sangat diperlukan :) Happy reading ;)


-oOo-


-Jungkook POV-



Kukerutkan kening ketika Mia duduk di sampingku, rasanya ada yang berbeda dari gadis manis ini. Tapi apa? Ah! Harum ini, yap! Harum ini bukan harum yang biasa tercium dari tubuhnya—harum ini lebih kuat dan menggoda.

"Kau ganti handbody?" Tanyaku heran.

Dia memandangku, "Tidak, aku hanya mencobanya. Memangnya kenapa? Kau tak suka baunya? Padahal ini harum." Gumamnya sambil mencium pergelangan tangannya sendiri.

"Memang harum, tapi harum ini terlalu menggodaku untuk men-"

Belum selesai berbicara, pukulan yang membuatku meringis telah mendarat di bahu. Aku memandangnya kesal. Aku hanya mengatakan yang sebenarnya, kenapa harus dipukul? Dia ini minta dijitak atau dicium sebenarnya?

"Tidak adakah hal lain di otakmu selain hal yang menjurus ke hal mesum? Baru memakai handbody seperti ini kau sudah tergoda, bagaimana jika aku sampai membuka baju di hadapanmu?" Omelnya dengan raut wajah kesal, namun justru membuatku tercengir lebar mendengar ucapan terakhirnya.

"Ya bagus, kita tinggal langsung melanjutkan ke intinya. Paling kau saja yang harus membantuku membuka-yak! Sakit! Ay! Yak! Mia, ini sakit! Berhenti!" Aku meringis sambil berusaha melindungi tubuhku dari pukulannya yang bertubi-tubi, bisa kulihat wajahnya yang memerah.

"Kelinci mesum, bodoh, nakal! Perlukah kepalamu itu kubelah lalu otakmu kucuci agar bersih dari pikiran-pikiran aneh itu? Dasar menyebalkan!" Geramnya. Terakhir, kakinya menendang kakiku secara asal, benar-benar anarkis. Aku jadi semakin percaya dengan Anna, bahwa sebenarnya kekasihku ini merupakan seorang psikopat.

Aku meringis, "Tidak bisakah sehari saja kau tak menyiksa kelinci kesayanganmu ini?" Tanyaku dengan wajah memelas, tapi malah dijawab dengan decihan.

"Kau yang membuatku menyiksamu!"

Kuhela nafas panjang, "Jika itu membuatmu bahagia, baiklah. Aku rela sakit untukmu, Mia."

Dia menatapku jengah, "Kau membuatku merinding, Jung." Gumamnya sambil mengusap lengan dan berbalik dariku.

Aku tersenyum nakal, segera tanganku melingkari tubuhnya. Sedangkan kepalaku tersandar di bahunya, "Aku ini kekasihmu, sayang, bukan hantu. Untuk apa kau merinding?" Tanyaku sambil mengecup lehernya, bisa kurasakan gerakan tubuhnya yang gelisah.

"Jung, kau membuatku tak nyaman." Ucapnya sambil berusaha melepaskan tanganku.

"Kenapa? Takut ketahuan Appa-mu sedang bermesraan denganku, huh?" Tanyaku.

"Bisa jadi."

Aku tertawa kecil, lalu melepaskan tanganku dari tubuhnya. Dia memutar duduk, "Kau mau ke rumahku? Di sana lebih ramai." Tawarku sambil mengusap rambutnya. Eomma-nya sedang pergi, dan sekarang dia hanya bersama Appa-nya di rumah.

Tapi dia menggeleng, "Kau saja yang di sini untuk menemaniku tidur."

Hampir tersedak aku mendengar ucapannya, "Menemanimu tidur?" Pikiranku melayang ke mana-mana.

Dia mendesis, "Pasti otakmu kembali gila! Dasar kelinci mesum!" Geramnya, aku tercengir salah tingkah.

"Salahmu sendiri memintaku menemanimu tidur." Aku mengusap tengkuk.

"Maksudku menemani tidur, ya hanya tidur di sampingku! Bukan melakukan hal yang lain-lain!"

"Memangnya kau yakin tak ingin melakukan apa-apa padaku? Bahkan baru-baru ini kau mengusap bibirku saat aku tidur, bisa sajakan kali ini kau akan menciumku saat aku tidur." Ucapku polos.

"Kalau begitu tidak usah, kau pulang saja sana." Jawabnya lesu.

Aku tersenyum dan menarik bahunya untuk kurangkul, "Baiklah, sayangku. Aku akan menemanimu tidur untuk malam ini, pastikan kau tertidur nyenyak di pelukanku." Aku mengedipkan sebelah mata dan mencubit pelan hidungnya.

Dia menatapku polos, "Tapi kau tak akan melakukan apa-apa, kan?" Tanyanya ragu.

Aku mengecup bibirnya, "Kau bisa menciumku jika aku berani melakukan hal yang macam-macam padamu."

Kembali desisan yang terdengar, dan kali ini tangannya pun sudah mencubit pinggangku. Aku menatapnya memelas, "Ciuman bukan hal yang bagus untukmu!" Ucapnya.

Aku terkekeh, dia diam. Tapi kemudian aku teringat sesuatu, "Oh ya, darimana kau dapat handbody ini? Bukannya kau tak pernah membeli dengan bau yang kuat seperti ini?" Tanyaku sambil mengusap lengannya yang terasa lembut.

"Aku tak membeli, aku dapat secara gratis dari Eonni yang mengirimiku coklat. Sebenarnya aku tak tahu bahwa dia akan memberikan handbody ini, selain itu dia juga memberiku lipgloss." Jawabnya jujur dengan raut wajah polos, benar-benar menggemaskan. Membuat tanganku tak tahan untuk tak mencubit pipinya.

"Sepertinya Noona itu menyuruhmu untuk bisa berdandan mulai dari sekarang." Ejekku sambil tertawa, Mia memang bukan tipe gadis pendandan—memakai lipgloss pun dia jarang.

"Tapi aku jadi tak enak padanya. Handbody, lipgloss dan coklat yang dikirim pasti harganya mahal. Dan aku malah mendapatkannya secara cuma-cuma." Ucapnya dengan raut wajah yang sulit kuartikan.

Aku tersenyum, "Syukuri saja yang kau dapat, anggap itu keuntungan untukmu." Kuusap rambut lembutnya.

"Tapi—"

"Lebih baik kita tidur sekarang, aku sudah mengantuk." Kupotong ucapannya sambil menguap asal, berhasil membuatku mendapatkan dorongan di keningku.

"Sopanlah sedikit pada Sunbae-mu ini!" Sinisnya.

"Sunbae penggoda." Cengirku.

Dia mendesis, aku tertawa.

"Ah! Jangan lupa hilangkan bau handbody itu dari tubuhmu saat kita tidur. Aku takut tak bisa tidur karena memikirkan hal yang macam-macam dengan kau yang di pelukanku." Pesanku saat ia berdiri.

"Mesum!" Cercanya dengan wajah yang memerah.

Aku tertawa kecil. Sebenarnya tanpa harum handbody itupun, aku sedikit ragu untuk tidur di sampingnya. Aku takut membuatnya sakit dan membenciku. Tapi... Tenang, Jung, tenang. Kau sudah berjanji, dan sampai matipun kau harus menepati janjimu itu, bukan? Janji untuk melindungi dan bukan menyakitinya.

-FIN-

[Jungkook x Mia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang