Hal pertama yang dilakukan Jungkook saat masuk ke rumah Mia? Itu adalah decakan. Iya, decakan. Sebabnya, gadis si pemilik rumah ia temukan tengah meringkuk di sofa dengan mata yang tertutup. Mia tertidur, itu singkatnya.
"Mi—"
"Aku tidak tidur, kok."
Untuk kali ini Jungkook menarik napas panjang. Gadis yang ia niatkan untuk dipanggil telah bangkit dengan wajah khas seorang pengantuk. Sembari mengembuskan napas, pria Jeon itu menaruh tas kertas yang dibawanya ke meja. Mia hanya diam, tak berniat untuk mencari tahu apa isi tas tersebut.
"Jung ...." Gadis Min itu memanggil dengan lambat. "Hug me," lanjutnya sambil mendongak, menatap penuh permohonan pada Jungkook yang berdiri.
Tak perlu diminta dua kali, pria kelinci itu telah beranjak untuk menghapus ruang pemisah di antara mereka. Sebuah pelukan hangat diberikan secara cuma-cuma, lengkap dengan belaian dan kecupan sayang di pipi serta rambut. Mia tak berbuat banyak, hanya balas memeluk tubuh tegap yang sempat menghilang beberapa hari.
"Bogoshipo, Bunny." Mia buka suara, tepat di samping telinga Jungkook.
"Nado."
Terdengar Mia menarik napas panjang sebelum akhirnya pelukan mereka dilepas secara sepihak. Jungkook menatap heran, bingung dengan ekspresi merajuk yang gadisnya tunjukkan.
"Apa kita akan melanjutkan suasana penuh kekakuan seperti ini? Bagaimana dengan hadiah yang ku—"
Satu kecupan menutup seluruh kecerewetan yang dilontarkan Mia. Gadis ini terdiam, sedangkan Jungkook menatap wajah yang terlihat cantik di matanya. Tak menunggu lama, bibir itu kembali jadi sasaran kecup. Sedikit lumatan juga mewarnai, meminta agar Mia memberikan akses lebih.
Decapan dan lenguhan pelan mengisi ruang. Tak sedikitpun Jungkook memberi waktu bagi kekasihnya untuk menolak. Bahkan dalam beberapa menit, mereka bisa merasa hawa yang semakin memanas. Mia terengah, berniat menyelesaikan. Tapi, permintaannya tak disetujui oleh pengendali keadaan. Gadis ini sepenuhnya terkurung dalam permainan yang diciptakan oleh Jungkook.
"Jung ...." Susah payah ia memanggil saat Jungkook menurunkan sentuhannya ke leher.
"Jung," panggilnya sekali lagi. Membuat pria yang menyentuhnya mau tak mau harus mendongak dan menatap kesal karena merasa terganggu.
"A-aku belum mandi," ucapnya jujur dengan wajah yang bersemu merah.
Sejenak Jungkook terdiam, tapi kemudian tertawa geli. Rasa gemasnya kembali muncul saat memandang tingkah gadisnya mirip seperti kucing yang ketahuan berbuat salah. Hei! Bagaimana mungkin Tuhan menciptakan gadis yang seperti Mia, huh?
"Kalau kau belum mandi, aku tinggal memandikanmu. Benar, 'kan?"
"What?! YAK!"
Mia menjerit kaget saat Jungkook dengan begitu enteng mengangkat tubuhnya. Ia sedikit panik, tapi hanya mampu melingkarkan tangan ke leher sang tunangan dan mulai tertawa saat menyadari ke mana dirinya akan dibawa.
"Kiss me," pinta Jungkook dengan napas terengah.
Tak menunggu diperintah dua kali, gadis Min itu langsung mengabulkan permintaan Jungkook. Kembali, mereka terlibat dalam kecupan panas yang memancing hasrat untuk meminta hal lebih. Dan tanpa melepas gadisnya, Jungkook membuka pintu kamar mandi. Sedikit, Mia meringis saat Jungkook membenturkan punggungnya ke dinding ruangan.
"Jung—"
"Call me Daddy, and I'll give you something."
Mia terengah, agak kesulitan bernapas di antara guyuran air dari shower yang dibuka oleh Jungkook. Pria itu tak jauh berbeda, juga terengah karena menahan gejolak hasrat yang berusaha menguasai dirinya.
"Mia ...."
"Dad ...,"—Mia tersengal—"Daddy."
Tepat setelah panggilan yang diharapkan terdengar, Jungkook langsung menutup bibir kekasihnya dengan sebuah ciuman panas. Mia, dia hanya mampu mengusak rambut basah Jungkook saat merasa hawa dingin mulai merasuk. Gadis ini berulang kali tercekat karena tak biasa bermain di bawah air. Namun Jungkook, ia tak peduli hal itu sama sekali dan hanya fokus untuk memberi sentuhan pada tubuh yang mulai menggigil kedinginan.
"Dad ...."
Untuk yang kesekian kalinya Mia tersengal karena ciuman Jungkook yang menuruni leher. Ia terpejam, pasrah terhadap apa yang akan dilakukan oleh sang tunangan. Suara gemericik air dan desahan mengisi ruangan, mencipta melodi sempurna bagi mereka.
Namun, saat Mia makin terbuai lebih jauh, Jungkook justru menurunkan gadis itu dari gendongannya. Ia terengah, membiarkan Mia menatap penuh heran. Sebuah kecupan diberikan, tepat sebelum ia melepas kaosnya yang basah.
"Touch me," bisiknya saat memeluk Mia.
"Mia ...."
Panggilan itu tercampur desahan saat gadis yang ia pinta untuk menyentuh mulai bergerak. Kecupan demi kecupan mendarat di bahu dan leher, begitu pula dengan tangan yang leluasa mengusapi tubuh tegap yang tak tertutup kain. Jungkook tersengal, berusaha keras menahan dirinya agar tak segera meledak dan membawa gadisnya ke dalam hal yang penuh dosa. Namun, seluruh sentuhan yang didapatnya begitu sulit untuk ditolak.
Bersyukur, Mia menghentikan sentuhan dan mendorong Jungkook agar sedikit menjauh darinya. "Aku harus mandi, 'kan? Jadi, kau tunggu di luar saja." Ia berkata sambil memandang Jungkook yang masih berusaha mengatur napas.
"Baiklah. Segera peluk aku jika sudah selesai," jawabnya sambil mengecup bibir gadisnya yang mulai memucat.
Mia mengangguk. Jungkook tersenyum simpul, lalu keluar dari kamar mandi. Dalam hati, ia benar-benar bersyukur karena tak sempat melakukan hal lebih pada Mia. Bagaimana pun juga, ia memiliki janji untuk tidak menyentuh Mia terlalu jauh sebelum mereka menikah. Dan apapun caranya, dia harus menepati ucapannya. Benar, 'kan?
-FIN-
**Kurang greget ya :') Efek kelamaan ditinggal JK :'v Tapi, semoga gak terlalu mengecewakan :') Selanjutnya aku bakal berusaha lebih baik dari ini *bow*
Jangan lupa tinggalkan jejak ya :D Thank you!! <3
KAMU SEDANG MEMBACA
[Jungkook x Mia]
RomanceCuma imajinasiku tentang JK :) Happy reading and enjoy~ 😊❤ High rank : #1 in roman [260417] Note! Buat chapter-chapter awal, bahasanya masih alay 😅 Tapi semakin ke bawah semakin baik. Jadi, semoga gak langsung nekan tombol back waktu baca bagian...