My Biggest Anger Is My Form Of Love

14.4K 2.7K 504
                                    

"Chan, ini aku beliin makanan dari luar."

Byungchan tidak bergeming sama sekali. Matanya lurus menatap ke arah televisi yang tengah menampilkan kartu Spongebob yang belakangan ditonton Yunseong juga, sementara Seungwoo yang baru saja datang dari restoran di lantai bawah gedung apartemennya hanya bisa menatap pacarnya heran.

Seungwoo menyingkirkan bantal di sebelah Byungchan dan duduk di sana, masih sambil memegang bungkusan makanan yang sudah ia beli. "Chan, kamu kenapa sih?"

Byungchan masih diam, sibuk menonton bagaimana ikan gila yang berlari sambil meneriakkan coklat di televisi.

Seungwoo menarik napas panjang. "Chan, ini mau sekalian dipanasin lagi makanannya?" tanyanya.

Byungchan meraih remote televisi dan mengubah saluran menjadi tayangan kartun Ariel The Little Mermaid di Disney Channel.

Seungwoo menghela napas berat. "Chan, kamu nggak enak badan?" tanyanya sambil menempelkan telapak tangannya ke arah Byungchan.

Byungchan berdecak tidak senang, kemudian menepis kasar Seungwoo dari dahinya.

"Chan, kamu kenapa? Kalo ada apa-apa ngomong dong. Aku nggak akan tau kalo kamu diam aja kayak gini."

Byungchan kembali merubah channel televisinya ke Nicklodeon yang masih menayangkan Spongebob dengan judul yang berbeda. Bibirnya sama sekali tidak terbuka sejak tadi.

Seungwoo meletakkan makanannya di meja dan benar-benar fokus menatap Byungchan. "Tadi kamu dapet pasien yang nyebelin atau kamu dapat banyak kerjaan dari dokter konsultan? Dokter spesialis?"

Sialnya, Byungchan tetap memilih diam. Tatapan matanya menukik tajam menatap televisi di depannnya.

"Chan, aku serius. Kalo kamu ada masalah, tinggal ngomong sama aku. Apapun masalah kamu, kita bisa kelarin bareng-bareng kalo kamu mau ngomong. Dari mana aku tau kalo kamu ada masalah apa kalo kamu nggak bilang?" Seungwoo mengacak rambutnya frustasi. Seumur-umur, ini kedua kalinya Byungchan mendiamkan dirinya tanpa alasan yang tidak diketahuinya.

Byungchan menoleh. Matanya menyipit menatap Seungwoo. "Kalo kamu nggak suka masakanku, ya udah makan aja di luar," ketusnya.

Seungwoo mengerjap. Sebuah tanda tanya imajiner besar muncul di kepalanya. "Emang kapan aku pernah bilang kalo aku nggak suka masakan kamu?" tanyanya gagal paham.

"Coba kamu pikir sendiri," katanya ketus sambil mematikan saluran televisi, menggunakan sandal rumah bergambar anak anjingnya, kemudian beranjak meninggalkan ruang duduk.

Seungwoo mengejar Byungchan setelah nyaris tersandung karpet berbulu di depannya. Ia melongok ke kanan kiri, kemudian menemukan Byungchan masuk ke dapur. Ia lantas mengikutinya.

Byungchan sedang mencuci piring bekas makan malam mereka sekitar setengah jam lalu, juga bekas gelas yang digunakan untuk minuman mereka selama makan malam tadi. Jari-jari lentiknya bergerak lincah membersihkan piring dari kotoran sisa makanan, kemudian menggosoknya dengan sabun sampai benar-benar bersih, dan membilasnya dengan air bersih.

Seungwoo tidak berani mendekat. Semarah-marahnya Byungchan, tunangannya itu biasanya lebih memilih untuk mengomel, walaupun omelannya sangat panjang dan cenderung diulang-ulang sampai Seungwoo merasa kalau ia sangat hafal dengan semua kosa kata Byungchan, tapi hari ini tidak. Byungchan diam, benar-benar mendiamkannya dan terkesan sangat ketus padanya.

Sebenarnya kalau Seungwoo ingat-ingat, Byungchan pernah marah sampai mendiamkannya selama beberapa jam saat ia mengatakan kalau ia menghilangkan stetoskop Littmannnya dan sehari kemudian ia mengatakan kalau ia menghilangkan Karu Tanda Penduduknya. Dan itu terjadi sekitar setahun lalu.

COASS COOPERATE 3.0 [Sequel of CC 2.0]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang