Sebuah Perencanaan di Pagi Hari

10.8K 2.3K 758
                                    

Eunsang menutup pagar rumahnya perlahan, kemudian berbalik dan berbajalan ke arah junho yang sedang berjsandar di bagian samping mobil sambil tersenyum tipis dan langsung masuk ke dalam pelukan Junho, manyandarkan kepala pada bahu kiri Junho. "Junoo..." panggilnya lirih.

Junho latas menganglihkan atensinya kepada Eunsang yang sedang berada dalam pelukannya dan memilih memasukkan ponselnya ke dalam saku jaket untuk memeluk Eunsang dengan satu tangannya. "Kenapa hm?" tanyanya lembut sambil mempermainkan helaian rambut Eunsang yang menggelitik lehernya dengan satu tangannya, sementara tangan yang lainnya sibuk mengusap punggung Eunsang lembut.

Eunsang menggeleng pelan, membuat helaian rambutnya tanpa sengaja semakin menggelitiki permukaan leher Junho. "Nggak papa," jawabnya lirih.

"Kangen ya?" Junho berusaha menggoda sambil sesekali berusaha mencubiti pipi Eunsang yang menempel pada bahunya.

"Ih, enggak. Kepedean banget sih Juno." Eunsang mendongak sedikit sambil menunjukkan wajah penuh protesnya kepada Junho.

Hal pertama yang dilakukan Junho adalah tertawa melihat ekspresi menggemaskan di wajah Eunsang. Ia lantas mengangkat wajah Eunsang dari bahunya, menangkupnya dengan kedua tangan, dan mengecupi setiap permukaan wajah Eunsang penuh sayang, yang kemudian menimbulkan tawa tidak kalah menggemaskan dari bibir Eunsang dan semakin membuat Junho kalang kabut mengulangi setiap ciuman yang ia berikan di setiap lekukan wajah Eunsang.

"Aku juga kangen kamu." Junho mengakhiri sesi mari-menciumi-Eunsang dengan mencuri satu kecupan lembut di bibir Eunsang dan kembali memerangkap cowok itu ke dalam pelukannya, membiarkan Eunsang kembali bersandar di bahunya, sementara ia sibuk memainkan helaian rambut Eunsang yang kembali menggesek permukaan lehernya.

Eunsang mengusakkan pipinya pada bahu Junho dan sedikit melirik ke atas, berusaha menatap Junho yang sedang menatap lurus ke depan dengan tangannya yang bermain-main pada rambutnya. "Juno, semalam Eunsang terima gaji dari Sejin," katanya.

"Oya? Selamat." Junho tersenyum dan menatap Eunsang dengan tatapan tidak percaya, tapi kemudian ia mencium puncak kepala Eunsang, setidaknya sebagai hadiah.

Eunsang mengangguk beberapa kali dan menegakkan tubuhnya untuk dapat berbicara sambil menatap Junho di depannnya. "Sebagian kecilnya Eunsang masukin ke tabungannya Juno," katanya.

"Kok dimasukin ke tabunganku? Kan kamu yang kerja dan dapat uangnya." Alis Junho terangkat sebelah, kontras dengan dahinya yang berkerut tidak mengerti dengan perkataan Eunsang.

"Kan Juno sendiri yang bilang kalo kita berbagi. Tapi Eunsang nggak bisa berbagi separuhnya ke tabungan Juno. Eunsang cuma bisa ngasih sekitar 20 persen dari gaji Eunsang ke tabungan Juno karena sebagainnya Eunsang masukin tabungan kakak buat biaya berobatnya papa." Eunsang menjelaskan.

Junho tersenyum. Ia membawa tangannya untuk menyentuh satu sisi wajah Eunsang dan mengusapnya perlahan. "Padahal kamu nggak perlu ngelakuin itu juga. Tapi makasih udah nambah saldo tabungan kita. Aku juga rencananya mau ambil kerjaan yang nggak terlalu berat dan emang aku punya skillnya, jadi nggak terlalu mengganggu waktu ngekoassku," balasnya.

"Emangnya Juno mau ambil kerjaan gimana? Beneran nggak ganggu waktu ngekoassnya Juno? Karena sebentar lagi kan Juno balik ngekoass lagi. Eunsang nggak mau kalo Juno ambil kerjaan yang ganggu waktu istirahat Juno." Eunsang menggeleng pelan. Ia meraih tangan Junho yang sedang mengusap pipinya dan menggenggamnya lembut. Matanya mengerjap menatap Junho khawatir, kontras dengan tangannya yang mulai menggenggam lembut tangan Junho.

Jawaban pertama Junho hanyalah gelengan pelan dengan kedua sudut bibirnya yang terangkat membentuk sebuah senyuman menenangkan. "Kamu tau tempat bimbel di lantai dasar gedung apartemenku?" tanyanya.

COASS COOPERATE 3.0 [Sequel of CC 2.0]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang