Tony Si Koass Bau dan Yeji Si Wajah Lumpur

10.9K 2.2K 411
                                    

Tony pusing. Kepalanya pening. Mendadak ia ingin berhenti menjadi koass dan kembali ke China, lalu tidak pernah kembali lagi ke Korea. Bahkan kalau perlu, ia ingin menghilangkan semua identitas dirinya agar tidak seorang pun bisa mencarinya ke manapun. Ke ujung dunia sekalipun.

Tidak bisa, tidak mau, dan tidak boleh. Ia tidak bisa menjadi calon mantu dokter Minhyun dan dokter Sakura. Ia tidak mau menjadi pasangan hidup anak sulung keluarga Hwang. Dan ia tidak boleh menjadi bagian keluarga Hwang. Pokoknya tidak bisa, tidak mau, dan tidak boleh. Ia hidup di jaman Taylor Swift masih cantik dan Camilla Cabello masih jomblo - mungkin - atau bahkan di jaman Ariana Grande mau berkenalan dengannya, bukan di jaman Siti Nurbaya. Jadi tidak mungkin baginya untuk menyamar menjadi Datuh Maringgih.

Ini tidak bisa dibiarkan. Ia tidak boleh membuat perjodohan ini berlangsung. Ia harus menggagalkannya. Tapi bagaimana? Apa dia harus menculik anak sulung dokter Minhyun dan meminta tebusan yang lebih besar dari gaji dokter konsultan itu, sehingga meninggalkan kesan buruk di mata dokter itu? Boleh juga.

Tapi masalahnya, kapan dia punya waktu untuk menculik anak sulung keluarga Hwang? Apalagi anak pertama keluarga Hwang kan penganut setia barbarisme. Bisa-bisanya bukannya dia yang menculik gadis itu, malah ia yang dibantai dijadikan pempek kapal selam.

Dohyon yang sedari tadi memerhatikan perubahan mimik wajah Tony akhirnya memilih mendekati teman sepengirimannya itu dan menepuk bahunya perlahan. "Lo mikirin apa sih, Ton? Kok kayak punya cobaah hidup berat banget. Ayo ke IGD, malam ini giliran kita jaga. Lo udah mandi kan?"

Tony mengangguk sekilas. "Udah, tadi pagi sebelum ke sini. Gue kan habis follow up sama nemenin spesialis visit, langsung jaga poli, terus lanjut jaga malam. Jadi gue mandinya tadi pagi."

"Yah, bau lo nggak hilang dong? Kan gue bilang, sebelum jaga malam, mandi dulu. Bau lo itu membawa bencana. Bakalan nggak bisa tenang ini di IGD kalo jaganya bareng lo." Dohyon mengacak-ngacak rambutnya frustasi sambil menatap Tony seakan Tony adalah biang masalah dalam hidupnya.

Minhee yang kebetulan sedang rebahan di sofa panjang di ruang koass dengan wajah tertutup buku langsung menyingkirkan buku itu dari atas wajahnya dan menoleh menatap 2 koass lain yang sedang berada di dekatnya. "Diam coba, gue mau merem sebentar nih. Lagian kalo Tony bau, mau lo siram pakai kembang 7 rupa atau lo semprot pakai Stella selusin juga nggak bakal ngaruh. Bau kesengsaraannya tetap lebih kuat. Lo cuma butuh satu koass wangi buat ngimbangin baunya si Tony."

"Donghyun jaga bangsal bareng Jinwoo malam ini, gimana mau ngimbangin baunya Tony? Kalo gue kan koass netral, nggak bau, tapi nggak wangi. Pasien datang ya sewajarnya. Kalo Tony yang jaga, bisa-bisa sekampung masuk rumah sakit semua." Dohyon mencibir sambil melirik Tony yang berdiri di sampingnya dengan seragam jaga berwarna biru.

Tony menoleh ke arah Minhee yang kasih dengan posisi ala mermaidnya. "Kak, pernah ketemu anak pertamanya dokter Minhyun?" tanyanya tiba-tiba.

Minhee berpikir sebentar, kemudian mengangguk. "Pernah. Anaknya aktif, easy going, gampang dekat juga sama orang baru. Tapi agak rusuh. Nggak agak sih, emang rusuh anaknya. Kalo dilihat, emang cantik. Tapi wajahnya lebih dominan ke dokter Minhyun daripada dokter Sakura."

Tony berpikir. Perempuan rusuh dan wajahnya dominan ke arah dokter Minhyun. Dan otaknya memvisualisasikan dengan sosok dokter Minhyun yang sedang memakai wig panjang dengan pakaian perempuan, kemudian berteriak-teriak di sepanjang lorong rumah sakit dengan menaiki brankar. Oh, tidakkah itu terlihat seperti orang kesurupan?

 Oh, tidakkah itu terlihat seperti orang kesurupan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
COASS COOPERATE 3.0 [Sequel of CC 2.0]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang