A Phone Call At Night

11.4K 2.4K 471
                                    

"Jun, pelanin mobilnya. Jangan ngebut-ngebut. Lo mau kita berdua mati konyol di jalan?" Minhee menoleh menatap Junho yang sedang menyetir di sampingnya sambil menyanyikan lagu Midnight Memories milik One Direction yang mengalun dari pemutar musik di mobilnya.

Junho menoleh sebentar ke arah Minhee sambil menggumamkan lagu Midnight Memories dengan lirik yang melenceng tidak jelas. Dan seolah ingin menguji kesabaran Minhee, Junho justru mengeraskan alunan lagu dan menambah kecepatan mobilnya. "Santai dong, Hee. Lo kayak nggak pernah kebut-kebutan bareng gua," katanya santai.

Minhee melotot dan menoleh ke samping dengan wajah horror. "Gila ya lo? Musik lo kekencengan dan lo ngebut gini, tapi lo masih bisa santai? Santai kepala lo botak. Pelanin mobilnya, entar kena tilang polisi."

"Butuh uang berapa sih? Sini, gua kasih sama dompetnya sekalian. Uang gua lagi banyak nih. Kemarin gua beli banyak makanan, tapi ujungnya nggak kemakan. Gua kasihin tikus-tikus deh. Lo tau nggak? Penjaga drive thrunya kemarin sewaktu gua pesan, dia malah ngegas nggak karuan. Gila kan? Harusnya pelanggan dilayani sepenuh hati karena pelanggang adalah raja. Kemarin gua juga beli beberapa celana baru, tapi celananya malah kependekan. Semuanya seukuran sama kakinya Dongpyo, jadi nggak gua pakai sama sekali. Lucu banget gua make celana kayak gitu. Potong kaki apa ya? Hahaha..."

Minhee memijat pangkal hidungnya perlahan sambil berharap-harap cemas kalau Junho mau memelankan laju mobilnya. Sebenarnya di mana letak korelasi antara musik yang mengalun keras, juga kecepatan yang di atas rata-rata dengan membeli banyak makanan, memberikannya pada sekoloni tikus, penjaga drive thru yang tidak ramah, pelanggan adalah raja, celana baru, celana kependekan, ukuran kaki Dongpyo, dan potong kaki? Di mana? Coba beritahu Minhee jika kalian menemukan korelasinya.

"Kemarin gua ke bioskop habis beli sepatu beberapa kotak yang semuanya kayak ukuran kakinya si Hyungjun. Gua beli 5 tiket masuk, tapi gua robek 4 tiket karena yang kepake cuma 1. Filmnya horror, tapi pas gua teriak karena kaget, malah gua yang kena marah. Pas keluar bioskop, ada yang nabrak gua dan minuman sodanya numpah. Dia marah-marah ngatain gua nggak punya mata, padahal mata gua masih terpasang utuh dua-duanya. Lo tau nggak harga mata di pasar gelap berapa, Hee? Lebih murah dari ginjal. Ya tapi lebih banyak yang milih jual ginjal daripada jual mata. Kekayaan instan, kayak bubur sama ramen aja instan. Jin Aladdin kalah fungsinya. Lo tau Jin Aladdin kan? Yang a whole new world kesukaannya Eunsang itu. Biru-biru kayak hipotermia. Hahaha... hipotermia..."

Minhee masih memijat pangkal hidungnya pasrah. Ia terus menanyakan pada dirinya, di mana letak korelasi itu semua? Tidak ada. Ia berani bertaruh, semua yang dikatakan Junho tidak nyambung satu sama lain. Dari topik A, Junho bisa melompat sangat jauh ke topik D, dan berpindah lagi pada topik K, yang pada akhirnya membuat dirinya sendiri menertawakan perkataannya yang entah ada di mana letak lucunya. Minhee pusing.

Ia melirik ke samping, ke arah Junho yang sedang menyanyikan lagu Best Song Ever milik One Direction dengan suara keras. Daripada kebut-kebutan, gaya mengemudi Junho lebih mirip pembalap malam yang ugal-ugalan. Dan ia belum ingin mati sia-sia. "Jun, pelanin mobilnya. Lo beneran pengen mati konyol ya?" ancamnya.

Junho menoleh. "Mati konyol. Oh... jangan mati konyol kata orang tua jaman dulu, karena darah muda adalah darah yang terbakar. Membara penuh api, berujung menjadi abu tertiup angin muson barat hahaha...."

"Gue nggak mau pulang bareng lo lagi lain kali kalo lo nyetirnya ngawur gini. Jangan ke rumah gue lagi pas ada masalah kalo lo niatnya bikin kita berdua mati konyol." Minhee meremat sabuk pengamannya tanpa sadar saat mobil Junho semakin oleng ke kanan kiri saking ngebutnya.

Junho mengulurkan tangannya dan mencolek sebentar ujung dagu Minhee. "Ngomel-ngomel kayak ibu-ibu lagi hamil aja, Hee. Gua cium nih kalo lo ngomel-ngomel lagi. Awas darah tinggi, jadinya lo yang mati konyol. Bukan gua, apalagi kita hahaha..."

COASS COOPERATE 3.0 [Sequel of CC 2.0]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang