Way Back Home (Sukrosa Ver.)

12.1K 2.2K 872
                                    

This part will taste sweet because it contains sucrose or it will taste salty because it contains cheese

"Aku udah bilang sama kamu sebelumnya, nggak usah pikirin apa yang mamamu bilang soal kita. Han, kita sama-sama udah dewasa dan kita tau semua konsekuensi dari segala keputusan yang kita ambil. I have a boyfriend, you too. Aku nggak mungkin mutusin pacarku hanya karena keinginan mamamu, yang bahkan aku baru kenal, Han."

Yohan memijat pangkal hidungnya perlahan sambil terus mendengarkan semua yang Yireon katakan ditelepon selama ia berjalan ke arah parkiran belakang. Sebelum Yireon menghubunginya, mamanya lebih dulu mengirim pesan berisi tulisan-tulisan sarkas yang berisi tentang segala kesalahan yang sudah Yohan lakukan. Dan beberapa detik kemudian, Yireon menghubunginya, menanyakan padanya apa yang sudah dikirim oleh mama Yohan karena sebelum pesan itu dikirimkan, Yireon mengatakan lebih dulu bahwa ia sudah memiliki seorang pacar, sama halnya dengan Yohan dan tidak mungkin baginya memutuskan pacarnya untuk menuruti perkataan mama Yohan yang hanyalah tetangga yang baru dikenalnya. Itu konyol.

Sekarang kepala Yohan pusing. Yireon sudah memiliki pacar yang tidak mungkin diputuskan karena berniat melamar gadis itu setelah Yireon disumpah dan ia tidak mungkin mencari gadis lain yang bisa dijadikan pacar, sementara ia sendiri masih begitu mencintai mantan pacarnya. Ini seperti sesuatu yang menjengkelkan dan hanya memberatkannya. Yireon tidak akan diberatkan oleh hal ini karena pacar gadis itu jelas akan semakin menunjukkan keseriusannya, yang jelas meluluhkan hati orang tua Yireon, dan gadis itu bisa hidup bahagia seperti dongeng. Lalu dirinya?

"Yohan, kita udah dewasa. Kamu punya jalan hidupmu sendiri dan aku juga punya. Nggak mungkin aku putus sama pacarku hanya karena mamamu bilang dia mau aku jadi menantunya. Tahap hubunganku dengan pacarku udah bukan tahap pacaran cinta monyet kayak anak SMP yang baru kenal cinta, Han. Kami berpikir tentang membangun sebuah keluarga, bukan lagi pacaran sekedar buat teman malam mingguan." Yireon kembali menjelaskan dengan panjang. Ia terdengar menghela napas beberapa kali, kemudian memanggil-manggil nama Yohan yang tidak kunjung menanggapi perkataannya.

Yohan menarik napas panjang dan mengembuskannya perlahan. "Kami udah putus, beberapa saat setelah kamu ketemu sama pacarku. Sebenarnya hubungan kami masih bisa diperbaiki, tapi pandangan mama dan papa yang nggak bisa diperbaiki. Aku nggak mungkin menjalin hubungan sama dia, sedangkan pandangan orang tuaku keras."

"Yohan... kenapa kamu nggak bilang kalo kamu udah putus sama pacarmu? We're friends, Han. Terus hubungan kamu sama mantanmu gimana? Kalian masih komunikasi atau..." Yireon menggantungkan kalimatnya, terdengar ragu untuk melanjutkan.

Yohan mengangguk samar, meski Yireon tidak dapat melihatnya. "Kami bicara sesekali, tapi benar-benar canggung karena ada status mantan di antara kami. Kami putus bukan karena kami bosan satu sama lain atau udah menemukan yang lebih baik, jadi kami harus mengakhiri hubungan melenceng ini, tapi karena keadaan yang sebenarnya nggak berpihak. Lebih dari keadaanku yang bisa memihak sebenarnya."

Tidak ada sahutan di ujung sana. Yireon sepertinya masih berpikir tentang apa yang perlu dikatakannya, sementara Yohan hanya menarik napas dan mengembuskannya perlahan sambil terus melangkah keluar rumah sakit. Hingga kemudian napasnya terhenti kala ia melihat Yuvin sedang menatap ke arahnya, kemudian berjalan mendekatinya. Ia sudah tidak bisa merasakan kedua kakinya saat mantan pacarnya itu tersenyum padanya dan terus mendekat padanya.

Yireon memanggilnya beberapa kali, tapi ia sama sekali menanggapinya. Fokusnya teralihkan pada sosok Yuvin dalam balutan kemeja abu-abu bergaris hitam dengan celana hitam dan pantofel di kakinya. Rambutnya agak berantakan setelah jam bertugasnya selesai, dan dengan langkah panjang ia mendekati Yohan.

COASS COOPERATE 3.0 [Sequel of CC 2.0]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang