Talk Me Down (Maltosa Ver.) - 2 END

13.9K 2.4K 734
                                    

This part will taste sweet because it contains maltose or it will taste salty because it contains cheese

Satu dari sekian banyak terapi yang sudah dijadwalkan untuk Junho adalah Kelompok Dukungan Sebaya, di mana ia akan pergi ke suatu tempat setiap minggunya untuk berkumpul bersama orang-orang senasib dengannya dalam berbagai keadaan tidak menyenangkan karena gangguan mental. Para pesertanya bergantu-ganti dalam berbagai keadaan, entah menyerah dengan kelompok ini, menyerah pada hidupnya atau bahkan gangguannya yang sudah memilih menyerah. Tapi Junho sepertinya merasa bahwa ialah satu-satunya peserta konsisten dari kelompok ini, yang datang setiap minggu dengan napas berat demi memenuhi kebutuhan hidupnya.

Baginya, kelompok ini justru membuatnya semakin depresi. Setiap kali ia duduk di salah satu kursi dengan para peserta lain yang duduk melingkar di kursi mereka mengelilingi sebuah keramik bergambar bunga teratai berwarna merah muda, mendengarkan banyak kisah dari para peserta yang selalu berubah tiap minggunya dan mendengarnya duka dari kehidupan mereka, ia tidak merasa lebih baik sama sekali. Setelah acara sederhana ini selesai, ia akan dijemput untuk kembali ke rumah sakit, ke kamarnya yang sunyi dan ia kembali merenungi mengapa manusia harus dilahirkan jika tidak diinginkan?

Kunjungannya terakhirnya ke acara ini sekitar minggu lalu, sore hari tepatnya mendekati senja. Seorang cewek bernama Kim Sohee yang mengaku didiagnosa gangguan kepribadian ambang dan gangguan depresi berulang saat ia sedang duduk tepat di seberang gadis itu. Dia menceritakan bahwa orang tuanya bercerai dan hidupnya tidak baik-baik saja karena ayahnya seorang pemabuk, dan ibunya hidup mandiri dengan menjual harga dirinya. Kehidupannya di sekolah buruk, teman-temannya melihatnya sebagai anak aneh yang selalu makan siang di toilet karena tidak ada siapapun yang mau menerimanya. Hanya itu yang Junho dengar, dan selanjutnya ia mendengar desas-desus kabar dari psikolognya bahwa Sohee ditemukan gantung diri di gudang rumahnya. Tragis kan?

Sebenarnya bukan depresi adalah efek samping dari sekarat. Dalam hal ini adalah sekarat adalah efek samping depresi. Orang-orang di sini sekarang, hidupnya hancur berantakan, dan selalu bertanya mengapa banyak orang tidak berbaik hati membiarkan mereka mati saja daripada harus menjalani hidup di batas sekarat seperti ini? Bahkan Sohee yang tampak sehat pun, dia sedang sekarat. Hanya saja, tidak seorangpun menganggapnya sekarat karena fisiknya baik-baik saja. Jika saja Sohee terbaring koma dan punya prognosis buruk, mungkin semua orang akan berlomba-lomba menaruh simpati padanya dan mengakui bahwa cewek itu sedang sekarat. Tapi ya tidak terjadi hal yang buruk bagi fisik cewek itu, dan tidak ada yang melihat bahwa ia sudah sekarat sejak lama.

Junho menarik napas panjang dan mengembuskannya perlahan. Sore ini ia kembali ke Kelompok Dukungan Sebaya, dengan Eunsang yang menyetir dengan kecepatan pelan dan membosankan. Sebenarnya ia tidak ingin kembali, hanya saja Eunsang memaksanya, mengatakan bahwa ia berhak memiliki kehidupan. Dan inilah definisi pemenuhan kebutuhan hidup baginya. Sesungguhnya sejak awal kelompok ini sudah gagal membuatnya terpikat, tapi sore ini saat Eunsang berkata padanya akan menemaninya pergi ke pertemuan, ia rasa Kelompok Dukungan Sebaya akan sedikit lebih baik daripada sebelum-sebelumnya.

Eunsang memarkirkan mobil sedan hitam yang dipinjamnya dari dokter Chaeyeon di samping mobil lawas lain. Ia menoleh menatap Junho sambil melepaskan sabuk pengamannya. "Eunsang tungguin sampai Juno selesai ya?" tanyanya.

Junho hanya mengangguk samar sambil melepaskan sabuk pengamannya. Ia tidak berbicara apapun bukan karena ia tidak mau berbicara pada Eunsang, tapi entahlah, setiap kali ia ingin mengatakan sesuatu, ia selalu merasa takut bahwa hal-hal yang akan dikatakannya adalah hal yang salah.

COASS COOPERATE 3.0 [Sequel of CC 2.0]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang