Wooseok uring-uringan pagi ini. Walaupun sudah menerima telepon dari kedua orang tuanya yang mengucapkan selamat ulang tahun padanya tadi sesaat setelah ia bangun dari tidurnya, ia tetap saja uring-uringan. Bahkan setelah mandi dan mengguyur badannya dengan air dingin, ia tetap uring-uringan dan kepalanya seperti akan mendidih. Tapi bagaimana ia tidak uring-uringan kalau begitu ia bangun tidur, Jinhyuk sudah tidak ada di sampingnya?
Oke, Wooseok mengakui kalau ia sudah berekspektasi besar sejak semalam kalau begitu ia membuka mata, wajah orang pertama yang dilihatnya adalah wajah Jinhyuk. Kemudian Jinhyuk akan menciumnya atau apalah yang terdengar seperti morning greeting to your birthday boyfie sambil mengucapkan selamat ulang tahun padanya. Keinginannya tidak terlalu muluk-muluk kan? Ia hanya ingin mendapat morning greeting yang manis saat bangun tidur, tapi Jinhyuk sudah menghilang entah ke mana saat ia membuka mata. Dan sialnya saat ia benar-benar sadar dari tidurnya, ia mendengar Jinhyuk kembali berbicara pada seekor kucing.
Kucing itu bangsa manja yang selalu minta dimanja tanpa tau waktu, pikirnya.
Serius, Wooseok bahkan tidak mengharapkan kejutan yang besar atau kejutan yang mahal. Ia hanya ingin diberikan sweetest morning greeting di hari ulang tahunnya yang bahkan tidak memakan sepeserpun uang dari black card Jinhyuk yang tiada matinya. Dan kalaupun Jinhyuk berniat memberinya kejutan di malam hari nanti, ia tidak bisa. Jangankan untuk kejutan atau merayakan ulang tahunnya, untuk pulang ke apertemen dan bergelung nyaman dalam pelukan Jinhyuk saja tidak akan bisa.
Malam nanti, ia harus berjaga malam di VK dan ia tidak akan bisa mangkir dari kewajibannya untuk berjaga malam atau dokter Sakura akan mempersulit lapkasnya yang akan datang.
Wooseok mendengus sebal dan memasuki dapur dengan kaki menghentak sebal dan bibir yang melengkung ke bawah. Dahinya bahkan ikut berkerut sebagai kode jangan mendekat, sedang dalam mode ganas.
"Selamat ulang tahun, Kim Wooseok."
Seketika Wooseok langsung menghentikan langkahnya, menaikkan pandangannya, dan tertegun saat matanya bertemu pandang dengan mata Jinhyuk yang sedang menatapnya lembut di balik meja makan.
"Ini apa?" tanyanya bingung. Mata bulatnya menyipit menatap deratan menu sarapan sederhana yang hanya terdiri dari 2 piring nasi goreng dengan telur mata sapi dan sosis berbentuk gurita di atasnya, segelas minuman yang dibuat dari lemon, dan segelas kopi dengan aroma hangat.
Jinhyuk berjalan mendekat dengan apron hitam yang masih melekat di tubuh semampainya. Ia mengulas sedikit senyum dan berdiri di hadapan Wooseok yang masih menatapnya shock. "Selamat ulang tahun, Sayangku. Sorry, this morning I didn't give you a kiss or a hug. Sorry, I didn't have the chance to buy the gift you wanted, and this is all I can do for your special day."
Wooseok mengangkat pandangannya menatap Jinhyuk yang berjarak beberapa jengkal darinya. Ia kehilangan kalimatnya. Semua perasaan kesal yang tadinya membuatnya uring-uringan seketika. "Kamu yang masak semuanya, Hyuk?" tanyanya pelan.
Secara sederhana, Jinhyuk mengangguk. Residen forensik itu mengangkat kedua tangannya untuk membingkai wajah mungil Wooseok, mengamati tiap lekukan wajah rupan Wooseok dengan seksama. "Thank you for opening your heart and letting me in. Thank you for being a part of life that I never want to leave."
Wooseok mengangkat kedua sudut bibirnya untuk tersenyum, kemudian berusaha menggenggam kedua tangan Jinhyuk yang tengah membingkai wajahnya. Dan ia merasakan bahwa pada beberapa jari Jinhyuk, ada plester luka yang melekat. Ia lantas menurunkan kedua tangan Jinhyuk dan menatap sekitar 4 jari Jinhyuk yang terbalut plester luka.
"Jinhyuk, you're very shocking, but you don't have to do it. You hurt yourself." Wooseok sedikit menjinjit demi memeluk leher Jinhyuk dan menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher jenjang Jinhyuk. Kedua tangannya melingkar erat di sekitar leher Jinhyuk dan Wooseok kian menyamankan pelukannya dengan merapatkan tubuhnya pada tubuh Jinhyuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
COASS COOPERATE 3.0 [Sequel of CC 2.0]
FanficSequel dari Coass Cooperate 2.0 Silakan membaca Coass Cooperate 2.0 apabila merasa bingung dengan plot Coass Cooperate 3.0 Seputar kehidupan para koass selama masa Program Profesi Dokter, bersama segala balada hidup dan asmaranya bersama teman sepen...