COASS COOPERATE 3.0 [Sequel of CC 2.0]

Apologize If You're Wrong

"Gue tadi ketemu dokter Byungchan. Tumbenan banget udah di rumah sakit pagi-pagi kayak gini, biasanya datang nanti sekitar jam 8 pagian. Itu tadi gue ketemu di depan IGD jam setengah 7 pagi. Mana kalem banget kelihatannya sekarang."

"Eh iya, tadi kan kita barengan. Emang setiap hari barengan sih. Biasanya kan dokter Byungchan satu badan mulut semua kayak petasan tahun baru, sekarang kalem banget sih. Senyumnya lebih adem gitu. Manis banget. Efek semakin lama tunangan sama residen psikiatri bukan sih?

"Kayaknya sih gitu, Njun. Kayaknya jadi sebadan mulut semua kayak petasan tahun baru itu juga capek. Mungkin dia mau berubah jadi kalem, apalagi dia kan calon spesialis dan dokter Seungwoo juga calon psikiater. Kan rata-rata psikiater itu wajahnya adem, kalem gitu. Dokter Seungwoo kan juga adem kalem gitu. Tapi cepat banget ya berubahnya jadi kalem."

"Ya emang lo, mau jadi kalem cuma resolusi tahun baru doang. Kelihatan orang ganti warna rambut aja udah julid. Kelihatan orang beli sepatu baru udah dijulidin. Tapi tiap tahun baru resolusinya pasti mau jadi lebih kalem. Heleh, pret."

Minhee melirik sebentar pada si kembar yang sedang mengobrol - mengghibahkan - dokter Byungchan sambil memakan biskuit gandum berselai coklat di sudut ruang koass seperti tidak memikirkan siapa tahu konsulen akan menyindir dan menegur mereka saat bimbingan sebentar lagi. Keduanya tampak aktif mengomentari banyak orang yang mereka lihat pagi ini, dengan tas yang masih berada di punggung mereka, mulut yang tidak berhenti bicara, dan tatapan mata yang berubah fokus dengan sangat cepat. Berbanding terbalik dengan Eunsang yang sedang sibuk mengobrak-abrik tasnya untuk mencari sesuatu.

Fokus Minhee berubah ke arah Eunsang yang tampak mengomel kecil karena kehilangan highlighter baru yang dibelinya kemarin sore sambil membawa-bawa nama Minkyu atau Yohan sebagai pelaku hilangnya highlighter barunya. Dan ngomong-ngomong soal Eunsang, sejak di mobil Junho tadi, ia tidak berbicara apapun pada Eunsang. Rasanya benar-benar canggung untuk berbicara dengan Eunsang walaupun Junho sudah berusaha mencairkan suasana dengan menarik ia dan Eunsang ke dalam satu topik pembicaraan. Padahal biasanya ialah yang lebih banyak bicara, malah saking banyaknya, Eunsang sampai pusing harus menjawab apa dan menanggapi bagaimana.

"Sang, ayo ke ruang bimbingan. Masih ngapain sih? Kok lama banget. Masuknya nanti keburu keduluan dokter Minkyung nih. Kayaknya juga si Minkyu sama Yohan udah di sana duluan. Kalo Yohan nggak kesiangan gara-gara kebanyakan kelon sih." Dongpyo melirik arloji di pergelangan tangan kirinya, sementara tangan kanannya meremas bungkus biskuitnya.

Eunsang menoleh dan menggeleng pelan. "Kalian duluan aja nggak papa. Bentar, masih nyariin highlighter. Kalo nyari di ruang bimbingan, nanti malah dimarahin sama dokter Minkyung. Duluan aja nggak papa, biar nanti Eunsang nyusulnya telatan dikit. Tapi bilangin, Eunsang nggak bolos bimbingan."

"Konsulen pasti percaya kalo ada salam Eunsang nggak bolos, cuma telat dikit. Coba kalo gue yang nitip salam telat dikit, pasti dibilang mau bolos pakai cara halus, dasar koass." Hyungjun menanggapi sambil merangkul bahu Dongpyo yang sudah lebih dulu membuka pintu ruang koass. "Ya udah, gue duluan. Jangan kelamaan di sini. Anak gadis nggak baik berduaan di sini, siapa tau ada bisikan disuruh balikan. Kan gawat tuh hahaha..."

"Ih, apa sih? Siapa yang balikan? Pergi sana. Hyungjun nyebelin..."

Minhee melirik tajam sekilas pada si kembar, sebelum akhirnya si kembar langsung meninggalkan ruang koass sambil tertawa girang. Kemudian ia meraih highlighter biru miliknya yang terselip di sampul buku Vaughan dan Asbury Oftalmologi Umum dan berjalan ke arah Eunsang yang masih mengomel highlighternya yang tidak kunjung ketemu.

"Nih, pakai dulu punya gue sampai punya lo ketemu," katanya sambil menyodorkan highlighter biru yang belakangan ini - setidaknya selama stase mata - lebih sering dipakai.