Graft Versus Host Disease - 2

11.8K 2.5K 895
                                    

"Lo tau nggak, Jun, kalo walaupun lo itu sebenarnya pinter atau kelihatan cakep di mata banyak orang, lo itu bego di mata gue. Sadar nggak begonya bagian mana?"

Junho menoleh ke arah Yohan yang duduk di sampingnya di dalam mobil sejenak, kemudian kembali menatap lurus ke depan, ke pintu belakang rumah sakit tempat Eunsang sedang berdiri di sana entah menunggu siapa, sementara langit sore itu mulai mendung sambil sesekali melongokkan kepalanya, kemudian menatap ke arah ponsel di tangannya.

Yohan menoleh ke samping, membalas tatapan Junho sarkas. "Dulu kenapa sih lo deketin Eunsang sampai bikin dia sebaper itu sama lo? Dia anak baik-baik, beda sama lo, Jun."

"Lo anggap gua bukan anak baik-baik?" Alis Junho naik sebelah.

Yohan tersenyum remeh sesaat, kemudian mengangguk dengan gerakan congkak. "Yang tau detail tentang lo cuma gue sama Minhee. Bukan Eunsang. Dia nggak tau banyak tentang lo. Termasuk hal yang selama ini gue sama Minhee tutupin dari semua orang. You're a former smoker."

Junho diam. Ia membuang pandangannya dari Yohan kembali ke arah Eunsang yang masih berdiri di tempatnya sambil beberapa kali melongokkan kepala seperti sedang menunggu seseorang, menatap ponselnya berulang kali, dan berakhir dengan menghentakkan kakinya tidak sabaran.

Yohan terkekeh. "Kalo lo emang sekhawatir itu semisal Eunsang pulangnya kesorean atau malah kemalaman, samperin dong. Kasih tebengan. Jangan cuma dilihatin dari sini," ujarnya.

"Kayaknya dia nggak butuh tebengan gua."

Yohan tertawa remeh. Ia mengangkat tangan kanannya, menatap jari-jarinya sambil tersenyum miring. "Dokter Midam juga nggak butuh kali sama keberadaan lo, tapi lo tetep datang tanpa diminta kan? Kenapa buat Eunsang enggak? He's waiting and you don't come to him."

Junho menoleh. Matanya lurus menatap ke arah Yohan. Entah apa yang sedang ingin dibahas oleh Yohan, tapi Junho sungguh muak harus mendengar ini ratusan kali, baik dari mulut Yohan atau bahkan mulut Minhee. Mereka berdua berbicara seperti lidah mereka tidak memiliki tulang dan wajah mereka tidak memiliki ekspresi lain.

Tapi di mana salahnya kalau Junho tidak mendatangi Eunsang sore ini? Yohan mendadak mengorek ini, mengaitkannya dengan apa yang terjadi di antaranya dengan Midam malam itu. Dan ini terjadi setiap kali ia mencoba mengabaikan pacar residen bedah itu.

"Lo masih marah karena tadi siang Eunsang pergi jenguk anak yang kena gejala GvHD itu berdua bareng kakak lo?" Yohan bertanya, tepat pada inti yang sebenarnya tidak ingin Junho bahas, juga pada inti hal yang paling ingin ia tanyakan.

Junho memilih bungkam. Ia tidak menjawab apapun, melainkan mengeraskan rahangnya. Ia bisa mengingat bagaimana jelasnya ketika Eunsang menjadi lebih ekspresif saat berjalan berdampingan dengan Eunwoo, lebih daripada ketika mereka berjalan berdampingan dulu. Ia juga bisa melihat Eunsang lebih bisa mengungkapkan pikirannya tentang sesuatu hal atau menyuarakan gagasannya setelah menjenguk pasien anak yang mengalami gejala GvHD kepada Eunwoo, lebih daripada selalu bersikap ambisius di depan konsulen.

Mungkin hanya perasaan Junho atau memang ia merasakan hal itu bahwa ia melihat Eunsang mendapatkan kenyamanan saat bersama Eunwoo.

"Lo nggak bisa nyebut kakak lo sebagai perusak hubungan antara Eunsang sama lo karena pada dasarnya hubungan lo sama Eunsang udah rusak. Dan elo sendiri yang ngerusak itu, Jun. Bukan Eunsang."

Sepasang mata Junho masih menukik tajam menatap Eunsang yang mulai mencebik kesal karena apa yang sedang ditunggunya tidak kunjung datang, sementara di luar sana mulai gerimis.

"Herannya adalah kenapa lo bisa semarah dan secemburu ini Eunsang jalan bareng sama kakak lo sementara lo harusnya sadar kalo di antara Eunsang sama lo, udah nggak ada hubungan apapun? Tapi lo kurang bisa intropeksi diri sewaktu lo jalan berdua bareng dokter Midam, sementara harusnya lo sadar kalo waktu itu lo sama Eunsang masih punya hubungan."

COASS COOPERATE 3.0 [Sequel of CC 2.0]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang