I'm Here For You

12.9K 2.5K 528
                                    

Serius tugasku cuma kameramen, aku nggak jualan Paseo, Multi, atau bahkan Nice😧

[[💌]]...................................[[🕊]]

Eunsang membuka pintu kamarnya perlahan dan menatap Junho yang tengah berbaring memunggungi pintu dalam balutan selimut dengan pandangan sendu. Semalam ia tidur di kamar kakaknya karena Junho sepertinya tidak ingin diganggu oleh siapapun dan ingin sendirian, jadilah ia membiarkan Junho tidur di kamarnya. Tapi ketika ia pindah ke kamar kakaknya setelah mengobati dan memperban luka-luka Junho, justru ialah yang tidak bisa tidur. Ia tidak bisa membiarkan Junho sendirian dalam keadaan seperti itu. Meski Junho tidak mengatakan apapun, ia bisa melihat dari sorot mata Junho yang kosong bahwa ada perasaan terluka yang begitu dalam. Maka akhirnya setiap kali ia merasa cemas dan gelisah dengan keadaan Junho, ia akan pergi ke kamarnya untuk melihat apa yang mungkin Junho lakukan. Kunjungan terakhirnya melihat Junho adalah jam 4 pagi tadi dan sampai sekarang - jam 7 pagi - posisi Junho tidak kunjung berubah. Bahkan sejak semalam, posisi Junho tetap seperti itu.

Eunsang menutup pintu kamarnya perlahan tanpa membuat suara sekecil apapun yang bisa mengganggu Junho. Ia mendekati tempat tidurnya dan duduk di pinggiran ranjang yang dipunggungi oleh Junho. Napas Junho teratur, namun terasa lebih berat. Dan sepertinya Junho tidak tidur, hanya tidak bergerak dan tidak berbicara apapun.

Sementara matanya terus menatap punggung lebar Junho, sebelah tangannya terangkat mengusap lengan Junho, memberitahu bahwa ia di sini. "Juno, perban lukanya diganti dulu ya? Dibersihkan dulu, terus diobatin biar cepat sembuh. Sebentar aja ya?"

Junho tidak bergeming. Bahkan bergerak dari posisinya pun tidak. Eunsang yakin kalau Junho bisa mendengar suaranya dengan jelas, tapi tidak memberikan respon yang diinginkannya. Ia tidak bisa memaksanya. Sepertinya Junho sedang dalam masa-masa di mana ia tidak ingin melakukan banyak hal. Ditambah dengan permasalahan yang belum dijelaskannya.

"Juno, sebentar aja ya? Setelah lukanya diobatin dan diganti perban, Juno boleh tidur lagi. Eunsang nggak akan ganggu kok. Juno boleh tidur selama yang Juno mau," Eunsang berkata lirih. Tangannya masih mengusap lembut lengah Junho.

Junho tidak menjawab apapun, namun langsung menyingkirkan selimut yang membalut tubuhnya dengan gerakan pelan, dan duduk di hadapan Eunsang dengan kepala tertunduk. Biasanya, Junho akan dengan senang hati membalas tatapan setiap orang yang ada di depannya, tersenyum, dan membuat banyak sekali topik pembicaraan, tapi kali ini ia hanya duduk diam sambil menundukkan kepalanya, berusaha menghindari pandangan siapapun.

Eunsang meraih kedua tangan Junho dalam diam. Ia bisa merasakan nyeri di dalam hatinya saat merasakan bahwa Junhonya terlalu diam dan tidak banyak bereaksi, bahkan menatapnya pun enggan. Ia tidak akan melotot pada Junho atau membentak Junho atau meneriaki Junho, tapi Junho menghindari pandangannya seakan ia berpotensi untuk memelototi atau membentak atau bahkan meneriaki Junho. Padahal ia tidak akan pernah melakukan itu pada Junho. Berpikir untuk melakukannya pun tidak pernah.

"Setelah ini Juno mau makan apa? Eunsang buatin ya?" Eunsang menahan suaranya yang agak bergetar saat ia membersihkan luka-luka di tangan Junho, berharap bisa mendengar suara Junho walaupun hanya sebentar.

Junho menggeleng. Hanya menggeleng tanpa mengeluarkan suara dan tanpa membalas tatapan Eunsang.

Eunsang menganguk tipis dan sengaja menekan kapas di luka-luka Junho saat ia membersihkannya, berharap ia akan mendengar Junho meraung kesakitan dan mulai mengomel padanya. Tapi Junho tidak bereaksi apapun, seakan luka itu sama sekali tidak memiliki arti baginya. Jika seandainya Eunsang yang terluka sampai seperti ini, mungkin Eunsang akan merintih kesakitan menahan perih saat lukanya ditekan dengan sengaja, bukan hanya diam saja.

COASS COOPERATE 3.0 [Sequel of CC 2.0]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang