"Dokter, aku mau buku gambar. Tolong ambilkan."
Yury yang baru membuka kamar di mana Baekjin dirawat langsung menoleh ke arah seorang lelaki yang mungkin setahun lebih muda darinya, yang sedang duduk di atas ranjang dengan setelan berwarna biru. Wajahnya tampak segar daripada saat pertama kali lelaki itu datang ke rumah sakit ini, rambutnya juga terlihat bersih dan rapi daripada saat datang ke sini dengan rambut acak-acakan, bahkan luka-luka di tangan dan kakinya juga tampak sudah mengering hingga perlahan sembuh. Dengan begini, Baekjin terlihat lebih sehat daripada sebelum-sebelumnya.
Ia lantas mengulurkan sebuah buku gambar berukuran A3 yang disimpan di dalam laci, bersama beberapa pensil dan penghapus berbentuk wajah Tweety. Begitu ia mengulurkannya pada Baekjin, lelaki itu langsung menerimanya dengan senyuman sumringah di bibirnya.
"Terima kasih, dok."
Selain mendapatkan perawatan sebagaimana perawatan yang seharusnya diterima sebagai pasien skizofrenia diferentiatif, Baekjin juga berlatih mengatakan kata-kata sederhana yang bisa membantunya bergabung dengan masyarakat, seperti kata tolong, maaf, dan terima kasih. Hanya kata-kata sederhana memang, tapi menurut dokter Seungwoo, jika kalimat ini diucapkan sambil tersenyum, orang yang mendengarnya akan merasa senang dan dihargai.
Meski kadang berbicara sendiri, tapi ia senang bahwa keadaan Baekjin mulai membaik dengan pengobatan dan perawatan yang diterimanya. Gangguan waham dan halusinasi itu mulai berkurang seiring dengan intensnya pengobatan yang lelaki itu terima, dan lelaki itu mulai bisa membedakan mana pikirannya sendiri dan mana kenyataan, termasuk Yury sebagai salah satu kenyataannya.
"Dok, gambaran saya bagus?" Baekjin menarik ujung snelli Yury sesaat setelah gambarannya selesai. Ia menunjukkan hasil gambarnya sambil tersenyum lebar.
Yury tersenyum saat melihat beberapa gambar berukuran tidak terlalu besar yang berada di tengah buku gambar. Ia lantas duduk di pinggiran ranjang Baekjin sambil memperhatikan satu persatu gambar di sana. "Kamu gambar apa hm?" tanyanya lembut.
"Ini aku sewaktu pertama kali ketemu pangeran alien." Baekjin menunjuk gambar pertama yang seperti menggambarkan 2 lelaki sedang berdiri berhadapan di depan sebuah benda yang - Yury tidak begitu bisa membedakan - tampak seperti piring terbang atau malah mangkok terbang.
Yury mengangguk. "Terus kenapa di gambar terakhir kamu pisah sama pangeran alien?" tanyanya sambil menunjuk gambar terakhir.
Raut wajah Baekjin tampak berubah sedih. "Dia yang ninggalin aku. Katanya, dia nggak mau ketemu dan bicara sama aku lagi. Aku marah, tapi dia tetap pergi. Terus aku di sini. Aku kesepian, nggak punya teman. Dia kadang-kadang datang, tapi aku tau kalo dia nggak mau temanan sama aku lagi. Aku kesepian, tapi aku masih marah sama dia."
"Kenapa harus kesepian? Kan dokter-dokter sama perawat-perawat di sini baik. Baekjin setiap hari selalu dijenguk dokter Seungwoo kan? Dia teman Baekjin juga, jadi jangan kesepian. Keluarga Baekjin juga selalu jenguk." Yury tersenyum tipis menanggapinya.
Baekjin menggeleng pelan. "Mama sama papa ternyata ada buat aku kalo aku sakit, tapi pangeran alien malah pergi dan marah-marah. Walaupun mama sama papa ada, tapi aku kesepian. Dia marah, aku juga marah. Untungnya ada dokter pangeran."
Yury memijat pangkal hidungnya pelan. Guna mengalihkan topik, ia mengeluarkan sebungkus Good Time coklat dari sakunya dan memberikannya secara cuma-cuma pada Baekjin yang tampak murung. Dari banyak hal yang harus diingatnya tentang para pasiennya, salah satu yang paling diingatnya adalah Baekjin yang tergila-gila pada alat gambar dan Good Time coklat, jadi seperti tanggungjawab baginya untuk membeli selusin pensil, penghapus, buku gambar, dan sekotak besar Good Time karena dokter Seungwoo berkata bahwa memang sebaiknya memberikan aktivitas yang disenangi pasien skizofrenia. Dengan begitu, emosi pasien skizofrenia bisa tercurahkan pada kegiatan itu. Secara logisnya, kegiatan itu bisa membantu mengalihkan gangguan waham dan halusinasi yang sering menyerang pasien skizofrenia.
KAMU SEDANG MEMBACA
COASS COOPERATE 3.0 [Sequel of CC 2.0]
FanfictionSequel dari Coass Cooperate 2.0 Silakan membaca Coass Cooperate 2.0 apabila merasa bingung dengan plot Coass Cooperate 3.0 Seputar kehidupan para koass selama masa Program Profesi Dokter, bersama segala balada hidup dan asmaranya bersama teman sepen...