"Ayo, makan yang banyak biar cepat besar. Enak kan? Makanya makan yang banyak..."
Jinhyuk yang baru saja keluar dari pintu belakang rumah sakit menuju mobilnya di parkiran menoleh ke arah Wooseok yang sedang berjongkok memunggunginya di samping mobil dokter Daniel sambil berbicara entah kepada siapa karena sejujurnya Jinhyuk tidak melihat siapapun di depan Wooseok, selain ban mobil dokter Daniel. Apakah Wooseoknya sedang mengobrol dengan ban mobil?
Ia mendekati Wooseok dengan langkah mengendap setelah melipat snellinya dan mendekapnya erat dengan erat di antara lipatan tangan kirinya. Ia mencoba melihat apa yang sedang dilakukan Wooseok dengan ban mobil dokter Daniel karena sepertinya pacarnya itu sangat menikmati mengobrol dengan ban mobil dokter Daniel.
"Masih lapar ya? Aku bawanya cuma 2 bungkus hari ini. Besok lagi ya? Harusnya aku bawa banyak, pasti kalian lapar banget ya..."
Alis Jinhyuk naik sebelah. Dua bungkus? Lapar? Apakah ban mobil dokter Daniel bisa berbicara, hidup, dan membutuhkan makanan layaknya makhluk hidup? Bukankah ini tampak seperti film Toy Story? Tapi semua mainan di film itu hanya bergerak, tidak membutuhkan makan dan tidak pernah kelaparan.
"Meow~"
Jinhyuk mengerjap beberapa kali dan mencondongkan tubuhnya ke samping saat indera pendengarannya menangkap suara kucing yang terdengar begitu menggemaskan. Daripada kucing dewasa, suaranya lebih mirip dengan suara kucing yang masih berumur sekitar 3 bulan. Dan benar saja, ketika ia berjongkok di samping Wooseok, ia melihat 2 ekor peranakan kucing dengan bulu berwarna abu-abu sedang berada di depan jari-jari lentik Wooseok dan memainkan jari-jari itu seperti sebuah mainan.
Wooseok menoleh ke samping sesaat setelah ia menyadari kehadiran seseorang di sampingnya. "Katanya tadi mau ngobrol sebentar sama Seungwoo? Kok udah di sini?" tanyanya. Ia masih menggerakkan jari-jarinya menggoda 2 anak kucing yang terlihat begitu tertarik dengan jari-jari lentiknya.
"Seungwoo lagi ngobrol sama residen baru dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak dan kelihatannya lagi serius, jadi aku nggak mau ganggu. Lagian juga aku nggak kenal sama residen itu. Kesannya nggak sopan banget kalo tiba-tiba motong pembicaraan mereka." Jinhyuk mengulurkan tangannya untuk menyentuh puncak kepala seekor anak kucing yang tampak begitu antusias memainkan jari-jari Wooseok.
Wooseok mengangguk beberapa kali dan kembali menatap 2 anak kucing di hadapannya. "Kakaknya Junho itu ya? Namanya kalo nggak salah Cha Eunwoo. Iya bukan?" Wooseok kembali menoleh ke arah Jinhyuk dengan tatapan bertanya.
Jinhyuk menggeleng dan mengangkat bahunya pelan. "Nggak tau, kan aku nggak kenal sama dia. Lagian kamu tau dari mana kalo itu kakaknya Junho? Sampai kamu tau juga namanya Cha Eunwoo."
"Dari Byungchan. Dia dengar dari dokter-dokter di bagian penyakit dalam dan belakangan ini dia baru tau kalo dokter Cha ternyata mamanya Junho. Terus dia cerita ke aku sama Midam. Ternyata beneran, dokter yang nabrak brankar itu emang kakaknya Junho. Aku juga nggak kenal sih, cuma tau namanya sama orangnya aja. Belum pernah kenalan karena kita kan beda departemen, ya walaupun Obsgyn itu nyerempet ke Pediatri, apalagi kalo urusan bayi-bayi yang baru lahir. Tapi aku nggak pernah kenalan sama dia. Kayaknya sih dia pendiam."
Raut wajah Jinhyuk berubah datar. Ia mencibir sebentar, kemudian menoleh menatap Wooseok yang masih sibuk dengan 2 anak kucing di depannya. "Aku nginep apartemen kamu ya malam ini?" tanyanya.
Wooseok mengangguk. "Boleh. Baju-baju kamu juga sebagian ada di apartemenku, nggak usah pulang buat ambil baju lagi. Yang kemarin itu bisa dipakai kok. Kenapa kamu tiba-tiba pengen nginep di apartemenku?"
Jinhyuk mengangkat bahunya sebentar dan merangkul Wooseok setelahnya. "Nggak papa sih. Aku lagi kangen pacarku. Emang nggak boleh?"
............................. [[💌🕊]]
KAMU SEDANG MEMBACA
COASS COOPERATE 3.0 [Sequel of CC 2.0]
FanfictionSequel dari Coass Cooperate 2.0 Silakan membaca Coass Cooperate 2.0 apabila merasa bingung dengan plot Coass Cooperate 3.0 Seputar kehidupan para koass selama masa Program Profesi Dokter, bersama segala balada hidup dan asmaranya bersama teman sepen...