A Telephone Number Behind A Postcard

9.2K 1.9K 355
                                    

"Kyu, bisa minta tolong teleponin nomor ini nggak?"

Minkyu seketika berhenti membaca berita olahraga di ponselnya saat Wonjin mengulurkan padanya sebuah kartu pos bergambar sebuah pemandangan sebuah kota metropolitan yang penuh akan gedung pencakar langit dan kerlap-kerlip lampu yang menambah kesan mewah ketika senja hari. Kalau Minkyu tidak salah menduga, kartu pos itu tampak seperti lanksap Taiwan di senja hari dari ketinggian.

Ia lantas menutup portal berita olahraga yang tengah dinikmatinya dan menerima kartu pos itu dengan dahi berkerut. Serius, kartu pos ini tidak terlihat seperti baru dikirim. Melainkan sudah seperti dikirim berbulan-bulan yang lalu. "Kamu dapat kartu pos ini dari siapa, Sunshine?" tanyanya.

Wonjin mengangkat sebuah album foto seukuran buku tatalaksana penyakit dalam. "Tadi nenek ke sini bawain album foto, katanya sih buat hiburan. Terus di bagian belakangnya, aku nemu kartus pos itu. Ada nomor teleponnya. Tapi aku nggak tau punya siapa, Kyu," jawabnya.

"Ini kayaknya nomor Taiwan sih. Gambarnya juga kayaknya lanskap Taiwan..." Minkyu membolak-balikkan kartu pos di tangannya. "Atau mungkin Hongkong?"

Wonjin mengangkat bahunya sambil menggeleng pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wonjin mengangkat bahunya sambil menggeleng pelan. "Nggak tau, ingatanku agak menurun, Kyu. Tapi aku ingat kalo keluargaku nggak ada yang pernah pakai nomor Taiwan. Jangankan pakai nomor Taiwan, pergi ke Taiwan aja kayaknya nggak pernah. Makanya aku penasaran, nomor itu punya siapa dan kenapa bisa ada di kartu pos itu."

"Aku coba hubungi ya?"

Wonjin mengangguk samar. Ia meletakkan kembali album foto di atas pahanya dan menatap Minkyu yang sedang memasukkan nomor lekat-lekat.

"Bisa menyambung ternyata. Kedengaran nada sambungnya." Minkyu menoleh menatap Wonjin sembari mengembalikan kartu pos itu kembali ke tangan pacarnya.

Mata bulat Wonjin mengerjap penasaran. Ia lantas mengulurkan satu tangan kurusnya ke arah Minkyu. "Oya? Coba sini, mau dengar, Kyu," katanya.

Perlahan Minkyu menyerahkan ponselnya yang masih memperdengarkan nada sambung dari panggilan di ujung saja ke arah Wonjin. Ia menggenggam jari-jari kurus Wonjin perlahan untuk memastikan bahwa ponsel itu tidak sulit untuk digenggam oleh tangan Wonjin yang lemas. "Pelan-pelan aja, oke? Nanti kalo diangkat, loudspeaker aja. Biar aku bisa dengerin juga," pesannya.

Sebuah anggukan skeptis dilakukan oleh Wonjin sebagai sebuah jawaban. Ia tidak kunjung mendengar panggilan diangkat oleh orang di ujung sana. Satu-satunya yang ia dengar hanyalah nada sambung yang kian membuatnya bertanya-tanya siapakah pemilik nomor dan pengirim kartu pos bergambar lanskap Taiwan di bagian belakang album fotonya?

COASS COOPERATE 3.0 [Sequel of CC 2.0]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang