Another Person In Our Pillow Talk

10.6K 2.3K 2.5K
                                    

Kamu mungkin menginginkannya, tapi bagaimana jika dia tidak? Kamu yang begitu egois ingin memiliki ataukah ia yang begitu egois menahanmu bahkan ketika perasaannya tidak lagi sama?

Byungchan keluar dari kamar mandi sesaat setelah ia selesai dengan urusan kecilnya di sana dan mendapati Seungwoo sedang duduk bersandar pada headboard ranjang sambil membaca sebuah buku di tangannya. Ia lantas tersenyum tipis dan melanglah mendekati tempat tidur sambil terus mengamati kegiatan tunangannya yang sesekali menggerakkan tangan untuk mengganti halaman atau sekedar membenarkan letak selimut yang menutupi sebagian kakinya. Seungwoo benar-benar sangat berkonsentrasi saat sedang membaca sesuatu, seakan tidak ingin kehilangan satu informasi pun di dalam buku yang dibacanya dan itu berbanding dengan dirinya yang mudah terpecah perhatian karena alasan mata lelah atau mengantuk.

Dengan seulas senyum yang masih mengembang di bibirnya, ia mendudukkan dirinya di samping Seungwoo, ikut bersandar pada headboard tepat tidur sambil sesekali melirik buku yang bicara Seungwoo. Ia tahu bahwa ketika ia naik ke tempat tidur, Seungwoo pasti merasakan kehadirannya, tapi tidak kunjung meresponnya. Justru terlihat semakin serius membaca.

Byungchan berdeham pelan beberapa kali, berusaha merebut atensi Seungwoo yang semakin serius membaca, padahal ia bisa melihat pada halaman itu, hanya ada beberapa gambar dan sedikit tulisan. "Serius banget baca bukunya, dok. Padahal besok kan nggak ada lapkas dan kamu udah cukup menguasai bidang PPDSmu. Tapi serius banget sih baca bukunya," Ia menggoda.

Seungwoo tidak begitu menanggapinya. Residen psikiatri itu hanya bergumam tidak jelas sambil kembali membalik halaman buku di tangannya.

Byungchan tersenyum samar, matanya terus mengamati bagaimana seriusnya Seungwoo saat membaca. "Woo, tadi pasien kamu banyak?" tanyanya. Ia masih berusaha merebut atensi Seungwoo setelah caranya yang pertama gagal, padahal biasanya menggoda Seungwoo saat sedang serius tidak pernah membuatnya tidak mendapatkan atensi Seungwoo.

"Lumayan." Seungwoo menjawab dengan jawaban seadanya. Ia kembali membalik halaman buku dan kembali fokus pada bukunya, mengabaikan Byungchan yang terus menatapnya sambil tersenyum samar dan sesekali menghela napas berat.

"Pasienku juga lumayan banyak, tapi masih lebih baik daripada kemarin-kemarin. Hari ini aku dapat omelan lagi sih dari konsulen, katanya aku terlalu lambat gerak nanganin pasiennya. Aku udah ngelakuin semuanya dengan sebaik yang aku bisa, tapi kayaknya mood dokter-dokter konsultan emang lagi jelek. Mereka marah-marah sepanjang hari ini. Jadi sebenarnya di Interna itu yang berat bukan hanya kasus pasiennya, tapi suasana dokter di dalamnya. Kalo ngelihat dokter-dokter di departemen lain kayaknya santai, humble, enaklah intinya, tapi kalo di Interna rasanya tuh suram banget. Satu dokter konsultan udah uring-uringan, pasti dokter konsultan yang lain ikut uring-uringan juga. Jadi satu departemen itu uring-uringan semua..."

Byungchan menghentikan perkataannya saat ia sama sekali tidak mendapat respon apapun dari Seungwoo. Biasanya ketika ia mengeluhkan tentang betapa sulit harinya atau betapa rumitnya menjadi residen Interna, Seungwoo akan dengan sangat senang hati mendengarkannya, memperhatikannya, kemudian disusul dengan usakan lembut di puncak kepalanya atau usapan halus di sekitar wajahnya dan sebuah ciuman untuk menenangkan pikirannya. Tapi kali ini tidak. Jangankan sebuah usapan lembut atau ciuman, mendengarkannya saja sepertinya tidak.

Ia lantas menarik napas panjang dan mengembuskannya perlahan. Matanya berhenti menatap ke arah Seungwoo, namun berubah menatap lurus ke dinding di depannya, ke deretan buku-buku Interna miliknya yang bersanding dengan buku-buku Psikiatri milik Seungwoo di rak buku berwarna pastel yang mereka beli sekitar setahun lalu. Di bagian atas rak buku, digunakan untuk menyimpan barang-barang yang mengingatkan mereka pada masa-masa awal terjalinnya ikatan di antara mereka hingga hari ini. Bahkan salah satu barang yang dibingkai di sana adalah struk All You Can Eat tempat Seungwoo melamarnya malam itu, malam ketika mereka masih menjadi seorang dokter umum. Di sana juga ada banyak hal yang mengingatkan mereka semasa koass, perjuangan untuk lulus UKMPPD, semasa mereka LDR saat masa internship, semasa mereka masih dokter umum, dan banyak hal saat mereka mulai menjadi residen.

COASS COOPERATE 3.0 [Sequel of CC 2.0]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang