Driving In The Middle of A Breeze

13.1K 2.4K 513
                                    

"Why you gotta be so rude? Don't you know I'm human too..."

Midam menoleh ke arah ponselnya yang bergetar di sisi lain tempat tidur. Ia menurunkan selimut tebal yang tadinya menutup seluruh tubuhnya dari atas kepala hingga ujung kaki untuk sekedar melihat nama siapa yang muncul di layar ponselnya dan sedang berusaha menghubunginya, sementara nada lagu itu semakin naik dan berubah menjadi sangat nyaring.

Yoon Seobin calling now

Midam menghempaskan kembali kepalanya ke tempat tidur dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Ia menarik boneka pemberian Wooseok dulu dan memeluknya sembari meringkuk di dalam balutan selimutnya.

Panggilan tidak terjawab. Midam menghela napas lega. Ia kembali menurunkan selimut yang menutupi kepalanya dan memandang sebentar ke arah ponselnya yang kini sudah berhenti berdering.

"Why you gotta be so rude? Don't you know I'm human too? Why you gotta be so rude, I'm gonna marry her anyway..."

Ddam melompat ke atas perut Midam bersamaan dengan kembali berderingnya ponsel Midam. Residen orthopedi berparas manis itu berdecak sebal saat melihat nama Yoon Seobin tampak muncul kembali di layar ponselnya dan nada deringnya yang semakin panjang serta mendesak di saat yang bersamaan, malah membuat Ddam mengeong rusuh di atas perutnya.

Midam meraih ponselnya, menelusupkan benda pipih itu di bawah bantal, kemudian memasukkan Ddam ke dalam selimut untuk bergabung bersamanya dalam balutan selimut. Dan kucing betina kesayangan Kim Wooseok itu tidak protes, justru malah mendusel manja di pelukan Midam.

Midam masih mencebik kesal saat ponselnya terus berdering berulang kali, membuat Ddam menatap ke arah bantalnya yang menyusupkan sinar dengan mata bulatnya yang seakan memprotes karena keberisikan yang terus hadir berulang tanpa niat untuk berhenti.

Sambil mengusap puncak kepala kucing manisnya, Midam memandang ke dalam mata bulat Ddam. "Itu dari Seobin. Angkat atau nggak?" tanyanya.

Baik Midam ataupun Wooseok, kedua manusia berusia dewasa ini sama-sama memiliki hobi mengobrol dengan kucing. Walaupun berbeda bahasa, sepertinya Ddam mengerti maksud perkataan 2 pemiliknya jika sudah mengajaknya mengobrol.

Ddam mendusel manja di bawah dagu Midam, menggesekkan bulu-bulu lembutnya di permukaan kulit Midam. "Meow~"

"Diangkat aja? Dia udah nelepon beberapa kali sih, tapi aku nggak enak mau angkat telepon dia." Midam mengangkat sedikit tubuh Ddam dan menatap bingung ke dalam mata kucingnya.

Ddam menjulurkan sedikit lidahnya untuk menjilati kaki depannya, kemudian membalas tatapan Midam dengan mata mengerjap beberapa kali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ddam menjulurkan sedikit lidahnya untuk menjilati kaki depannya, kemudian membalas tatapan Midam dengan mata mengerjap beberapa kali. "Meow~"

Midam bergerak duduk di atas tempat tidur dan bersandar pada headboard dengan selimut yang menutupi kedua kakinya, juga Ddam yang bergelung manja di antara pahanya yang tertekuk dan perutnya. Ia meraih ponselnya di bawah bantal dan masih melihat nama Seobin di sama.

COASS COOPERATE 3.0 [Sequel of CC 2.0]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang