Blaming Someone, The Easiest Thing To Do

9.6K 2.4K 1.2K
                                    

WARNING! Mengandung pertengkaran dan kata-kata kasar yang tidak pantas dicontoh

"Minhee, itu rahangnya kenapa kok lebam? Masih baru kelihatannya. Ke IGD sebentar yuk, biar Eunsang obatin lukanya. Nggak enak lho kalo nanti dilihat dokter-dokter spesialis. Dikira Minhee habis bertengkar."

Minhee menoleh menatap Eunsang yang berdiri di depannya sambil mengulurkan tangan, berusaha menyentuh luka lebam merah kebiruan di rahangnya. Tapi tidak sampai Eunsang menyentuhnya, ia sudah lebih dulu menepis kasar tangan Eunsang. "Nggak usah sok baik lo, Tukang Ngadu," katanya sinis.

Eunsang mengerjap beberapa kali. "Maksudnya?" Ia bertanya tidak mengerti.

Minhee berdecih. Ia menatao Eunsang dengan tatapan merendahkan, seakan ada yang salah dari Eunsang yang hanya berniat mengobati lebam di rahangnya. "Nggak usah sok nggak ngerti lo, Sang. Walaupun lo sok nggak ngerti dan sok baik di depan gue, tetap gue tau kalo lo yang bilang semuanya ke Junho. Jangan mentang-mentang hubungan lo sama Junho membaik, lo bisa ngadu banyak hal sama Junho."

"Eunsang nggak bilang apa-apa sama Junho, Hee. Ketemu aja enggak kok seharian kemarin. Cuma video call sebentar sebelum tidur dan kami nggak ngomongin banyak hal." Eunsang menggeleng. Ia masih tidak mengerti dengan apa yang Minhee katakan padanya.

Sejurus kemudian, Minhee tersenyum miring sambil mengamati detail wajah Eunsang dan bagaimana mata bulat itu menatapnya tidak mengerti dengan pendar lugu di sana. "Nggak usah sok lugu lo di depan gue, jijik gue lihatnya. Ternyata lo selama ini ngandalin muka lo yang sok manis dan senyum sok lugu lo buat menjerat banyak orang, tapi ternyata sama aja. Mulut lo nggak semanis kenyataannya. Mulut lo ternyata mulut sampah, Sang. Otak lo doang pinter, tapi ternyata mulut lo sama sekali nggak berpendidikan."

Yohan yang sedang menyusun buku-bukunya menjadi satu tumpukan sebelum memasukkannya ke tas menoleh ke arah Minhee dan Eunsang yang berdebat - walaupun hanya Minhee yang paham situasinya - tidak jauh darinya. Minhee terlihat aktif berbicara dengan nada memojokkan, sementara Eunsang hanya menatap Minhee dengan tatapan tidak mengerti. Ia tidak ingin ambil pusing. Segala hal tentang Minhee, dia tidak peduli dan tidak mau lagi peduli.

Eunsang maju selangkah, berusaha meraih bahu Minhee, tapi cowok berambut pirang itu langsung menepis tangannya lebih kasar daripada sebelumnya. "Minhee kenapa? Kalo Minhee ada masalah, sini cerita sama Eunsang. Walaupun Eunsang nggak bisa bantu, tapi Eunsang bisa kok dengarin semua ceritanya Minhee," katanya lembut.

"Kenapa gue harus cerita masalah gue sama lo?" Minhee berdecih. Ia kembali tersenyum miring dan menatap Eunsang dengan sorot mata merendahkan, sementara tidak jauh darinya, Yohan mulai gatal ingin menendang Minhee ke rawa-rawa. Bukan masalah apa, ia yakin Eunsang tidak tahu apa-apa karena Eunsang tidak pernah berbohong. "Oh, gue harus cerita sama lo biar lo bisa ngadu sama Junho kalo gue ternyata sejelek itu ya? Suka ya lo lihat gue bermasalah sama Junho? Tampang lo doang yang lugu, ternyata mulut lo sampah, Sang. Jijik sih gue lihatnya, tampang doang yang polos, penampakan aja yang pintar, ternyata sama-sama sampah."

"Tapi Eunsang nggak cerita apapun ke Junho, Hee. Eunsang ngobrol sama Junho cuma tentang rencana buku tabungannya Junho  ke depannya. Kami sama sekali nggak ngomongin soal Minhee, jangan salah paham dulu. Eunsang sama sekali nggak ngerti Minhee ngomong apa." Eunsang berusaha mendekati Minhee dan meraih tangan teman baikknya, tapi kali ini Minhee tidak hanya menepis tangannya, melainkan mendorongnya menjauh, hingga Eunsang hampir terjengkak kalau saja tubuhnya tidak menabrak dinding.

Minhee menatap Eunsang dingin. "Gue nggak butuh sikap sok simpati lo, Lee Eunsang! Kalo ternyata mulut lo sama-sama sampah yang suka nyebar masalah orang lain, gue muak sama lo!"

Sedetik kemudian, Minhee terdorong ke belakang dengan kasar saat Yohan sudah berdiri di antaranya dengan Eunsang dengan wajah dingin. Pacar dokter Yuvin itu menatap Minhee dengan tatapan tidak suka, sementara rahangnya sudah mengeras.

"Eunsang pernah bohong sama lo?" Ia mengangkat tangannya, menuding tepat ke wajah Minhee yang juga membalas tatapannya dengan tatapan yang tidak kalah sengitnya. "Lo sama sekali nggak punya bukti kalo Eunsang yang cerita apapun itu ke Junho, tapi lo nuduh Eunsang seakan lo benar-benar punya bukti kalo Eunsang yang ceritain semuanya. Dan tadi lo bilang apa? Muak sama Eunsang? Harusnya Eunsang yang muak sama orang kayak lo!"

Minhee membuang mukanya, sampai beberapa detik kemudian, ia kembali menatap Yohan dengan tatapan memincing. "Oh, ternyata lo masih punya waktu buat ngurusin hidup orang lain lagi? Nggak kapok ya ternyata lo ngurusin hidup orang lain? Gue kira lo sibuk tidur sama pacar lo, ternyata masih sibuk ngurusin hidup orang lain. Rendah banget sih hidup lo, Han. Kalo nggak tidur, ngurusi--"

"BANGSAT, MINHEE!!" Yohan membentak marah. Rahangnya mengeras, kontras dengan wajahnya yang memerah, dan sebuah tinju keras dihantamkannya di wajah Minhee sampai cowok berambut pirang itu terjengkang ke belakang dengan keadaan sudut bibirnya yang robek.

Jangan melawan Yohan. Walaupun tidak pernah menunjukkan kemampuannya, dia adalah mantan atlet taekwondo. Pukulannya keras dan kamu tidak akan senang jika menarimanya dengan rasa marah, bukan dengan sportivitas pertandingan.

"Berdiri lo. Kalo mulut lo bisa setajam itu, ayo lawan gue. Gue nggak peduli lo mau ngatain gue kayak apa, tapi lo nggak bisa main-main sama harga diri gue." Yohan melangkah mendekat sambil menyingsingkan lengan kemeja panjangnya. Berkelahi sedikit sebelum menemani spesialis visit rasanya tidak akan jadi masalah kan?

Eunsang kalang kabut saat melihat Minhee berdiri sempoyongan sambil menyentuh sudut bibirnya yang terluka, sementara Yohan mulai mendekat dengan tangan terkepal dan tidak ada hal lain yang bisa ia lakukan selain menarik Minhee menjauhi Yohan yang mulai gelap mata.

"GUE NGGAK BUTUH BANTUAN LO, SIALAN! LO TULI ATAU DUNGU SIH?!" Minhee membentak Eunsang keras sambil menarik kasar tangannya yang dicengkram oleh Eunsang.

Eunsang mengkerut mendengarnya. Ia sedikit menjauh dari Minhee dengan tatapan gentar karena sejujurnya Eunsang tidak pernah suka dibentak dan bentakan Minhee berakhir bersamaan dengan terbukanya pintu ruang koass, juga masuknya Dongpyo dengan ekspresi wajah datar yang langsung menatap ke arah Minhee.

"Dasar anak gadis, bukannya nemenin konsulen visit, malah ngerumpi di sini. Pergi buruan sana udah ditunggu dokter Minkyung, jangan ngerumpi terus. Tapi gue maklum sih, kan perkumpulan anak-anak gadis," Dongpyo berkomentar.

Tanpa berkomentar apapun, Minhee lantas keluar meninggalkan ruang koass dengan luka lebam di rahangnya akibat pukulan Junho tengah malam tadi dan sudut bibirnya yang luka robek akibat pukulan Yohan barusan.

Yohan mendekati Eunsang yang masih shock pasca dibentak oleh Minhee. "Nggak usah dipikirin, Sang. Minhee emang mulut sama omongannya nggak bisa dijaga," katanya sambil menepuk-nepuk pundak Eunsang lembut.

"Masalahnya..." Eunsang membalas tatapan Yohan dengan sorot kebingungan. "Eunsang nggak tau maksudnya Minhee gimana, Han. Tapi serius, Eunsang sama sekali nggak pernah bahas ini sama Junho. Kemarin aja cuma video call sebentar sebelum Eunsang tidur. Eunsang sama sekali nggak tau apa-apa, Han. Eunsang juga nggak tau kenapa Minhee bisa nuduh Eunsang begitu."

Well, memang menuduh seseorang memang tindakan yang terlampau mudah kan? Apalagi untuk orang yang sedang emosi, semuanya pasti akan tampak salah di matanya.

Well, memang menuduh seseorang memang tindakan yang terlampau mudah kan? Apalagi untuk orang yang sedang emosi, semuanya pasti akan tampak salah di matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dek Minhee, cuma mau bilang. Mendingan kamu pulangnya lewat jalan lain, takut dicegat Tim Proteksi Eunsang😎

COASS COOPERATE 3.0 [Sequel of CC 2.0]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang