"Byungchan? Ini Byungchan kan? Kok tumben banget pakai masker sama kacamata?"
Byungchan mengumpat dalam hati. Sudah setengah hari ini orang-orang selalu bertanya mengapa ia memakai masker dan kacamata sampai ia bosan menjawab mengapa ia harus mengenakan masker dan kacamata. Bahkan saking bosannya, ia sampai menghindari orang-orang yang kemungkinan bertanya mengapa ia harus memakai masker dan kacamata hari ini. Tapi pada dasarnya Interna adalah deperten yang tiada matinya, setiap kali ia berjalan di manapun, entah perawat, sesama residen spesialis, residen subspesialis, spesialis, atau bahkan konsulen pasti bertanya mengapa ia memakai masker dan kacamata.
Dokter Dongho, dokter Hyunbin, dokter Jonghyun, dokter Cha, perawat-perawat senior, beberapa spesialis, dan beberapa rekan sesama residennya sudah bertanya ratusan kali kenapa ia menggunakan masker dan kacamata, dan ia sudah menjawabnya sampai bosan karena harus mengulangnya berkali-kali dengan alasan yang mungkin simpang siur saking bosannya. Dan sekarang, kenapa juga ia harus dipertemukan dengan Cha Eunwoo yang menatapnya dengan dahi berkerut rumit.
Eunwoo berdiri di depannya, menatapnya lurus ke balik kacamata yang digunakannya dengan dahi berkerut bingung. "Jadi, kenapa kamu harus pakai masker sama kacamata hari ini?" Eunwoo bertanya lagi sebelum akhirnya menarik kursi di depannya dan duduk di sana untuk makan siang. Entah makan apa, Byungchan juga tidak tahu.
"Aku pilek, jadi aku harus pakai masker biar virusnya nggak menginfeksi orang lain. Dan aku lupa di mana lensa kontakku, jadi aku harus pakai kacamata," Byungchan menjawab sekenanya, kemudian menarik kursi di depan Eunwoo dan berakhir duduk di sana. Tidak ada yang bisa diajak makan siang bersama selain Eunwoo karena semua orang sepertinya sibuk sekali hari ini. Lalu Eunwoo? Sama sekali tidak bisa dihubungi. Ponselnya mati dan kebetulan, ia bertemu Eunwoo. Jadi, tidak masalah.
Eunwoo mengangguk beberapa kali. "Soalnya baru kali ini aku lihat kamu pakai masker sama kacamata ke rumah sakit. Kalau Wooseok, udah sering pakai kacamata karena emang matanya minus. Yuvin sama Jinhyuk juga udah sering aku lihat pakai masker. Kalau kamu, baru kali ini. Udah pakai kacamata, pakai masker," gumamnya. Ia membuka buku menu di kantin dan menulis pesanannya dengan gerakan cepat, yang sebenarnya tulisannya tidak jauh-jauh dari cacing rebahan. Sulit untuk dibaca.
Byungchan meringis di balik maskernya. Benar, orang-orang ini pasti bertanya kenapa ia datang ke rumah sakit dengan masker dan kacamata, padahal sebelumnya ia tidak pernah datang dengan 2 benda seperti ini di wajahnya. Hanya saja, ia berpikir kalau ia tidak bisa berkeliaran di rumah sakit untuk berhadapan dengan pasien, dengan dokter-dokter senior, dan para perawat dengan wajah sembab, hidungnya yang masih memerah, dan bibirnya yang terluka. Apa yang akan mereka katakan kalau sampai melihatnya dalam kondisi semenyedihkan itu? Bertanya siapa penyebab di balik semua ini? Ia masih cukup paham untuk tidak berkeliaran di rumah sakit dengan kondisi yang ketika ia sendiri menatapnya di cermin, ia sudah merasa menyedihkan.
Menangis semalaman sampai sesak napas dan menangis lagi paginya, tidak mudah menghilangkan jejaknya. Satu-satunya yang bisa ia katakan sebagai alasan adalah ia sedang flu dan mengatakan kalau lensa kontaknya hilang, padahal sebenarnya ia sama sekali tidak terkena flu dan minus matanya belum seburuk Wooseok yang harus terus-terusan bergantung pada kacamata atau lensa kontak. Ia tidak mungkin menjawab bahwa alasan mengapa ia bisa menjadi semenyedihkan ini karena ia menangisi hubungannya dengan Seungwoo yang nyaris tidak bisa dikatakakan sebagai hubungan karena jika ia mengatakan itu, akan ada banyak hal besar yang terjadi. Dan yang paling besar adalah image, juga karir yang sedang Seungwoo bangun. Juga karir dokter internship itu yang bahkan baru dibangun di atas pondasi rapuh yang mudah hancur.
Byungchan menggeleng pelan, berusaha menepis pikirannya yang bahkan terlalu panjang, sementara ia berusaha meyakinkan dirinya untuk tetap memercayai Seungwoo. Jadi sebenarnya untuk apa ia berpikir sejauh ini kalau kepercayaannya terhadap Seungwoo seperti masih ia ragukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
COASS COOPERATE 3.0 [Sequel of CC 2.0]
FanfictionSequel dari Coass Cooperate 2.0 Silakan membaca Coass Cooperate 2.0 apabila merasa bingung dengan plot Coass Cooperate 3.0 Seputar kehidupan para koass selama masa Program Profesi Dokter, bersama segala balada hidup dan asmaranya bersama teman sepen...