Sekitar pukul 10 pagi setelah Poli Psikiatri buka dan sudah melayani beberapa pasien, masuk seorang gadis berambut pirang berbadan kurus kiring dengan lengan dan tungkai kakinya yang tampak panjang dan kecil, daerah matanya yang cekung, tulang pipinya yang menonjol, dan badannya yang tinggi semampai tampak agak membungkuk. Gadis itu terlihat masih muda, mungkin sekitar 17 tahun dan dia tidak datang sendirian. Dia datang bersama dengan seorang wanita paruh baya berusia sekitar 40 tahunan yang beraut wajah khawatir dan lelah, namun masih tampak lebih sehat daripada gadis pirang di sampingnya.
Chaeyeon tersenyum dan mempersilahkan kedua wanita berbeda usia untuk duduk di depannya, sementara Minkyu berdiri di sampingnya untuk mendampinginya berjaga poli hari ini. Ia tersenyum mengamati lekuk tubuh gadis belia di depannya. Wajahnya cantik, hanya saja ia terlihat sangat kurus dan tampak tidak sehat. Padahal jika seandainya gadis itu tidak terlalu kurus, mungkin ia pantas untuk menjadi model. Tubuhnya tinggi semampai dan wajahnya sangat ayu rupawan.
Chaeyeon mengamati gadis itu dengan sorot mata teduh, juga seulas senyum di bibirnya. "Kamu cantik sekali, pasti kamu sangat populer di antara teman-teman sebayamu," katanya berusaha memancing. Ia memberi kode kepada Minkyu untuk memerhatikan semua yang dikatakan oleh Chaeyeon, juga bagaimana tanggapan gadis pirang itu.
Gadis itu mengangkat kepalanya dan membalas tatapan Chaeyeon. Matanya yang semula suram berubah bersinar, menunjukkan sedikit ketertarikan pada perkataan Chaeyeon. "Saya populer. Banyak orang yang bilang kalo saya cantik dan mungkin bisa menjadi idol. Mereka selalu bilang bahwa pakaian apapun sangat cocok untuk saya," jawabnya.
Chaeyeon mengangguk. "Apa kamu sudah mencoba minuman beken yang sekarang banyak dijadikan konten oleh YouTuber muda seumuranmu? Kalo tidak salah ingat, namanya Boba Milk Tea. Anak saya juga suka pergi minum itu. Apa kamu meminumnya juga?"
Gadis itu menggeleng. "Boba punya banyak kalori karena rasanya manis banget, jadi sebisa mungkin saya menghindari minum minuman berkalori tinggi. Saya nggak mau gemuk, dok. Bahkan saya juga masih berolahraga setiap hari karena saya masih gemuk."
Minkyu yang berdiri di samping Chaeyeon hanya bisa mengerjap beberapa kali. Gadis itu mengatakan dirinya masih kurus dan berolahraga setiap hari, padahal kenyataannya gadis ini tampak sangat kurus dan tidak sehat. Lihatlah, lengan dan kakinya sangat kecil seperti tidak ada otot yang menempel di sana, tulang pipinya menonjol, dan sekitar matanya cekung. kentara sekali bahwa gadis ini mungkin membutuhkan konsultasi dengan ahli gizi juga karena massa tubuhnya pasti di bawah normal.
Chaeyeon tersenyum mendengarnya. "Kamu cantik kok. Nggak ada yang salah dengan badan kamu. Kamu sudah terlalu kurus."
Lagi-lagi gadis itu menggeleng. "Saya kurus dari mananya sih, dok? Setiap kali saya berkaca, saya selalu melihat tubuh saya gemuk. Bahkan setiap selesai olahragapun, saya masih terlihat begitu gemuk. Mereka bilang saya juga kurus, tapi saya nggak merasa kalo badan saya kurus. Saya masih gemuk dan saya masih mau terlihat lebih cantik dengan tubuh yang ideal, bukan badan gemuk seperti ini."
Dugaan pertama Minkyu saat mendengar bagaimana gadis ini menyangkal bahwa dirinya gemuk dan menghindari makanan-makanan berkalori, juga tetap melakukan olahraga keras dei mendapatkan tubuh ideal, meski nyatanya tubuhnya sangat kurus adalah gadis ini memiliki anoreksia nervosa atau singkatnya anoreksia. Pasti ada yang salah dengan seberapa besar obsesi gadis ini untuk mendapatkan tubuh yang indah sehingga membuatnya semakin cantik karena dilihat dari sudut manapun juga, gadis ini tampak sangat kurus.
Chaeyeon tersenyum dan mencatat apa yang dikatakan oleh gadis di depannya. Ia mulai melihat permasalahan apa yang timbul dalam diri gadis itu. "Apakah seseorang pernah mengejek bentuk badanmu sebelumnya?" tanyanya hati-hati.
Seakan tepat sasaran, gadis itu langsung berubah kembali muram dan menunduk dalam-dalam. "Dulu sewaktu masih di sekolah menegah pertama, badan saya gemuk dan banyak yang mengejek saya seperti babi tukang makan. Saya tidak suka itu, jadi saya bertekad untuk menguruskan badan dan menjaga berat badan saya. Pada mulanya, teman-teman saya mengatakan bahwa saya cantik dan selalu cocok dengan apapun yang saya pakai. Saya punya seorang pacar dan dia juga mengatakan saya cantik. Tapi setahun belakangan ini orang-orang mulai bilang ke saya kalo saya terlalu kurus. Saya berkaca, kurus dari mananya? Saya masih gemuk seperti dulu. Jadi saya memutuskan untuk tidak makan makanan yang berat dan memperbanyak olahraga agar berat badan saya turun. Tapi setiap kali saya melihat diri saya, saya masih merasa saya gemuk. Di mana letak kurusnya saya?"

KAMU SEDANG MEMBACA
COASS COOPERATE 3.0 [Sequel of CC 2.0]
FanfictionSequel dari Coass Cooperate 2.0 Silakan membaca Coass Cooperate 2.0 apabila merasa bingung dengan plot Coass Cooperate 3.0 Seputar kehidupan para koass selama masa Program Profesi Dokter, bersama segala balada hidup dan asmaranya bersama teman sepen...