Dampak Laporan Kasus Terhadap Residen

10.5K 2.3K 618
                                    

"Keadaan umum tampak sakit berat, kesadaran compos mentis, pada tanda-tanda vital terdapat tekanan darah 130/60 mmHg, nadi 110 kali permenit, pernapasan 32 kali permenit, suhu tubuh 36,6 derajat celcius..."

"Eung~"

Yuvin menoleh sebentar ke belakang, menatap ke arah Yohan yang sedang terbaring dengan kaki menggantung di pinggiran tempat tidur. "Sweetheart, jangan tidur tengkurap. Dadamu sakit nanti. Kalo ngantuk, tidur yang bener. Jangan gitu, kamu sendiri yang sakit," katanya memperingatkan.

Di belakang sana, Yohan hanya menggumam tidak jelas. Entah mengiyakan perkataan Yuvin atau sebaliknya. Tapi begitu Yuvin kembali pada pekerjaannya mempersiapkan laporan kasus untuk besok, Yohan tetap tidak beranjak dari posisinya. Tetap tengkurap, dengan kedua kaki jenjangnya yang menggantung di pinggiran tempat tidur.

"Pada toraks terdapat luka terbuka pada daerah dada dengan arah diagonal dari clavicula kanan ke arah puting kiri, dengan dasar tulang dan jaringan otot, berukuran panjang kurang lebih 25 sentimeter dan lebar kurang lebih 7 sentimeter, dengan organ paru di luar rongga dada..."

Yuvin memijat pangkal hidungnya pelan, sedikit merutuki dirinya sendiri yang sudah memilih kasus ini untuk dilapor dan presentasikan, sementara kasus ini memiliki jalan panjang. Jangankan tindakan lanjutan, tatalaksananya pun panjang dan sekarang sudah jam 10 malam, tinggal beberapa jam lagi untuk membuat dirinya matang dalam laporan kasus kali ini. Apalagi kasus ini adalah makanan sehari-hari dokter Daniel, Yuvin tidak bisa membayangkan kelanjutannya kalau sampai ia dilibas habis oleh dokter Daniel.

"Diagnosa trauma toraks dan lung expose, dengan tatalaksana... Aduh, Yohan."

Yuvin terlonjak kaget begitu seseorang melingkarkan kedua tangan memeluk lehernya dan menumpukan dagu di bahunya. Begitu ia menoleh ke samping, ia mendapati Yohan yang sedang menatapnya dengan mata mengantuk yang sesekali berkedip lucu disertai bibir yang mencebik melengkung ke bawah.

Yuvin tersenyum sekilas dan membawa Yohan untuk duduk di pangkuannya, berhadapan dengannya. "Kenapa, Sayang?" tanyanya sambil memainkan rambut depan Yohan yang sedikit berantakan, juga mengamati wajah rupawan Yohan yang terlihat semakin manis saat mengantuk.

"Ngantuk, tapi nggak bisa tidur..." jawabnya. Yohan kembali memeluknya, menenggelamkan wajah pada bahunya, dan membuatnya tampak seperti dahan pohon yang dipeluk erat oleh seekor koala mengantuk.

Yuvin tertawa sekilas dan mengusap punggung Yohan lembut sambil sesekali memberi kecupan di bahu Yohan yang masih tertutup kemeja putihnya. "Want to cuddle until you fall asleep?"

................................... [[💌🕊]]

"Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis di VK pada pukul 8 pagi. Pasien datang melalui Instalasi Gawat Darurat dengan keluhan utama pendarahan sejak 10 jam sebelum masuk rumah sakit, dengan keluhan tambahan lemas yang dirasakan pasien. Darah yang keluar tampak merah segar dan tidak tampak adanya bekuan. Pasien juga menjelaskan bahwa tidak ada jaringan yang keluar bersama pendarahan, tidak ada rasa nyeri seiring dengan adanya pendarahan..."

Jinhyuk yang masuk  ke ruang duduk sambil membawa sebungkus keripik hanya tertawa ringan saat melihat bagaimana suramnya wajah Wooseok sekarang yang sedang berkutat dengan banyak hal untuk mempersiapkan laporan kasusnya. Ia bahkan bisa melihat kerutan di dahi pacarnya dan beberapa kali Wooseok tampak membenarkan letak kacamatanya yang terus melorot ke bawah.

Ia lantas mengambil tepat duduk tepat di samping Wooseok dan menggeleng melihat buku-buku tebal yang berserakan di sekitar meja. "Kamu butuh tidur juga, Sayang," katanya sambil menyuapkan sepotong keripik kentang ke arah Wooseok yang mulai beberapa kali mengacak-acak rambutnya.

COASS COOPERATE 3.0 [Sequel of CC 2.0]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang