Let Me Take Care of You

12.9K 2.5K 909
                                    

Eunsang sedang memeluk Junho sambil sesekali mengusap punggung lebar Junho ketika Midam membuka pintu kamarnya dan melongok ke dalam, memanggilnya dengan suara mencicit pelan dan menunjuk seseuatu atau bahkan seseorang di belakang tubuh kecilnya. Eunsang lantas mengendurkan pelukannya dan menoleh menatap Midam yang terus memanggil namanya dengan telunjuk yang menunjuk ke belakang punggungnya beberapa kali.

Midam menggeleng sambil mengangkat bahunya. "Ada dokter Eunwoo, kakaknya Junho. Katanya mau ketemu Junho," katanya setelah menangkap pertanyaan tanpa suara yang dikatakan Eunsang setelah ia gagal paham dengan apa yang dilakukan kakaknya.

Eunsang mengangguk paham dan langsung menatap Junho yang bergelung nyaman dalam pelukannya, meski masih tampak kerutan di dahinya. Junho baru bisa tidur sekitar setengah jam lalu setelah mengamuk parah akibat halusinasi di dalam kepalanya yang terus mengatakan bahwa ia tidak berguna dan tidak pantas hidup. Itu pun Eunsang harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk menenangkan Junho dan mencegah Junho menyakiti dirinya sendiri dengan memukul kepala dan menjambaki rambutnya, sedangkan tubuh Junho tidaklah sekecil Dongpyi atau Hyungjun. Tubuh Junho besar dan ketika mengamuk, energinya lebih besar daripada badak.

Eunsang mengguncangkan tubuh Junho pelan. "Juno, bangun sebentar ya? Ada yang mau ketemu sama Juno. Sebentar aja, nanti Juno boleh tidur lagi," bisiknya tepat di telinga Junho.

Junho membuka matanya perlahan dan menatap Eunsang dengan pandangan kosong. Ia kembali diam seperti sebelum-sebelumnya, sama sekali tidak mengatakan apapun dan tatapan matanya kembali kosong. Berbanding terbalik ketika ia sedang merasa terancam, takut, dan marah. Ia akan berteriak dan tatapan matanya akan berubah nyalang penuh kewaspadaan.

"Sebentar aja ya? Ada yang pengen banget ketemu sama Juno. Nggak lama kok. Eunsang tungguin di depan pintu, jadi kalo Juno takut, Juno bisa panggil Eunsang. Tapi Eunsang yakin nggak akan ada yang nyakitin Juno."

Cha Eunwoo tersenyum tipis di ambang pintu kamar Eunsang, dengan Midam yang berdiri di sampingnya. Ia merasa sedikit lega bahwa adiknya pergi ke tempat yang tepat dan tidak memutuskan melakukan hal-hal yang membahayakan, meski ia bisa merasakan bahwa sedikit bagian hatinya sakit saat melihat Eunsang begitu dekat dengan adiknya. Sejujurnya ia sudah menyimpan ketertarikan saat ia pertama kali melihat Eunsang. Di matanya, Eunsang tampak seperti seseorang yang penuh akan ketulusan dan kejujuran, tapi ia tidak pernah tahu bahwa Eunsang adalah orang terdekat adiknya.

Midam mendongak sebentar menatap Eunwoo yang memandang lurus ke Junho yang masih enggak melepaskan Eunsang dari jangkauannya. Ia bisa melihat ada ketertarikan di mata dokter residen yang sebaya dengannya itu kepada Eunsang, tapi lebih dari itu, Eunwoo terlihat lebih ingin dekat dengan Junho yang keadaannya tidak kunjung membaik, daripada dengan Eunsang.

Eunsang merapikan rambut depan Junho dan mencium lembut dahi Junho, kemudian perlahan melepaskan pelukannya dari tubuh besar Junho. "Eunsang tinggal sebentar ya? Nanti ke sini lagi kalo Juno udah selesai ngomongnya. Oh iya, Eunsang buatin makanan kesukaan Juno ya? Tadi sewaktu Juno tidur, Eunsang dengar perut Juno bunyi. Kasian cacing-cacingnya kelaparan kalo Juno nggak makan."

Kembali, Eunsang meninggalkan satu kecupan di ujung hidung Junho, kemudian bangkit dari tempat tidur meninggalkan Junho sendirian di tempat tidur dan mempersilahkan Eunwoo untuk bicara pada Junho, sedangkan ia keluar bersama Midam di sampingnya. Ia menoleh sebentar ke arah Junho sebelum menutup pintu kamarnya dan ia tersenyum sejenak saat melihat Eunwoo berusaha mendekati Junho.

Semoga saja kehadiran Eunwoo membuat Junho setidaknya merasa lebih baik setelah serangan trauma terus menganggunya hingga menimbulkan halusinasi-halusinasi liar dari dalam pikirannya.

.............................. [[💌🕊]]

Eunwoo tidak tahu harus bereaksi bagaimana saat ia melihat Junho berusaha duduk di pinggiran tempat tidur dengan gerakan lambat, kepala yang menunduk, dan kedua tangannya yang diperban rapi. Bahkan ketika ia memanggil nama adiknya, reaksi pertama yang dilihatnya adalah tubuh Junho yang memegang dan berusaha menjauh darinya, berusaha menghindarinya, dan berusaha tidak dekat dengannya.

COASS COOPERATE 3.0 [Sequel of CC 2.0]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang