This part will taste sour because it contains citric acid from oranges or it will taste sweet because it contains sugar
"Pyo! Ada paket nih!"
Dongpyo menutup pintu lemari pakaiannya dengan cepat dan menoleh ke arah pintu kamarnya. Hyungjun baru saja berteriak padanya dari luar dan ia bisa mendengar samar-samar suara tukang pos yang mengatakan salam, kemudian pergi. "Bentar! Masih pakai celana!" Ia balas berteriak.
Dengan gerakan kilat, ia langsung mengenakan celana hitamnya, memasangkan ikat pinggang, kemudian merapikan lipatan kemeja putihnya sambil berpikir-pikir mengapa tukang pos mengirim paket sangat pada dan siapa yang mengirimnya paket di hari-hari seperti ini. Sungguh, ini bukan hari ulang tahunnya dan ia tidak mungkin mendapat kado secara mendadak dari penggemar rahasianya, kan?
Namun sebelum sempat ia menemukan jawaban atas kebingungannya sendiri, Hyungjun lebih dulu membuka pintu kamarnya dan melongokkan kepala ke dalam kamarnya, membuatnya langsung berteriak nyaring karena kaget. Sementara ia mengusapi dadanya karena tingkah kembarannya yang mendadak muncul di pintu seperti hantu, Hyungjun hanya meringis lebar sambil menyodorkan sebuah paket yang dibungkus dengan kertas kado berwarna oranye dengan tulisan alamat tujuan.
"Siapa?" Dongpyo bertanya sambil meraih paket yang diulurkan Hyungjun, kemudian membiarkan Hyungjun masuk ke kamarnya dan duduk di pinggiran tempat tidurnya sambil memakan permen karet yang ia letakkan di dekat bantalnya.
Hyungjun mengangkat bahunya dan menggeleng, mulutnya bergerak-gerak menguyah permen karet dengan tangannya yang menunjuk paket yang ada di tangan kembarannya. "Di sana kan ada nama pengirimnya. Gue belum sempat baca soalnya lagi malam buat bacanya. Intinya paketnya buat lo, tapi nggak tau dari siapa."
"Dari penjahat kali, Njun? Lo pernah nonton acara di televisi yang tokoh utamanya dapat paket dari deepweb nggak? Yang ternyata isinya organ manusia atau malah bom?" Dongpyo menatap Hyungjun dengan tatapan curiga, kemudian menjauhkan paket itu dari wajahnya, namun tetap memegangnya dengan kedua tangan.
Hyungjun memutar matanya bosan. "Apa kita butuh penjinak bom buat satu paket yang diantar pagi-pagi buta dengan kesan feminin begitu? Kenapa kamu nggak baca dulu siapa pengirimnya? Nggak mungkin orang deepweb ngirim organ tubuh yang harganya bisa bikin kita pergi nonton konser Adele paling nggak 2 kali dan nggak ada pentingnya mereka ngirim bom ke rumah kita. Kamu kira kita apa? Agen FBI atau dokter gadungan yang diburu? Korban channelnya dokter Jinhyuk banget sih ah," gusarnya.
Kini giliran Dongpyo yang meringis setelah mendengar penuturan kembarannya. Ia menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, kemudian memasukkan paket itu ke dalam tasnya. "Dibuka di rumah sakit aja deh, bentar lagi kan kita berangkat. Kalo kota telat, tamat sudah riwayat di depan konsulen," katanya.
"Ya katanya lo ragu kalo itu bom. Kelamaan sih kalo lo nunggu buka di rumah sakit. Lo mau kita meledak di jalan jadi butiran debu kayak lagu aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi, aku tenggelam dalam lautan luka dalam, aku tersesat dan tak tau arah jalan pulang, aku tanpamu butiran debu..." Hyungjun menunjuk kotak yang sudah masuk ke dalam tas kembarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
COASS COOPERATE 3.0 [Sequel of CC 2.0]
FanficSequel dari Coass Cooperate 2.0 Silakan membaca Coass Cooperate 2.0 apabila merasa bingung dengan plot Coass Cooperate 3.0 Seputar kehidupan para koass selama masa Program Profesi Dokter, bersama segala balada hidup dan asmaranya bersama teman sepen...