You Worked Hard, Don't Be Sad

10.7K 2.4K 1.9K
                                    

"Byungchan, udah ya, nggak usah nangis lagi. Kamu nggak capek apa nangis dari jam 3 pagi, sampai setengah 5 pagi gini? Udah, nggak usah nangis lagi."

Byungchan mengangguk pelan sembari menghapus jejak air mata di wajahnya dengan punggung tangannya begitu ia mendengar suara khas dokter Dongho menyapanya, juga usakan lembut yang diberikan dokter Hyunbin di puncak kepalanya. Sebenarnya dia malu karena sudah tertangkap basah menangis di depan 2 dokter konsultan Interna, tapi mau bagaimana lagi? Kalau ia sudah menangis, air matanya tidak akan mau berhenti turun dan membuatnya jadi menangis selama ini, padahal ia masih mengenakan seragam jaganya dan ia sudah menangis kurang lebih satu setengah jam.

Hyunbin terkekeh pelan sembari memberi tepukan pelan di puncak kepala Byungchan sambil sesekali memainkan helaian rambut Byungchan. "Kita semua udah berusaha sekeras yang kita bisa dan anak tadi, dia udah berjuang dengan kemampuan yang dia punya. Kita menginginkan dia sembuh, keluarganya menginginkan dia sembuh, dan dia sendiri pun pasti berharap dirinya sembuh. Semuanya mengharap yang terbaik. Tapi siapa yang tau rencana Tuhan? Mungkin bagi Tuhan, ini yang terbaik."

Dongho mengangguk pelan. Ia menepuk-nepuk pelan bahu Byungchan. "Semua dari kita udah berusaha. Bukan hanya dari Interna, Pediatri juga udah berjuang dengan kemampuan mereka. Tapi kehendak Tuhan lain. Kita udah berusaha semaksimal kita, mengharapkan yang terbaik untuk pasien kita, dan berusaha mempertahankan dia, tapi semua kembali ke keputusan Tuhan."

Byungchan kembali menunduk saat air matanya kembali berdesakan untuk menetes membasahi wajahnya. Sekitar beberapa jam lalu, pasiennya mengalami situasi gagal napas sebelum akhirnya mengembuskan napas terakhirnya di bangsal anak Departemen Ilmu Kesehatan Anak setelah sekitar 2 tahun berjuang melawan leukemia. Dan ia terlibat di tengah resusitasi bersama Eunwoo yang saat itu juga sedang berjaga malam. Resusitasinya gagal dan pasien cilik dengan sejuta impian itu harus pergi.

Untuk pertama kali selama karirnya menjadi dokter, ia merasa gagal. Seharusnya kehilangan pasien setelah ia berusaha mempertahankannya dengan segala kemampuan yang dimilikinya, bukan hal baru lagi untuknya. Kesedihan mendalam seperti ini sudah sering ia saksikan sejak ia masih menjadi koass, tapi ini pertama kalinya ia terpukul saat pasien ciliknya harus dikalahkan oleh leukemia setelah 2 tahun berjuang dan ia sebagai dokter yang turun pada resusitasi tidak bisa menyelamatkannya.

Interna dan Pediatri. Semua penyakit yang menyangkut organ tubuh bagian dalam, harus dikonsultasikan dengan pihak Interna dan leukemia dikonsultasikan dengan spesialis penyakit dalam konsultan hematologi onkologi medik. Sementara semua penyakit yang terkait bayi, anak-anak dan remaja harus dikonsultasikan dengan pihak Pediatri. Untuk kasus kali ini, Interna dan Pediatri bekerja sama sebagai pemegang kendali mayor yang saling memegang besarnya tanggungjawab sebagai seorang dokter. Sebenarnya kalau Byungchan melihat, bukan hanya ia yang merasa terpukul atas kegagalannya kali ini, Eunwoo pun sama.

Bedanya, ia langsung menangis saat pasiennya gagal diselamatkan, sementara Eunwoo tidak. Wajahnya tampak tegar, meski terlihat sorot kesedihan di sana. Bahkan saat kedua orang tua pasien mereka menangis, Byungchan tidak bisa menahan dirinya untuk tidak ikut menangis. Sementara Eunwoo lebih memilih tidak melakukan apapun dan menunduk dalam-dalam sebagai isyarat bahwa ia turut berbela sungkawa.

"Udah jangan nangis lagi. Semua orang yang hidup, kelak juga akan mengalami hal yang sama dengan anak tadi. Dia sudah berjuang untuk sembuh dan kita sudah melakukan yang terbaik, tapi ternyata ada hal terbaik yang sudah disiapkan untuk dia. Salah satunya adalah dia nggak perlu merasa kesakitan lagi dan dia nggak perlu menangis setiap malam." Dongho berujar. Tangan besarnya masih menepuk-nepuk bahu Byungchan yang masih bergetar pelan.

Hyunbin tersenyum dan memberi beberapa kali usakan lembut di puncak kepala Byungchan, sebelum akhirnya melepaskan tangannya dari kepala Byungchan. "Jangan nangis lagi. Nggak ada yang perlu kamu sesali karena sejatinya, kita hanya bekerja dengan kehendak Tuhan. Kalau Ia berkehendak menyembuhkan, kita perantaranya. Tapi kalau ternyata Ia punya rencana lain yang lebih baik, kita harus mengikhlaskan. Anak itu, perjuangannya pasti berat dan sekarang dia nggak harus berjuang lagi, nggak harus kesakitan lagi, dan nggak harus bersedih lagi."

COASS COOPERATE 3.0 [Sequel of CC 2.0]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang