Choi Byungchan In Another Interna Level

11.5K 2K 178
                                    

"Apapun dalihnya, sekarang aku menyesal ambil PPDS Ilmu Penyakit Dalam. Aku menyesal dengan perasaan paling menyesal dari orang-orang yang pernah merasa hidupnya penuh penyesalan. Intinya, aku menyesal. Kenapa sih dulu aku bisa terkena tipu muslihat dokter Hyunbin dan dengan bodohnya ambil PPDS Ilmu Penyakit Dalam?"

Seungwoo yang sedang memasang sabuk pengaman melirik sebentar ke arah Byungchan yang tidak henti-hentinya mengomel sejak detik-detik awal mereka memasuki mobil. Mulanya, ia tidak terlalu menyimak apapun yang diocehkan Byungchan karena Byungchan memang hobi mengoceh kan? Tapi semakin lama ia merasakan, maka ocehan Byungchan seperti penuh dengan keluhan dan penyesalan. Salah satunya adalah penyesalan tentang PPDS Ilmu Penyakit Dalam.

"Dulunya aku tuh pengen ambil Patologi Anatomi aja atau ambil Anestesi dan Terapi Intensif. Tapi karena daya tipu muslihat dokter Hyunbin, ditambah kompor meledaknya dokter Dongho, aku jadi ambil Ilmu Penyakit Dalam. Dan sekarang aku menyesal. Aku ingin waktu diputar ke belakang dan aku ambil Patologi Anatomi aja." Byungchan kembali merengek sambil mengacak-acak rambutnya yang sudah berantakan. Ia beberapa kali terlihat mencebikkan bibirnya ke bawah dan menendangi udara kosong di bawah kakinya.

Seungwoo mengulurkan kedua tangannya untuk meraih tangan Byungchan yang terus mengacak-acak rambut, kemudian menggenggam kedua tangan Byungchan. "Ya kamu udah 5 semester, udah tinggal beberapa semester lagi selesai. Kalo kamu mau udahan di sini, perjuanganmu selama 5 semester itu namanya sia-sia. Bukan Yuvin yang bakalan selesai PPDS paling terakhir di angkatan kita, tapi akhirnya kamu kalo kamu ambil PPDS baru dan ninggalin Interna gitu aja," katanya.

"Woo, aku tuh capek sama dokter-dokter di Interna. Nggak dokter konsultan, nggak residen subspesialis, nggak spesialisnya, semuanya sama aja. Tau sendiri kan kalau kasusnya Interna itu banyak, makanya dibilang induknya ilmu kedokteran. Semakin banyak kasus yang masuk dan semakin gawat prognosis pasiennya, pasti konsulen-konsulen di Interna jadi kayak siluman semua. Karena nggak ada koass, yang kena sembur residennya. Padahal residennya juga nggak ikut nanganin kasus yang mereka tangani. Mau marah, tapi sadar kalo masih residen. Aku kan bukan Seobin yang berani ngeyel ke konsulen, apalagi konsulenku nggak ada yang sesupel dan sesantai dokter Seongwoo." Byungchan kembali merengek untuk yang keseratus sembilan puluh sembilan kalinya dan Seungwoo yakin, ia sudah mendengar keluhan ini sebelumnya.

Seungwoo mengangguk beberapa kali sambil mengusak lembut puncak kepala Byungchan. Kalau Byungchan sudah mengeluh sampai sebegini parahnya, lebih baik ia tidak menjawab, tidak memberikan saran yang terkesan menggurui, dan hanya menjadi pendengar yang baik. Mood Byungchan sedang jelek dan akan semakin jelek kalau ia berusaha menggurui tunangannya, jadi lebih baik diam. Diam itu emas untuk saat ini.

"Kalo mereka udah capek, pasti dilimpahin ke residennya. Residen di Interna tuh bukan cuma aku, tapi mereka selalu nyuruh-nyuruh aku. Boro-boro ngasih tentiran, biasanya cuma ngasih perintah. Iya aku belajar dari kasus-kasus yang mereka tangani, tapi kan aku juga masih pendidikan. Aku butuh pengarahan, aku butuh pendampingan, dan aku butuh tentiran juga. Dari 16 residen Interna, emang aku yang sering ngasih tentiran ke koass, tapi bukan berarti aku udah mahir tingkat dewa. Kalo udah mahir, mendingan aku jadi professor kayak dokter Dongho daripada jadi residen ngenes kayak gini. Huh, aku pengen resign aja dari Interna."

Inilah yang membuat Seungwoo akhirnya memilih mengurungkan niatnya untuk mengambil PPDS Ilmu Penyakit Dalam. Cakupannya memang luas, kasusnya bervariatif, dan banyak dibutuhkan, maka dari itu Ilmu Penyakit Dalam disebut sebagai induknya ilmu kedokteran. Tapi walaupun jumlah semesternya tidak sebanyak bedah, kasus yang ditangani oleh bidang Ilmu Penyakit Dalam lebih banyak, lebih beragam, dan pasien yang masuk lebih melimpah. Ia pun sudah mempelajari bahwa kuantitas pasien yang masuk sangat berpengaruh terhadap mood para dokter konsultannya yang juga ingin mengurus keluarga, ingin pulang, ingin istirahat, tapi juga masih ingin mengabdi. Seperti perang batin, jadilah bad mood. Interna adalah ketegangan tiada akhir.

COASS COOPERATE 3.0 [Sequel of CC 2.0]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang