Strawberries Candied and Spicy Beef Soup - 2 END

10K 2.2K 1.4K
                                    

Sebenarnya Byungchan bukan tipe orang yang akan memasak sesuatu hanya karena orang-orang mengatakan kalau mereka ingin memakan masakannya. Beberapa orang memang memuji kalau masakannya enak dan selalu membuat ketagihan - kemudian berakhir iri setengah mati pada Seungwoo yang setiap hari memakan masakannya - tapi ia tidak lantas jadi keranjingan memasak hanya karena orang-orang memujinya sebagai koki terpendam. Ia hanya akan memasak sesuatu kalau ia menginginkannya dan makanan yang akan dimasaknya bukanlah tipe makanan yang menghabiskan banyak waktu untuk dimasak dengan sempurna.

Dan salah satu jenis makanan yang paling Byungchan tidak sukai untuk dimasak dalam waktu singkat adalah daging sapi. Ia kerap kali uring-uringan tiap memasak daging sapi karena tekstur daging yang keras, sulit untuk lunak, dan bumbunya membutuhkan waktu lama untuk meresap ke dalam serat dagingnya. Ia menempatkan daging sapi di urutan nomor satu sebagai bahan makanan yang diolah harus dengan waktu lama, diikuti dengan gurita bertentakel besar, dan daging kambing. Tapi kadang-kadang kalau ia merasa punya banyak waktu, ia akan memasaknya. Terlebih lagi daging sapi dan gurita bertentakel besar adalah makanan kesukaan Seungwoo.

Seperti malam ini, ia sedang berkutat di dapur dengan sepanci sup daging sapi pedas setelah nyaris sejam ia tidak beranjak sama sekali dapur. Sebenarnya ia tidak ada niatan untuk membuat sup daging sapi pedas malam ini, tapi melihat Seungwoo tidak begitu tertarik dan menanggapinya saat pulang tadi ketika ia bertanya tentang menu makan malam, jadi ia memutuskan untuk membuat makanan ini. Meskipun agak rumit dan memakan waktu lumayan lama untuk memastikan dagingnya tidak keras, juga bumbunya sempurna masuk ke dalam dagingnya, ia tetap melakukannya.

Karena Seungwoo menyukainya.

Dan ketika ia mulai memikirkan bagaimana reaksi Seungwoo saat melihat makanan ini di meja makan, ia lebih dulu dikagetkan dengan sepasang lengan yang melingkari pinggangnya dan bahunya yang mendadak berat karena dagu seseorang sedang bertumpu di sana.

"Tau nggak? Aromanya sampai ke kamar mandi lho. Aku kira kamu masak apa, ternyata masak sup daging pedas." Seungwoo bergumam pelan sambil mengecup pipi Byungchan sekilas setelah melihat jenis masakan apa yang sedang mendidih dengan warna menggoda di panci sana.

Byungchan terkekeh pelan, sementara tangannya masih sibuk mengaduk sup di panci atas kompor yang menyala. "Kamu suka makanan ini kan? Kamu masih suka masakanku kan?" tanyanya sambil melirik sedikit ke arah Seungwoo lewat ekor matanya.

Seungwoo mengangguk. Ia menarik napas panjang dan menikmati seberapa harumnya aroma masakan Byungchan. "Suka kok. Emang kapan sih aku nggak suka masakanmu? Aku pernah bilang kalo aku udah nggak suka masakanmu," jawabnya.

"Kamu nggak pernah bilang, Woo. Tapi kamu pernah lho buang masakanku ke sampah dan malah beli makanan dari luar tanpa bilang kurangnya masakanku di mana." Byungchan terkekeh pelan setelahnya. Tangan kanannya bergerak mengecilkan api kompor, sekaligus membiarkan Seungwoo tetap memeluknya.

"I'm really sorry for that, Dear. Tapi aku suka masakanmu. Rasanya yang terbaik." Seungwoo mengulas sedikit senyum dan kembali memberikan kecupan di pipi Byungchan sambil beberapa kali mengusakkan ujung hidung mancungnya ke pipi Byungchan.

Byungchan melirik ke samping dengan satu alis terangkat naik. "Woo, aku bilang berapa kali sih kalo habis keramas tuh keringin rambutnya yang bener dong? Jangan setengah kering begini, nanti malah bau atau kepala kamu yang pusing lho."

"Nanti ajalah keringin rambutnya, habis makan malam. Sekarang aku lagi pengen nemenin kamu masak." Seungwoo tidak mengindahkan perkataan Byunchan. Ia justru semakin mengeratkan pelukannya di pinggang Byungchan dan memberikan beberapa ciuman di leher Byungchan.

Byungchan berdecak sebal dan menjauhkan lehernya dari jangkauan Seungwoo. Ia lantas mematikan kompornya dan menoleh menghadap Seungwoo yang juga sedang menatapnya dengan pandangan agak memprotes. "Sini, biar aku yang keringin," katanya.

COASS COOPERATE 3.0 [Sequel of CC 2.0]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang