Tidurlah, Selamat Malam - 2

10.8K 2.5K 458
                                    

"Jadi semalem kamu pulang bareng siapa?"

Minhee yang baru masuk ke mobil, langsung menoleh ke arah Yunseong yang tampak masih duduk tenang di balik kemudinya. Ia tersenyum saat menyadari bahwa Hwang Yunseong terlihat segar, alih-alih terlihat seperti dokter yang tidak pulang ke rumah dan tidak sempat tidur.

Yunseong menoleh menatap Minhee yang duduk di jok sampingnya. "Kayaknya semalem saya ketemu Junho uring-uringan, terus di belakangnya Hyungjun juga kayak kalang kabut. Kamu jelas nggak pulang bareng Junho," ujarnya.

Minhee mengangguk. "Saya emang nggak pulang bareng sama Junho kok, dok. Semalem Junho jaga. Kebetulan yang lain juga jaga. Mau bareng Dongpyo, tapi arah rumah kita nggak searah."

Yunseong mengangguk mengerti. Tangannya terulur menyalakan radio mobil, sebelum akhirnya melajukan mobilnya ke jalanan, menuju rumah sakit setelah memastikan Minhee sudah memakai sabuk pengamannya.

Minhee mengerjap beberapa kali, kemudian kembali menoleh ke arah Yunseong. "Semalem hujan deras. Dokter nggak papa kan?" tanyanya.

Yunseong mengangguk. "Saya nggak papa kok. Semalem saya di ruang operasi, jadi saya nggak dengar suara hujan sama sekali."

"Oh, pantesan saya lihat kok dokter lama banget off-nya. Ternyata lagi di ruang operasi." Minhee mengangguk beberapa kali.

Yunseong melirik sejenak ke arah Minhee sambil mengurangi kecepatan mobilnya. "Kamu nggak nunggu saya on sampai pagi kan?" tanyanya.

Minhee menggeleng. "Sebenernya saya insomnia semalam, sekaligus kepikiran dokter. Tapi untungnya bisa tidur."

"Nyenyak tidurnya?"

Minhee menoleh lagi. Ia mengangguk, teringat semalam suara Yury menjadi pengantar tidurnya. "Nyenyak kok, dok. Saya bangun dua jam sebelum berangkat," jawabnya.

"Kamu belum jawab pertanyaan saya tadi, dek." Yunseong menginjak pedal rem dan membuat mobilnya terhenti di barisan depan saat lampu merah tampak menyala. "Kamu pulang bareng siapa semalem?"

"Saya bareng kak Yury, dok."

Yunseong menoleh, menatap Minhee bingung. "Dokter internship baru itu?" tanyanya.

Minhee mengangguk. "Dia kakak tingkat saya waktu masih preklinik. Dia lulus duluan, tapi kita masih lumayan dekat kok. Kalo dokter mungkin pernah dengar tukang ojek saya dari Yohan, dia orangnya."

Dahi Yunseong berkerut seketika. Ia lantas kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan standard. Banyak tanda tanya sekarang bermunculan di kepalanya. Ia beberapa kali bertemu beberapa dokter internship baru di rumah sakit, termasuk dengan Yury. Ia tidak kenal dekat. Tapi ternyata dokter iship itu dekat dengan pacarnya. Malah secara kebetulan mantan kakak tingkat.

Dunia ternyata memang sesempit pemikiran manusia. Bergerak ke kanan, bertemu. Bergerak ke kiri, berpapasan.

Yunseong berdeham pelan. "Dia naksir kamu?" tanyanya.

Sebuah tanda tanya imajiner besar sekarang muncul di kepala Minhee. "Kenapa langsung curiga kalo dia naksir saya? Karena dia nganterin saya?" tanyanya.

Yunseong menoleh, menatap lurus ke mata Minhee, kemudian kembali fokus pada jalanan. "Nggak papa, saya cuma nebak. Saya dengar dari Yuvin, dokter Seungyoun udah lama naksir Yohan. Sejak jaman preklinik juga. Kalo kamu kenal Yury, otomatis kamu juga kenal Seungyoun kan?"

Minhee mengangguk. "Kami satu kampus, satu almamater, jadi kami saling kenal. Kak Seungyoun emang dari dulu suka sama Yohan, tapi belum sempat nembak. Hanya karena kak Seungyoun naksir Yohan, bukan berarti kak Yury naksir saya, dok."

COASS COOPERATE 3.0 [Sequel of CC 2.0]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang