Yuvin bergerak perlahan saat sesuatu mulai memintanya untuk bangun dari tidur. Gerakannya yang timbul secara tiba-tiba mengakibatkan seseorang yang masih terlelap dalam pelukannya mengerang terganggu tidurnya. Ia lantas melirik ke bawah dan tersenyum sekilas saat melihat bagaimana sosok dalam pelukannya bergerakan perlahan menyamankan diri kembali dalam dekapannnya. "Hey, wake up, Sweetheart," bisiknya lembut sambil sesekali meniupi helaian rambut yang menggelitik perpotongan lehernya.
Yohan - sosok dalam pelukannya - mengerang tidak nyaman saat ia mulai menggerakkan sedikit pelukannya dan membisikkan beberapa kata tepat di telinga Yohan. Dokter muda itu beberapa kali mengerang dan berakhir menyembunyikan wajahnya di dada pacarnya. "Eung... nanti dulu," katanya saat Yuvin kembali menggodanya dengan meniupi bagian dalam telinganya.
"Hey, kamu ada bimbingan pagi. Kalo kamu tidur terus, nanti kamu telat." Yuvin memainkan jemarinya di permukaan punggung halus Yohan di balik selimut sambil sesekali menunduk untuk memberikan beberapa kecupan di sepanjang bahu Yohan yang terbuka.
Sekali lagi, Yohan bergerak tidak nyaman dengan ulah Yuvin, tapi tidak sepenuhnya memprotes karena ia masih mengantuk berat. "Dok, lima menit lagi. Saya masih ngantuk. Badan saya sakit semua," rengeknya dengan suara serak. Ia tidak kunjung mengangkat wajahnya dari dada Yuvin, seakan membiarkan tangan-tangan jahil Yuvin bermain di sepanjang punggungnya.
"Perasaan tadi juga nggak sampai pagi. Kok masih ngantuk, Han? Kamu nanti telat bimbingan lho nanti. Mau emang?" Yuvin menghentikan aktivitasnya memainkn jemarinya di punggung halus Yohan atau aktivitasnya mengecupi sepanjang bahu Yohan.
Yohan mengangkat wajahnya keluar dari dada Yuvin dan memandang pacarnya dengan matanya yang berkedip beberapa kali, benar-benar khas orang bangun tidur dengan sepasang matanya yang masih memerah dan berair, juga dengan bibirnya yang manyun ke bawah. "Please, sebentar aja, dok. Saya ngantuk..." katanya.
Yuvin menggeleng pelan sambil mengendurkan pelukannya di tubuh Yohan, membiarkan ada jarak di antara mereka. "Han, kamu harus bimbingan. Kalo kamu telat, nanti kamu sendiri yang rugi banyak," katanya, berusaha meneguhkan hati untuk tidak terbuai perkataan dan mimik wajah Yohan. Tapi, memangnya dia bisa melakukannya?
"Daddy, please..." Yohan menggigit perlahan bibir bawahnya, kemudian memasang ekspresi menggemaskan dengan matanya yang memandang Yuvin penuh harap.
"Never bite your lips like that, Sweetheart." Yuvin menggeleng pelan. Ternyata segala sesuatu yang menyangkut tentang Yohan tetaplah sebuah kelemahan baginya dan sebenarnya ia bukan tipe orang yang sedang menahan sesuatu, tapi terkadang waktu membuatnya harus menahan sesuatu untuk tidak dilakukan di waktu yang sama. Pendiriannya kali ini harus teguh.
Yohan mencebik menatap Yuvin yang berusaha tidak goyah dengan bujukannya. Tapi serius, ia menganguk dan tubuhnya, astaga seperti dihajar preman. Sebenarnya bolos bimbingan sekali tidak akan membuat nilainya stase ini terjun bebas dari banyak deretan A ke C. Lagipula ia tidak seperfeksionis Eunsang dan Minkyu yang bahkan tidak pernah bolos apapun kondisinya. Jadi sebenarnya bukan masalah besar kalau ia membolos sekali. Serius hanya sekali karena sebentar lagi stase mata akan segera selesai.
Yuvin tersenyum sekilas saat melihat Yohan yang tampak cemberut dengan wajah mengantuk di depannya dan ia tidak bisa menahan diri untuk mengambil ciuman selamat paginya. "Jangan tidur lagi, Sweetheart. Kamu harus bimbingan pagi ini. Telat nggak masalah, asalkan jangan bolos. Kamu butuh ilmunya buat ujian akhir stase, tapi yang paling penting kamu juga butuh ilmunya buat UKMPPD. Katanya pengen lulus oneshot, masa bolos? Ayo bangun, saya anterin ke rumah sakit nanti."
Yohan tidak beranjak dari tempat tidurnya, justru makin merengek sambil memeluk pinggangnya, seakan tidak membiarkannya untuk beranjak dari tepat tidur. "Gendong..." lirihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
COASS COOPERATE 3.0 [Sequel of CC 2.0]
FanfictionSequel dari Coass Cooperate 2.0 Silakan membaca Coass Cooperate 2.0 apabila merasa bingung dengan plot Coass Cooperate 3.0 Seputar kehidupan para koass selama masa Program Profesi Dokter, bersama segala balada hidup dan asmaranya bersama teman sepen...