"Woo, kamu dari mana aja sih? Aku tungguin dari tadi di parkiran, nggak muncul-muncul. Ada kali setengah jam aku nungguin kamu di sini. Kakiku pegal tau." Byungchan melipat kedua tangannya di depan dada saat matanya akhirnya menangkap sosok tunangannya berjalan ke arahnya yang sudah setengah jam lebih dengan tas hitam di bahu kirinya dan snelli di tangan kanannya.
Seungwoo tersenyum sekilas saat melihat ekspresi kesal di wajah tunangan manisnya. "Maaf ya, tadi aku ngobrol sebentar sama kakaknya Junho. Karena udah ngobrol sama kakaknya Junho, otomatis aku jadi nyambung ngobrol sama dokter Chaeyeon. Tadinya mau kirim pesan ke kamu, tapi kok kesannya nggak sopan di depan konsulen malah sibuk main hape, padahal pembicaraan kami lagi serius."
Byungchan mengangguk mengerti dan membantu Seungwoo membawa snellinya. "Jadi kamu ngobrol apa sama kakaknya Junho? Dia cerita soal keluarganya ke kamu?"
"Dia cerita beberapa dan ternyata dia baru tau soal keadaan psikisnya Junho baru-baru ini aja. Bahkan saat aku cerita soal Junho yang overdosis obat-obatan pun, kelihatan banget kalo reaksi dia kaget banget. Artinya emang selama ini dia nggak tau apapun soal keadaan Junho walaupun Junho itu adiknya. Dia juga bilang kalo dia ataupun kakaknya nggak dekat satu sama lain, dan kakaknya juga nggak dekat dengan Junho. Mereka semua jauh, seperti bukan saudara." Seungwoo menggeleng beberapa kali.
Byungchan menyandarkan tubuhnya di badan mobil dan mengangguk beberapa kali. "Aku juga baru tau lho kalo dokter Cha itu mamanya Junho. Kemarin lagi heboh kabar Junho ditegur konsulen karena beberapa kali mangkir jaga, dari situ aku baru tau kalo dokter Cha itu mamanya Junho. Tapi kok aneh ya? Kalo anaknya sampai ditegur separah itu sama konsulen, kok dia seakan nggak peduli?"
"Junho mangkir jaga?" Ekspresi di wajah Seungwoo langsung berubah. Ia tidak tahu sama sekali tentang ini dan ini adalah sebuah kabar yang mengejutkan. Setelah mengobrol dengan Eunwoo, mendapat kabar seperti ini mendadak seperti mendapat jackpot.
Byungchan mengangguk. "Iya, katanya udah beberapa kali mangkir jaga atau malah kabur sewaktu jaga. Nggak ada yang tau dia perginya ke mana. Jadi beritanya nyebar gitu dan sampai ke dokter Cha. Pertanyaanku adalah kenapa mamanya Junho seakan nggak peduli dengan itu? Kan Junho juga anaknya."
"Kalo dilihat dari cerita Eunwoo tadi, mamanya Junho juga nggak dekat dengan Junho. Ibarat kata begini, papanya Junho punya anak pertamanya sebagai anak emas dan mamanya Junho punya Eunwoo sebagai anak emasnya. Masing-masing dari mereka punya anak emas, dan Junho bisa dibilang hanya dijadikan pelampiasan mereka saat kesal, jenuh, atau marah. Jadi papanya nggak bisa melampiaskan ke Eunwoo karena mamanya selalu membela Eunwoo, tapi mamanya juga nggak bisa melampiaskan ke anak pertama mereka karena papanya membela si anak pertama. Nah posisi Junho adalah dia nggak punya orang yang mau membela dia, jadi dialah yang akhirnya jadi pelampiasan itu." Seungwoo menjelaskan.
"Kok gitu sih? Kenapa kakak-kakaknya nggak mau belain adiknya? Kalo adik mereka nggak salah, seharusnya mereka membela adik mereka. Bukan hanya diam dong. Kakak macam apa sih mereka sih? Posisiku juga anak pertama dan adikku juga ada 2 lho, aku sebagai sesama kakak mendadak ketrigger nih." Byungchan mendadak mencak-mencak sebal dengan alis menyatu, yang seandainya bisa digambarkan sebagai kartun, mungkin sekarang ia akan menyemburkan apinya.
Seungwoo menggeleng pelan. "Chan, kamu dibesarkan di keluarga yang sehat, di mana orang tuamu nggak melakukan kekerasan terhadap kamu dan adik-adikmu. Orang tuamu benar-benar mengarahkan kamu dan adik-adikmu sebagaimana orang tua mendidik anak-anaknya. Bahkan orang tuamu bisa jadi teman dan sahabat buat kamu dan adik-adikmu karena selain mengarahkan, mereka juga mendengarkan kalian. Ini sepenuhnya beda dengan keadaan keluarga Junho."
Byungchan kembali menyandarkan tubuhnya di mobil dan menatap lurus ke arah Seungwoo. Mendadak ia lupa kalau ia tadinya mengantuk dan lelah sekali saking serunya mendengar cerita tentang Junho dan keluarga anehnya, juga orang tuanya yang tidak kalah aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
COASS COOPERATE 3.0 [Sequel of CC 2.0]
Fiksi PenggemarSequel dari Coass Cooperate 2.0 Silakan membaca Coass Cooperate 2.0 apabila merasa bingung dengan plot Coass Cooperate 3.0 Seputar kehidupan para koass selama masa Program Profesi Dokter, bersama segala balada hidup dan asmaranya bersama teman sepen...