We're Lucky That Our Relationship is Fine

12.3K 2.6K 419
                                    

"Kemarin lusa, katanya Yohan minta putus dari Yuvin. Sekitar 3 hari lalu. Kamu tau?"

Minhee menoleh ke arah Yunseong yang berada di sisinya, berbaring dengan posisi berlawanan arah dengannya, sehingga membuat kepala mereka saling berdekatan meski berlawanan arah. Ia mengangguk. "Katanya sih begitu. Yohan cerita, tapi nggak banyak," jawabnya.

Yunseong menggumam sebentar. Ia mendongak menatap pernak-pernik bintang glow in the dark di langit-langit kamarnya. "Yuvin masih shock sampai sekarang walaupun kejadiannya udah 3 hari lalu. Dia baru selesai operasi bareng dokter Somi waktu Yohan telepon. Kalo seandainya waktu itu dia nggak lagi ada tugas yang menyangkut pasien, mungkin udah nyari Yohan."

"Yohan juga waktu datang ujian akhir stase Anak lusa lalu, matanya juga sembab. Hidunya merah juga. Kayaknya habis nangisin sesuatu semaleman atau malah sampai nggak tidur." Minhee mendongak, ikut menatap ke langit-langit kamar Yunseong.

Yunseong bergerak untuk memperbaiki posisi kepalanya saat dirasanya bibirnya terlalu dekat dengan pelipis Minhee. "Yuvin serius sama Yohan, itu yang saya lihat selama ini. Walaupun isi kepala Yuvin agak keterlaluan, tapi dia beneran serius sama Yohan. Jadi sewaktu Yohan minta putus sambil nangis-nangis, wajar kalo dia kaget. Bahkan kagetnya masih sampai sekarang."

"Yohan juga sebenarnya serius sama dokter Yuvin. Sewaktu dekat sama kak Seungyoun dulu, dia nggak pernah berani ngelakuin lebih. Paling cuma sekedar pelukan, rangkulan, gandengan, atau teleponan sebelum tidur. Dan itu terjadi tanpa status. Cuma sama dokter Yuvin, Yohan berani nekad sampai sejauh ini. Artinya Yohan pun juga serius sama dokter Yuvin," Minhee menjelaskan. Ia meraih selimut dan memeluk ujungnya.

Yunseong mengalihkan pandangannya pada peta bintang di dinding kamarnya sejenak. "Yuvin sebenarnya tau alasan kenapa Yohan minta putus, katanya sih karena orang tuanya Yohan nggak mau anak semata wayang mereka menyimpang. Orang tua Yohan nggak pernah peduli apa kedudukan Yuvin di rumah sakit dan setinggi apa pangkatnya, tapi intinya orang tuanya Yohan nggak pernah mau anak mereka menyimpang."

"Orang tua mana sih, dok, yang pengen anak mereka menyimpang? Apalagi orang tuanya Yohan sayang banget sama Yohan. Maklumlah, anak satu-satunya. Apapun yang Yohan minta, kalo orang tuanya sangguh ngasih, pasti dikasih. Yohan nggak pernah dimarahin kalo nilai dia turun, paling cuma disuruh belajar lebih giat dan dikurangin mainnya. Orang tuanya Yohan juga nggak pernah main tangan sama Yohan, mereka lebih milih ngomelin Yohan, daripada mukul. Mereka juga nggak pernah membebani Yohan dengan ekspektasi yang tinggi, tapi emang Yohannya aja golongan ambisius kayak Eunsang sama Minkyu. Tapi sesayang apapun orang tua ke anaknya, saat anaknya ngelakuin kesalahan yang fatal apalagi sampai menyimpang, mereka pasti akan berusaha keras buat bikin anaknya kembali ke jalan yang benar. Walaupun harus pakai cara yang keras." Minhee memandang lurus ke depan, membuat garis-garis imajiner seakan ia sedang menghubungkan bintang satu dengan bintang lainnya.

Yunseong mengangguk, membuat helaian rambutnya tidak sengaja menggesek pelipis Minhee. "Karena Yohan menerima kasih sayang yang besar dari orang tuanya, dia juga akhirnya tumbuh jadi anak yang sangat sayang sama orang tuanya dan nggak mau mengecewakan orang tua yang selama ini berjuang banyak buat dia. Walaupun sedih karena harus putus sama Yuvin, tapi Yohan akan lebih sedih saat dia ingat dia melukai dan mengecewakan orang tuanya. Akan lebih konyol saat dia lebih memilih Yuvin dan mengabaikan orang tuanya."

"Kalo saya di posisi Yohan, mungkin juga saya akan memilih orang tua saya." Minhee menarik napas panjang dan mengembuskannya perlahan.

Yunseong mengulurkan tangannya untuk menyingkirkan poni di dahi Minhee saat cowok itu menoleh menatapnya. Ia tersenyum dan memajukan sedikit wajahnya untuk mencium ujung hidung Minhee. "Kamu benar. Saat orang tua kita begitu sayang sama kita dan berjuang banyak untuk impian kita, saat kita mengecewakan mereka bahkan hanya sekali seumur hidup, rasanya adalah sebuah penyesalan panjang. Bukan hanya mereka yang kecewa sama kita, tapi diri kita sendiri pun ikut kecewa. Ada orang tua yang membebaskan apapun yang dilakukan anaknya, asal anak mereka bahagia. Tapi kebanyakan ada juga orang tua yang yang membebaskan anaknya dengan memberi batasan mutlak, jadi dia nggak bebas sebebas-bebasnya, tapi ditarikulur. Masih ada aturan dan batasan yang nggak boleh dilampaui."

Minhee memejamkan matanya, menikmati lembutnya bibir Yunseong mengecup ujung hidungnya. "Dari Yohan, saya belajar banyak. Mungkin Yohan terluka karena harus putus sama dokter Yuvin, tapi dia punya orang tua yang siap jadi penopang buat dia. Setidaknya dia masih bisa berdiri walaupun pernah terluka."

"Dari Yuvin juga saya banyak belajar. Mungkin dia terluka karena harus pisah sama Yohan, tapi dia punya orang tua yang mau menerima dia apa adanya dan dia punya Ae Young sebagai penyemangat hidupnya yang lain."

Minhee mengangguk. Ia meraih tangan Yunseong yang berada di atas perut dan menggenggamnya. "Saya juga belajar banyak dari Junho. Keluarga dia emang nggak terlalu peduli sama dia, bahkan cenderung emang nggak peduli, tapi dia punya orang-orang di sekeliling dia yang peduli dan sayang sama dia. Terutama Eunsang. Mungkin saat orang lain akan pergi dari dekat Junho karena kekurangannya, mungkin Eunsang satu-satunya yang masih mau bertahan."

"Setiap manusia dilahirkan ibarat sebuah kepingan. Hanya separuh, dan separuh lainnya adalah orang lain. Bisa jadi orang lain itu adalah orang tua, keluarga, teman, atau bahkan pasangan. Nggak ada orang yang terlahir utuh dan bisa melakukan segalanya sendirian. Ibarat puzzle, manusia diciptakan untuk saling melengkapi demi bertahan dari kerasnya kehidupan." Yunseong membalas genggaman Minhee dengan sebuah genggaman yang lebih erat.

Minhee tersenyum dan mengangguk. Ia sedikit memajukan kepalanya untuk membuat hidungnya bersentuhan dengan hidung Yunseong. "Saya juga belajar banyak dari Wonjin sama Minkyu. Wonjin yang lagi sakit dan Minkyu yang mau mendampingi tanpa mengeluh. Mereka pasangan yang pas. Kalo seandainya pacar Wonjin adalah Junho, mungkin Wonjin akan lebih terluka. Bukan hanya soal fisik, tapi juga hatinya. Untungnya, orang yang mendampingi Wonjin adalah Minkyu. Dan orang yang mau mendampingi Junho adalah Eunsang. Kehidupan nggak pernah bisa ditebak."

"Kalo kamu gimana? Orang tuamu seperti orang tua Yohan atau...?"

Minhee menggeleng. "Orang tua saya tinggal mama. Saudara sedarah saya hanya kakak saya. Sejak papa meninggal, mama hidup dalam dunianya sendiri dan nggak begutu peduli apapun yang dilakukan anak-anaknya. Kakak saya udah berkeluarga, jadi dia lebih mengurus keluarganya. Ngurus saya pun cuma membantu biaya program profesi saya. Jadi dia juga nggak begitu peduli dengan dunia saya."

Yunseong mengangguk memahami. "Keluarga saya juga tinggal nenek. Sejak orang tua dan adik saya meninggal, saya hampir nggak pernah merasa bahagia. Hidup saya juga datar-datar aja. Jadi sewaktu saya menemukan kebahagiaan saya dalam diri orang lain, nenek saya membiarkan. Selama ini dia melihat saya nggak bahagia, jadi dia membiarkan saya mendapatkan kebahagiaan saya sendiri."

"Mungkin kalo kita ngalamin apa yang dialami Yohan sama dokter Yuvin, kita nggak bisa lagi berdiri setegak sekarang. Apa yang terjadi sama mereka dan apa yang terjadi sama mereka, semuanya udah pas dengan porsinya dan sesuai dengan kemampuan mereka." Minhee memejamkan matanya, merasakan lembutnya angin yang masuk lewat pintu balkon kamar Yunseong yang setengah terbuka.

Yunseong mengangguk, kemudian ikut memejamkan matanya. "Minhee..."

"Ya?"

Yunseong memajukan sedikit kepalanya untuk memberi kecupan hangat di dahi Minhee. "We're lucky that our relationship is fine. And with you, I feel complete."

Selamat pagi hehehe. Jangan lupa sarapan ya💜

Bagaimana pasangan Yuvin dan Yohan semalam? Ada yang sedih karena mereka putus?😁

Akankah mereka balikan di masa yang akan datang? Kita tunggu saja hehehe🙈

COASS COOPERATE 3.0 [Sequel of CC 2.0]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang