"Gue nggak tau sejauh apa hubungan prabalikan lo sama Seobin atau sejauh apa hubungan main api lo sama Junho, tapi ayolah, Dam, be more mature. Lo nggak bisa selamanya begini kan?"
Midam berhenti mengunyah asinan kepiting mentah pedas yang dibawa Byungchan dan Wooseok tepat saat Byungchan menyelesaikan kalimatnya. Ia menyesap pelan kaki kepiting dalam mulutnya, masih berpikir untuk mendapatkan jawaban yang tepat. Sementara Byungchan yang tidak sabaran mulai menggunting kepiting penuh emosi, hingga sebagian bumbu merahnya terciprat ke lantai kamar Midam.
Wooseok meraih beberapa lembar tisu dan membersihkan kekacauan yang tidak sengaja dibuat Byungchan. "Love his darkness, it's mean love his circle life, Dam. Buat pertama kalinya aku setuju sama Byungchan. Aku nggak tau seberapa jauh hubungan prabalikanmu sama Seobin atau sejauh apa hubungan main apimu sama Junho, tapi kamu harus buat keputusan, Dam."
Byungchan mengangguk dan menyendok nasi untuk dicampurkan ke dalam cangkang kepiting. "Kalo dia plin-plan, lo jangan ikutan plin-plan. Udah cukup dia aja yang plin-plan, lo jangan ikutan plin-plan. Kalo masih belum punya perasaan yang kuat buat balikan sama Seobin, seenggaknya jangan lo ngasih celah Junho buat deketin lo lagi, Midam."
"Lama-lama kamu sendiri yang ikut bakar diri. Kalo dia belum bisa bikin keputusan, kamu yang harus bikin, Dam. Umur kamu lebih dewasa dari dia, jangan ikut-ikutan plin-plan kayak dia."
Byungchan meletakkan sendoknya di atas piring, mengurungkan sejenak niatnya untuk menyantap nasi dan asinan kepitingnya. "Sekarang lebih baik lo jujur, Dam. Kalo lo belum bisa jujur sama Eunsang, paling enggak lo jujur sama perasaan lo sendiri. Lo nggak akan pernah bisa jujur sama orang lain, kalo lo nggak pernah jujur sama diri lo sendiri. Gue tanya, seberapa jauh perasaan lo ke Junho?"
Midam bungkam. Ia menunduk, tidak berani menatap Byungchan ataupun Wooseok. Tidak dengan salah satunya. Ia malah sibuk memandangi sewadah besar asinan kepiting mentah pedasnya.
Wooseok menghela napas panjang dan mencengkram pelan bahu Midam. "Ayolah, Dam. Kalo lo belum bisa jujur sama Eunsang atau jujur sama Seobin, paling nggak lo harus jujur sama perasaan lo sendiri. Kalo perasaan lo ke dia emang masih ada, bilang aja masih ada. Nggak ada yang salah saat lo ngakuin perasaan lo sendiri. Sembunyi dan main di belakang bukan hal tetap sementara diri lo sendiri nggak pernah mau jujur."
"Untuk kesekian kalinya gue bilang sama lo, Dam. Jangan ikutan plin-plan. Udah cukup Junho aja yang plin-plan, lo jangan ikutan. Seenggaknya kalo lo punya keputusan dan lo berpegangteguh sama keputusan lo, semuanya bakalan lebih baik, Dam."
Midam menggigit bibir bawahnya perlahan. Setelah menghela napas berat, ia mengangkat kepala dan menatap kedua teman baiknya bergantian. "Iya, aku masih ada perasaan sama Junho. Tapi bukan berarti aku mau bersikap plin-plan. Enggak sama sekali."
"Terus kalo bukan plin-plan apa? Kemarin kamu sendiri cerita tentang Seobin, hari ini kamu bilang kalo kamu masih ada perasaan sama Junho. Lama-lama kamu juga sama aja sama Junho." Byungchan menyerah. Ia meraih kepiting yang sudah dipotong dan memakannya tidak sabaran.
Wooseok menggeleng beberapa kali. "It's ok kalo emang kamu masih punya perasaan sama Junho, Dam. Nggak ada yang salah. Kamu emang nggak bisa nentuin ke mana hatimu harus jatuh dan dari sekian banyak orang yang masih hidup di dunia, kamu juga nggak pernah nentuin akan suka sama Junho kan? Tapi kamu harus punya keputusan. Lupain atau pertahanin, Dam. Apa resiko yang bakalan kamu dapat saat kamu lupain dia dan apa resiko yang bakalan kamu dapat saat kamu pertahanin dia. Kamu nggak bisa dapat dua hal sekaligus karena hidup ini pilihan, Dam. Ada yang kamu pilih, ada juga yang perlu kamu buang."
"Resiko pertama yang lo dapat saat pertahanin perasaan lo buat Junho adalah lo siap sakit atau lo main api di belakang adik lo sendiri dan siap ngelihat adik lo yang sakit. Kalo lo bicara soal show me your darkness, Eunsang lebih sering lihat gelapnya Junho daripada lo, Dam. Ibarat lo itu cuma di ranah remang-remang dan lo masih bisa ngelihat Junho mau bertindak apa. Tapi Eunsang udah beneran di dalam gelapnya Junho, Dam, dan dia nggak ngelihat Junho mau bertindak apa."
KAMU SEDANG MEMBACA
COASS COOPERATE 3.0 [Sequel of CC 2.0]
FanfictionSequel dari Coass Cooperate 2.0 Silakan membaca Coass Cooperate 2.0 apabila merasa bingung dengan plot Coass Cooperate 3.0 Seputar kehidupan para koass selama masa Program Profesi Dokter, bersama segala balada hidup dan asmaranya bersama teman sepen...