Mother and Son Conversation

11K 2.5K 841
                                    

"Semalam mama dengar adikmu kena tegur konsulen stase kulit dan kelamin."

Eunwoo langsung mengurangi kecepatan mobilnya saat mendekati lampu merah dan melirik sekilas ke arah sang mama yang duduk di jok sampingnya. "Kok bisa Junho kena tegur konsulen? Mama tau dari mana?" tanyanya bingung.

"Sebenarnya mama dengar dari dokter-dokter penyakit dalam. Mereka kan pada tau kalo adikmu itu anak mama, jadi otomatis kabarnya sampai ke mama. Sama kayak kamu. Kabar tentang kamu juga sampainya ke mama lebih cepat karena mereka tau kamu anak mama." Sang mama menjawab sambil memasukkan ponselnya ke dalam snellinya setelah menjawab pesan singkat dari putra sulungnya.

Eunwoo mengangguk beberapa kali sambil mengeram mobilnya, membuat mobilnya berada di barisan depan. "Belakangan aku sibuk, jadi nggak terlalu dengerin kabar soal Junho. Aku cuma ketemu Junho sewaktu dia stase anak, selebihnya udah jarang."

"Kamu sama sekali nggak ketemu Junho?" Mamanya menoleh ke samping dan mencoba menilik ekspresi wajah putra tengahnya.

Eunwoo berpikir sebentar, kemudian mengangguk. "Pernah. Beberapa hari lalu, di taman rumah sakit. Dia lagi sama temannya. Selebihnya, aku nggak ketemu sama sekali. Emang mama dengar Junho ditegur kenapa?"

"Katanya dia beberapa kali mangkir jaga. Sama beberapa kali kabur sewaktu jaga. Nggak ada yang tau kaburnya dia ke mana, tapi ini jelas dong bikin konsulen uring-uringan. Kalo mama membimbing koass dan nemu koass yang kayak adikmu, tensi mama bisa naik, Woo. Kadang-kadang koass emang bikin kesalahan, tapi biasanya konsulen langsung bilang sama koass yang bersangkutan dan akhirnya kasus itu tertutup. Ini mungkin adikmu udah keterlaluan, makanya nyebar keluar. Mama sendiri kaget sewaktu tau dia dapat teguran dari konsulen, dan tegurannya nyebar ke luar Departemen Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin."

Eunwoo menggeleng pelan sambil mengecilkan volume musik di mobilnya. "Ma, sebenarnya aku pengen nanya suatu hal. Ini masih tentang Junho. Tapi belakangan ini aku sibuk, mama juga sibuk. Pengen nanya sama papa sih, tapi kayaknya papa selalu uring-uringan belakangan ini. Dan bahas soal Junho di depan papa, sama aja cari masalah."

"Kamu mau nanya apa, Woo? Kenapa nggak nanya dari kemarin-kemarin?"

Eunwoo menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal dan tersenyum canggung sesaat. "Junho pernah bilang kalo dia punya bipolar. Itu benar? Atau cuma akal-akalan dia?"

Hening sesaat. Tidak ada jawaban, sementara Eunwoo kembali melanjukan mobilnya sesaat setelah lampu lalu lintas berganti warna menjadi hijau dan kendaraan di belakangnya mengklakson dengan tidak sabaran.

Mamanya mengangguk pelan. "Iya, dia bipolar. Bipolarnya Junho menurun dari genetik papanya. Nenekmu dari pihak papa juga bipolar, tapi papamu enggak. Kakakmu dan kamu juga enggak. Jatuhnya ke adikmu, ditambah lagi mama sama papa emang keras ke dia, lebih keras daripada ke kamu atau kakakmu. Makanya adikmu dekat sama neneknya karena sebenarnya adikmu udah menunjukkan gejala bipolar itu sejak lama."

Eunwoo menarik napas panjang dan mengembuskannya perlahan, kemudian menoleh sejenak menatap mamanya. "Kak Myungsoo tau ini?" tanyanya lagi.

Mamanya kali ini menggeleng. "Myungsoo nggak tau, sama kayak kamu. Cuma mama sama papa yang tau soal keadaan psikisnya Junho. Selain bipolar, Junho punya gangguan depresi mayor sama gangguan stress pascatrauma. Kami emang nggak cerita apapun soal keadaan Junho ke kalian karena kami pikir, kami yang akan mengatasi ini. Kami mau kalian fokus sama pendidikan kalian, jadi kami nggak pernah cerita soal keadaan Junho."

"Ini yang mama sebut keluarga?" Eunwoo menepikan mobilnya dan menatap sang mama tidak mengerti. "Ini yang mama sebut keluarga? Ma, kenapa mama nggak mikir kalo aku sama kak Myungsoo juga berhak tau keadaan adik kami? Walaupun kami nggak dekat, kami tetap terikat hubungan darah. Apapun keadaan di antara kak Myungsoo, aku, sama Junho, kami tetap saudara. Dia adikku dan aku berhak tau keadaan adikku, termasuk apa yang terjadi sama adikku. Gimana bisa mama berdalih kalo hanya mama sama papa yang bisa ngatasi ini, sementara Junho itu adikku, adik kak Myungsoo juga? Gimana mama bisa bilang nggak mau ngasih tau ini ke aku atau kak Myungsoo dengan alasan supaya kami fokus sama pendidikan kami? Dan gimana bisa mama ngelepas Junho tinggal sendirian dengan keadaan psikisnya yang begitu?"

COASS COOPERATE 3.0 [Sequel of CC 2.0]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang