Ini Cerita Tentang Sapu Tangan, Inhaler, dan Sebungkus Roti

14K 2.7K 633
                                    

"Heyo, what's up, ma brothers! Ini masih pagi, kenapa udah kucel aja bawaannya, bros?"

Tony meringis, kemudian tersenyum lebar sambil merangkul Jinwoo dengan tangan kanannya saat memasuki ruang koass dan menatap betapa kumal dan lusuhnya Donghyun dan Dohyon yang sedang duduk di pojokan ruang koass dengan seragam jaga mereka yang berwarna merah maroon.

Di belakang Tony dan Jinwoo, tampak Yohan, Minhee, Dongpyo, dan Hyungjun masuk ke ruang koass dalam kondisi wajah kusut setelah jaga malam sekaligus bergelut dengan anak-anak yang malah merengek dan menangis keras saat bertemu mereka.

Yohan tampak menguap sambil berjalan ke arah tasnya yang ia letakkan di samping sofa. "Gue cuma butuh tidur. Makan nanti aja nggak papa, asalkan tidur. Gue ngantuk parah," keluhnya.

Dohyon yang sedang duduk bersandar di dinding menoleh dengan wajah kusutnya. "Kak Yohan enak masih sempat makan. Lah gue sama Donghyun tugas di OK. Baru juga makan, eh ada ibu-ibu harus SC CITO. Langsung gagal makan."

Donghyun mengangguk setuju. "Baru juga masuk WC mau BAB, eh ada lagi panggilan. Anehnya pas gue udah siap siaga buat panggilan lahiran kayak suami-suami siaga masa kini, nggak ada sama sekali pasien yang mau di SC atau SC CITO. Kan ngeselin tuh."

"Kayaknya genderuwo penghuni OK tuh emang dendam sama koass Obsyn, jadi selalu punya radar kapan koassnya lagi me time dan kapan koassnya lagi kalang kabut."

Dongpyo tertawa rusuh mendengar keluhan Dohyon dan Donghyun. "Nanti nih ya pas kalian jaga VK, pas lagi asyik-asyiknya makan, ada ibu-ibu mau lahiran. Udah dandan cakep buat jaga pertama, malah kecipratan air ketuban."

"Tapi ya lebih enak di VK sih daripada di OK. Kalo di VK, perawat-perawat sama bidan-bidan di sana lebih santai. Kalo di OK, udah kayak maung. Bawaannya emosi aja," sambung Hyungjun.

Jinwoo menatap satu persatu kakak tingkatnya. "Tapi lebih enak di poli. Jam kerjanya udah pasti dan lebih santai."

Minhee menoleh. "Kalo dibandingin sama poli, jelas poli yang paling enak. Kerjaan cuma anamnesa cantik, nemenin dokter spesialis atau residen USG, ngobrol seputar kesehatan kehamilan dan janin sama ibu-ibu, ya cuma gitu-gitu doang. Paling menantang emang di OK."

"Stase Obsgyn tuh enak karena konsulennya easy going. Dokter Sakura kadang bawain roti atau bawain susu, residen-residen spesialisnya juga lebih mau membimbing koass, dan enak lagi para residen subspesialisnya juga sering ngasih tentiran." Tony menyambung dengan antusias karena pengalamannya selama ini di poli memang begitu. Secara Tony adalah koass kesayangan konsulen, alias kesayangan dokter Sakura.

Hyungjun meraih botol minum dari saku tasnya, kemudian menatap satu persatu adik tingkatnya. "Kalo di Obsgyn kalian ketemu konsulen sebaik dokter Sakura, nanti di PDL kalian bakal ketemu yang paling galak dari dosen tergalak di kampus kita."

Jinwoo mengerjap penasaran. "Dokter Dongho bukan? Yang badannya besar kayak security bukan?"

"Lho itu dokter?" Dohyon menanggapi sambil menoleh menatap seniornya. "Pertama kali ketemu di parkiran gue kira satpam soalnya cuma pake kaos pendek sama celana bahan kain biasa doang."

Yohan menoleh. "Ngawur banget. Dibilang satpam katanya. Dia itu Profesor Doktor Dokter Kang Dongho spesialis penyakit dalam konsultan hematologi onkologi medik. Dia pendidikan selama itu buat dapat gelar sepanjang itu malah kira satpam. Kurang ajar betul dek koass yang ini."

Dohyon meringis. "Ya kan gue nggak tau kalo dia ternyata dokter konsultan yang gelarnya bisa menuhin satu spanduk sendirian, kak."

"Kakaknya dokter Daniel bukan sih?" tanya Donghyun penasaran.

COASS COOPERATE 3.0 [Sequel of CC 2.0]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang