ICY - I Care You

11.1K 2K 441
                                    

Hwang Yeji uring-uringan. Walaupun tekanan darahnya sedang rendah, entah kenapa ia malah uring-uringan setengah mati. Oke, ia sudah bersikap jutek pada perawat di IGD tadi dan saat dipindahkan ke kamar rawat ini, ia sudah bersikap sangat jutek pada seorang dokter spesialis penyakit dalam. Bayangkan, seorang dokter spesialis penyakit dalam - mungkin saja dia konsultan - yang tidak pernah berani dilawan oleh jajaran para koass, ternyata berani dilawan oleh seorang anak SMA bernawa Hwang Yeji. Apakah akan ada penghargaan untuk Yeji karena berani bersikap jutek pada seorang dokter spesialis? Mari lupakan itu.

Intinya, Yeji sedang kesal setengah mati. Mamanya sedang ada pekerjaan, jadi hanya bisa menemaninya selama sejam tadi dan tentu saja ia tidak bisa merengek-rengek seperti anak manja - walaupun sedang sakit - karena mamanya juga bertanggungjawab terhadap nyawa seseorang. Papanya juga begitu. Katanya mau menemaninya hingga ia tidur, tapi belum ada 3 jam di ruang rawatnya, papanya sudah lari kalang kabut karena kondisi pasiennya. Dan tinggalah Yeji sendirian sekarang. Di dalam kamar kelas 1 dengan ranjang yang hanya dia sendiri yang menempatinya, sebuah televisi menyala yang acaranya tidak jelas, dan sebuah kipas angin yang berderak menyebalkan.

Adiknya? Yeji sama sekali tidak berharap banyak pada Jinyoung. Adiknya itu sedang di sekolah dan mungkin akan langsung pergi bermain sampai sore tanpa memikirkan kakaknya yang sedang kesepian di sini sendirian. Tapi bagi Yeji, mungkin Jinyoung tidak usah datang saja. Hanya membuatnya semakin dongkol.

Hingga pada puncak rasa dongkolnya saat ia mulai menendangi selimut yang menutupi sebagian kakinya, pintu kamar rawatnya diketuk pelan dan perlahan terbuka. Ia sudah siap merengek dan menunjukkan wajah kesalnya terhadap mamanya atau papanya dengan harapan salah satu dari mereka mau menemaninya hingga tidur, tapi ketika pintu dibuka, serius, Yeji semakin sakit kepala dan semakin uring-uringan.

"Itu selimut, bukan bola. Ngapain kamu tendangi?" Tony berdiri membelakangi pintu setelah menutup pintu kamar rawat Yeji dan menatap tidak mengerti ke arah Yeji yang menendangi selimutnya.

Yeji merengut kesal sambil melipat kedua tangannya di depan dada. "Kamu ngapain ke sini? Nggak ada yang nyuruh kamu ke sini kok," ketusnya.

"Dan nggak ada larangan buat aku ke sini. Ini rumah sakit dan aku praktek sebagai dokter muda di sini. Nggak ada larangan buat aku mengunjungi pasienku, apalagi aku koass interna." Tony menjawab tidak kalah ketus. Walau begitu, ia berjalan dengan sepatu pantofel hitamnya yang mengetuk lantai mendekati ranjang Yeji.

Yeji menatap Tony kesal dari atas ke bawah berulang kali. Pertemuan pertamanya dengan Tony adalah saat cowok itu mengenakan seragam jaga di IGD untuk mengobatan lukanya setelah ia tercebur ke dalam got karena ditrabrak odong-odong. Pertemuan keduanya dengan Tony adalah saat cowok itu menjemputnya ke sekolah dan sore harinya ia malah meninju cowok itu sampai jatuh tersungkur dari motornya. Dan hari ini adalah pertemuan ketiganya dengan Tony, saat cowok itu tampak sedang mengenakan jas yang mirip milik mama dan papanya. Hanya saja milik mama dan papanya terkesan lebih keren daripada milik Tony.

Tony menjatuhkan diri duduk di sofa dekat nakas samping ranjang Yeji sambil menatap gadis galak yang sedang duduk di tempat tidur dengan rambut tergerai dan wajah setengah cemberutnya. "Kamu sakit apa? Kirain punya tenaga kayak kingkong gitu nggak bisa sakit, ternyata bisa," tanyanya, berusaha dengan nada sambil lalu.

Yeji menoleh ke samping sekilas. "Dokternya bilang, tifus. Indikasi ranap karena muntah-muntah sama ada pembengkakan di perut," jawabnya pelan.

Tony mengangguk beberapa kali. Matanya masih mengamati Yeji dari tempat ia duduk. "Makanya jaga kesehatan, jaga kebersihan, olahraga rutin, istirahat yang cukup, dan jangan suka makan sembarangan kayak mesin penggiling. Udah lebih enakan belum? Sebelah mananya yang sakit?"

COASS COOPERATE 3.0 [Sequel of CC 2.0]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang