Why Can't We Be Like That? - 1

10.9K 2.1K 3.5K
                                    

Sejujurnya Seungyoun bukan termasuk orang yang senang mengumpat di pagi hari karena masih banyak hal penting yang harus dilakukannya daripada sekedar mengumpat di pagi hari. Tapi ia tidak bisa menahan bibirnya untuk tidak mengumpat atau bahkan mengucap beribu kali sumpah serapah begitu ia sampai di basement apartemen untuk berangkat ke rumah sakit dengan mobilnya, ia melihat mobil Han Seungwoo terparkir tepat di samping mobilnya. Dan parahnya, ia melihat Seungwoo sedang bersandar di depan mobil sambil memainkan ponsel, dengan lengan kemeja panjangnya yang tergulung sebatas siku.

Ia lantas mendekati mobilnya dengan langkah gusar. Kalau saja Han Seungwoo tidak memarkir mobil di samping mobilnya, ia mungkin tidak akan seuring-uringan ini. Tapi rasanya Han Seungwoo memang sengaja memarkir mobil di samping mobilnya karena ia tahu bahwa tujuan residen itu sudah berapi-rapi ria jam sebegini paginya adalah untuk menganggunya.

Apakah Han Seungwoo tidak punya orang lain untuk diganggu?

"Kamu pasti heran kenapa saya udah di sini pagi-pagi."

Seungyoun menunduk dan kembali mengumpat untuk kesekian paginya kali ini. Sial benar karena pintu jok kemudi mobilnya cukup membuatnya harus bersinggungan dengan Seungwoo yang tadinya begitu fokus memainkan ponsel. Ia lantas menoleh ke samping, menatap tanpa ekspresi ke arah Han Seungwoo. "Semua orang akan bingung kenapa dokter muncul di basement di waktu sepagi ini. Mungkin beberapa akan berpikiran kalau dokter korban perampokan yang kebetulan selamat," jawabnya berusaha dengan nada sambil lalu.

Seungwoo terkekeh sambil memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya. Ia lantas memutar tubuhnya menghadap ke arah Seungyoun, matanya yang teduh menatap ke dalam mata kecil Seungyoun yang menatapnya tidak berkenan. "Saya di sini buat jemput kamu," katanya.

"Sejujurnya saya bisa berangkat sendiri. Mobil saya..." Seungyoun menepuk-nepuk badan mobilnya pelan tanpa mengalihkan pandangannya dari Seungwoo. "Masih bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Jadi, saya nggak perlu dijemput," lanjutnya.

Sekali lagi, hanya kekehan ringan yang diberikan Seungwoo sebagai respon pertama. Tapi kali ini lelaki itu memilih semakin menghabiskan jarak di antara dirinya dan Seungyoun yang terus menatapnya penuh rasa tidak berkenan. Dan hal yang dilakukan Seungyoun adalah mundur, sampai akhirnya ia menyadari bahwa punggungnya sudah menabrak badan mobilnya.

Ia tersudut, dengan Han Seungwoo yang berdiri persis di depannya dan mengurung kedua sisi kepalanya dengan kedua tangan yang menyentuh badan mobilnya. Sialan benar pagi ini.

"Good morning, Youn," Lelaki itu berbisik dengan suara rendah tepat di telinga Seungyoun, membuat sebagian kecil rambutnya menggelitik leher dan telinga bagian dalam Seungyoun yang bahkan hanya bisa diam di tempatnya.

Seungyoun tahu bahwa ia seharusnya melawan, mendorong atau memukul Seungwoo untuk menjauhkan lelaki itu darinya. Tapi ia tidak bisa melakukan apapun. Ketika suara rendah nan dalam Seungwoo menyapa pendengarannya, dengan napas hangat yang berhembus di sekitar telinga dalamnya, ia hanya mengcengkram kuat kedua bahu Seungwoo, seakan niatnya untuk mendorong Seungwoo mengabar entah ke mana. Sampai akhirnya ia harus menahan napas dan membiarkan jantungnya melorot ke perut.

Han Seungwoo merangkul pinggangnya dengan satu tangan, sementara satu tangan yang lain menahan tengkuk lehernya. Sebuah ciuman sepihak kembali terjadi dan Seungwoolah yan kembali memulainya, seperti yang pernah terjadi sebelumnya. Pikirannya seketika berubah blank saat Seungwoo mulai memberikan lumatan lembut di kedua bilah bibirnya, seakan mengecap untuk mengingat bagaimana rasa bibirnya. Napasnya tepat tercekat saat Seungwoo mengusap pinggangnya perlahan, menekan tengkuknya seakan memberinya perintah untuk membalas ciuman sepihak itu, dan ia sama sekali kehilangan pikirannya.

Setelah beberapa saat, Seungwoo akhirnya melepaskan ciuman itu, membiarkannya bernapas dan mendapatkan kembali detak jantungnya yang mendadak terhenti seketika. Begitu Seungwoo menjauhkan sedikit wajahnya, namun membiarkan ujung hidung mereka saling bersentuhan, ia bisa merasakan jari-jari panjang Seungwoo membingkai wajahnya dan mengusap kedua pipinya dengan ibu jari. Dan ia tidak bisa berbohong bahwa sentuhan itu terasa sangat lembut, juga penuh perasaan.

COASS COOPERATE 3.0 [Sequel of CC 2.0]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang