Something In The Corner of Your Lips

11.5K 2.2K 2.7K
                                    

"Ya gue tau dia udah spesalis, tapi kan nggak bisa seenaknya juga. Walaupun gue masih dokter internship dan cuma dokter internship, tapi kan gue juga dokter. Jangan seenaknya, semaunya dia. Di sini gue juga manusia, sama-sama teman sejawatnya. Nyebelin banget sih itu manusia satu. Tadi siang makan pakai apa coba?"

"Ya udah sih, Youn, jangan ngomel terus. Pusing gue dengar lo ngomel terus dari tadi. Iya kalo suara lo pas ngomel merdu kayak suaranya Didi Kempot, suara lo kalo ngomel itu cempreng. Mohon kesadaran dirinya nih, Youn. Kasihan kuping gue."

Seungwoo yang sedang berdiri di depan pintu Poli Psikiatri sambil menggenggam kunci pintu ruangan tersebut lantas menoleh ke arah datangnya suara begitu ia mendengar suara keluhan seseorang yang begitu padat dan ia tidak bisa menyembunyikan seulas senyum yang seperti otomatis muncul begitu melihat siapa pemilik suara yang baru saja mendapatkan protes, tapi hingga kini masih betah mengomel entah kepada siapa dan untuk apa.

Cho Seungyoun, dengan seragam jaga berwarna hijau yang melekat di tubuh proposionalnya, stetoskop yang menggantung di lehernya, dan alas kaki yang terlihat lebih santai daripada sekedar sepatu pantofel resmi untuk menyambut pasien atau konsulen di poli atau di mana pun di penjuru rumah sakit. Rambut hitamnya agak berantakan, tapi terlihat mengagumkan dengan poni yang menutupi dahinya. Bagian lengan seragam jaga hanya sebatas siku, sehingga ia bisa melihat bagaimana ramping dan indahnya tangan Seungyoun, juga jari-jarinya yang tampak menggenggam beberapa berkas dengan erat. Dan ia bisa menilai bahwa Cho Seungyoun dalam seragam jaga yang memperlihatkan lengan bawahnya tampak seperti porselen yang mengagumkan.

Juga jangan lupakan bibir tipisnya yang mengomel tiada henti. Seungwoo bisa menangkap dalam beberapa kali omelan singkat, Seungyoun akan tanpa sengaja mencebikkan bibirnya, memanyunkannya, kemudian kembali mengoceh dengan lancarnya untuk mengomentari beberapa spesialis. Dan suaranya saat sedang mengomel terdengar lebih lucu daripada saat sedang berbicara berhadapan dengannya. Sementara di samping dokter Cho yang sedang mengomel, seorang dokter internship lain tampak hanya mendengarkan dengan malas sambil sesekali menanggapi dengan raut wajah bosan.

Seungwoo terkekeh pelan. Seungyoun memang kelihatan banyak mengeluh dan mengomel di saat bersamaan, dan omelan yang sudah dikatakannya, kembali dikatakannya dengan sangat dramatis. Tapi kalau saja orang di sampingnya memperhatikan bagaimana raut wajah Seungyoun tiap kali melontarkan omelan, satu-satunya yang akan orang itu lihat hanyalah betapa lucunya Cho Seungyoun dengan kulit seputih porselen tanpa cela yang mengomel dengan pipinya yang memerah sebal dan bibir tipis merah mudanya yang tiada henti bergerak seperti sedang merapal mantra.

"Jadi intinya apaan, Cho? Lo udah ngomel-ngomel sejak di depan Poli Mata, sampai di sini lo juga masih ngomel. Pusing gue dengarnya. Lo lama-lama hobi banget ngomel kayak anak gadis. Ini kalo lo kumpulnya bareng Hyungjun atau Dongpyo, udah habis waktu lo buat ngegosipin tetangga yang kemarin beli sandal Homiped, tapi ternyata uangnya dapat ngutang kas Rukun Tetangga." Lelaki di samping Seungyoun menoleh dan memutar tubuhnya, tampak menatap Seungyoun dengan tatapan malas, seakan sudah malas menanggapi ocehan rekan internshipnya.

Seungyoun berdecak. "Semua orang di rumah sakit juga pasti ngomel kalo diperlakukan sama. Jangankan gue, residen-residen yang udah mau jadi spesialis jug pasti ngomel kalo diperlakukan kayak tadi. Harus banget apa kalo di rumah sakit ada yang namanya..."

Seungwoo tersenyum dan membawa dirinya mendekati Cho Seungyoun. Ia mengurungkan sebentar niatnya untuk mengembalikan kunci poli, kemudian pulang ke rumah hanya untuk mendekati Cho Seungyoun tiada hentinya mengoceh. Jadi setelah ia menyimpan kunci poli di dalam saku snellinya, ia membawa dirinya melangkah mendekati Seungyoun.

"Hai..." Ia menyapa sambil mengulas senyuman begutu ia berdiri di hadapan Cho Seungyoun dan ia bisa melihat bahwa bibir Cho Seungyoun langsung mengatup rapat, dan berhenti mengoceh. Ia bahkan bisa melihat ekspresi terkejut yang begutu lucu dari Cho Seungyoun.

COASS COOPERATE 3.0 [Sequel of CC 2.0]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang