Influenza Alert

14K 2.7K 434
                                    

"Hatchim~"

Jinhyuk yang tengah memasang sabuk pengaman menoleh ke arah Wooseok yang duduk di jok sampingnya sambil memegang ujung hidungnya, kemudian kembali bersin, sampai akhirnya residen Obsgyn itu meraih tisu di dashboard mobil Jinhyuk untuk menutup hidungnya yang mulai mengeluarkan ingus.

"Kamu sakit?" tanya Jinhyuk sambil mengulurkan satu tangannya untuk menyingkirkan poni Wooseok dan menyentuh dahi Wooseok dengan punggung tangannya. "Demam nih. Sejak kapan sakit?"

Wooseok bersin sekali lagi dan mengumpat karena ingusnya kini memenuhi selembar tisu di tangannya. "Dari kemarin sih, tapi baru bener-bener nggak enaknya hari ini. Hatchim~"

Jinhyuk meringis, kemudian meraih beberapa lembar tisu dan membersihkan hidung Wooseok yang nyaris basah karena ulah ingusnya. "Kayaknya kamu kena flu berat," katanya.

"Aku tau, emang kena flu berat ini... hatcim!" Wooseok merengek tidak nyaman, membiarkan Jinhyuk membersihkan ingusnya dengan telaten.

Jinhyuk meringis keki saat melihat bagaimana wajah Wooseok yang pucat seperti hantu, tapi matanya berair dan memerah, juga hidungnya yang berubah warna menjadi semerah hidung badut.

"Kerjaan kamu tadi gimana? Ada autopsi?" tanya Wooseok sambil menoleh ke arah Jinhyuk, menunjukkan wajah khas orang-orang flu pada Jinhyuknya yang tengah membersihkan tangan dengan tisu basah antibakteri setelah membersihkan ingus Wooseok.

Jinhyuk menggeleng. "Nggak ada autopsi. Cuma tadi ngevisum korban KDRT. Itupun dibantu residen forensik yang lain juga. Tadi ngobrol bareng juga sama dokter Jisung. Dokter Jihoon juga ada."

Wooseok secepat kilat meraih beberapa lembar tisu secara sembarangan dari dashboard mobil dan menahan ingusnya saat ia mendadak bersih. "Ih, gatel banget hidungku. Kayak udah digigit nyamuk terus kemasukan merica, masih digelitikin pake bulu ayam. Bawaannya pengen ber----hatcim!---sin mulu deh..."

Jinhyuk tertawa pelan dan mengulurkan tangannya untuk mengusak rambut coklat Wooseok yang terlihat lepek. "Nginep apartemenku aja ya? Biar sekalian aku awasin kamu."

"Nanti kamu ketu---hatchim!---laran gimana? Virus influenza kan gampang nular, Hyuk." Wooseok menggelengkan kepala, merasakan pening mulai menjalar ke bagian dahinya, kemudian ia kembali bersih untuk berulang kalinya.

Jinhyuk meringis dan menjauhkan sedikit kepalanya dari Wooseok. Ia lantas membuka laci mobil untuk menemukan sebuah masker dari dalam sana dan menggunakannya. "Nggak masalah. Mending kamu nginep dulu di apartemenku. Biar aku yang ngerawat kamu," katanya bersikukuh.

"Emang kamu bisa ngerawat manusia hidup? Kan kamu biasanya ngerawat jenazah, mempersiapkan kadaver juga." Wooseok mengangkat kedua bahunya dan membersihkan kedua lubang hidungnya dari sisa ingus. "Yah, mampet. Nggak enak banget buat napas. Kamu punya inhaler flu nggak?"

Jinhyuk berpikir sebentar. "Kayaknya ada deh. Bentar aku cariin."

"Cepetan, aku nggak tahan. Hidungku kayak kemasukan batu, padahal cuma ingus.... hatchim!"

Jinhyuk meraih tasnya di kabin kedua dan mencari inhaler flunya di bagian depan tasnya, kemudian menyerahkannya pada Wooseok yang hidungnya sudah benar-benar memerah seperti hidung badut, belum lagi matanya yang tampak memerah dan berair.

"Makanya aku bilang, nginep apartemenku aja. Di apartemenmu tuh ada kucing, nanti kamu makin bersin-bersin kena bulunya. Lagian Ddam juga nggak akan kelaparan kok kalo ditinggal semalem. Kan dia bisa makan makanan yang udah kamu siapin di kandangnya."

Wooseok tidak menggubris Jinhyuk. Ia sibuk membuka inhaler flu di tangannya, sementara di pahanya terdapat beberapa lembar tisu bersih.

Jinhyuk mulai menjalankan mobilnya ke arah di mana apartemennya berada, kemudian melirik Wooseok sekilas. "Udah, nginep apartemenku aja. Walaupun aku residen forensik, aku juga dulu pernah jadi dokter internship sama dokter umum kok. Ngurusin orang flu berat udah biasa."

COASS COOPERATE 3.0 [Sequel of CC 2.0]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang