Kartu Pos dan Rahasia Kecil Minkyu

10.1K 2K 679
                                    

"Morning, Sunshine. Waktunya sarapan."

Wonjin yang semula menulis sesuatu pada buku agenda berwarna coklatnya lantas segera menghentikan kegiatannya. Ia langsung menutup bukunya begitu melihat orang yang baru saja masuk dengan senampan sarapan adalah Minkyu dan memasang senyum secerah panggilannya - Sunshine - sambil berusaha menyembunyikan bukunya di balik selimut. "Morning, Minkyu," sapanya lirih.

Minkyu tersenyum dan melangkah mendekat, kemudian meletakkan nampan berisi sarapa wonjin di atas meja kecil yang ada di atas bed Wonjin. "Kamu lagi ngapain?" tanyanya sambil membawa dirinya berdiri di sisi Wonjin dan memberikan ciuman lembut di puncak kepala Wonjin.

"Nggak lagi ngapa-ngapain kok. Aku cuma lagi nunggu sarapan hehehe..." Wonjin menggeleng pelan sembari memejamkan mata, merasakan lembutnya ciuman Minkyu yang turun ke pelipisnya. Rasanya menenangkan.

"Oh ya? Biasanya kamu agak susah kalo disuruh sarapan. Bilang nggak selera makanlah, makanannya nggak enaklah, tenggorokannya sakitlah, atau pengen muntahlah. Tumben sekarang nunggu sarapan. Kayak bukan kamu." Minkyu menjauhkan wajahnya dari kepala Wonjin dan memilih duduk di seberang Wonjin untuk lebih leluasa memandangi wajah pacarnya. Sementara matanya menatap setiap lekuk wajah Wonjin, tangannya bergerak mengeluarkan piring sarapan Wonjin dari atas nampan.

Wonjin tersenyum tipis dan terkekeh pelan setelahnya. "Karena yang nganterin Minkyu, jadi aku nunggu sarapan karena nunggu Minkyu. Aku kangen," jawabnya.

"Tumben kangen. Biasanya juga nggak kangen," Minkyu menggoda sambil sesekali menaikturunkan kedua alisnya, sementara tangannya mengaduk sarapan Wonjin untuk lebih tercampur.

Wonjin mencebik kesal dan tanpa sengaja membuang pandangannya ke lain arah. "Ya udah, nggak jadi kangen. Hush, sana pergi. Nggak usah ke sini lagi."

"Yakin ngusir nih?"

"Nggak tau. Sana pergi, nggak usah balik lagi."

"Yakin nggak kangen kalo aku pergi nggak balik lagi?"

"Ih, nggak tau. Minggat sana yang jauh. Aku nggak kangen. Pokoknya nggak akan kangen."

Minkyu tertawa, mengulurkan kedua tangannya untuk menangkup kedua sisi wajah Wonjin, dan membawa cowok yang sedang merajuk itu untuk menatapnya. "Nggak mau ah. Nggak mau pergi, nanti kangen soalnya kamu ngangenin."

"Apaan sih? Asin tau nggak? Nggak jelas juga." Bibir Wonjin seketika langsung melengkung ke bawah dengan gaya mencebiknya yang khas dan itu cukup membuat Minkyu tertawa gemas, kemudian mencuri satu kecupan di bibirnya. "Kebiasaan."

Sentuhan terakhir, Minkyu memberikan kecupan di pipi Wonjin, sebelum akhirnya ia kembali menegakkan tubuhnya dan meraih piring sarapan di depannya. "Ayo sarapan dulu. Bentar lagi dokter Yunseong ke sini kan? Atau dokter Yena?"

"Dokter Minki sama dokter Minhyun. Dokter Sira juga. Nggak tau, tapi belakangan ini yang sering ke sini dokter Minhyun sama dokter Sira. Aku jadi takut. Aku nggak jadi ambil bedah deh, takut." Wonjin membuka mulutnya, menerima suapan pertama yang diberikan oleh Minkyu.

Minkyu mengangguk beberapa kali. "Mungkin mereka berniat mengambil tindakan lanjut yang lebih besar daripada kemoterapi atau radioterapi, tapi kita nggak bisa menduga apa yang mereka pikirkan. Keputusan itu ada di tangan mereka, dan kamu sebagai orang yang berjuang. Tapi apapun itu, aku hanya berharap yang terbaik buat kamu," katanya.

Wonjin mengangguk samar sambil menguyah perlanan makanan di dalam mulutnya.

"Sunshine, siang nanti mamaku ke sini. Katanya, dia pengen ketemu kamu."

Kunyahan Wonjin terhenti seketika. Matanya menatap ke arah Minkyu dengan tatapan bingung. namun tanpa sadar tangannya ikut meremat selimutnya perlahan. "Mamamu mau ke sini?"

COASS COOPERATE 3.0 [Sequel of CC 2.0]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang