Hyun-Jae pulang ke dorm paling terakhir, jam sebelas malam. Dia tadi ada rekaman untuk kolaborasi acara akhir tahun jadi ga bisa langsung pulang bareng Young-Hoon sama Ju-Yeon.
"Kayaknya kakak lo emang sesuka itu ya sama partner-nya."
Dia dianterin pulang sama Hoshi karena Seung-Cheol masih ada kerjaan bareng Sang-Yeon. Sekalian latihan jadi manajernya Hyun-Jae katanya.
Hoshi duduk di sofa ruang tengah. Dia bilang begitu karena tau kalau Young-Hoon sedang berbuat sesuatu di kamarnya. Sama Chang-Min. Apalagi kalau bukan sesuatu itu.
Iya itu.
Young-Hoon dengan segala nafsunya.
Hyun-Jae sih ketawa aja, udah biasa denger gituan di dorm. Tapi kali ini suaranya ga terlalu keras, sih. Kayaknya cuma vampir aja yang bisa denger.
Buktinya Ju-Yeon ga chat dia nyuruh buru-buru pulang. Biasanya kan Ju-Yeon ngambek kalau jadi obat nyamuk di dorm.
"Maklum ya, Kak. Dia susah dibilangin. Ga di mana-mana kayak gitu."
Si kakak manajer ngangguk. Lucu ternyata keluarga vampir yang satu ini. Kalau keluarganya Hoshi ga terlalu ramai, sih, walaupun dekat satu sama lain.
"Mau minum apa, Kak?"
"Ga usah, sebentar lagi gue pulang." Hoshi senyum ke Hyun-Jae yang duduk di seberangnya. "Ju-Yeon mana? Gue ga denger suaranya."
Hyun-Jae diem sebentar, fokus dengerin suara di dorm. "Kayak ada suara video, deh. Mungkin dia di kamar lagi nonton."
Jadilah Hoshi cuma ngangguk. "Kalo ada apa-apa sekarang kabarin gue aja ya, Jae. Btw kayaknya besok kalian gue yang anter juga deh harusnya, tapi karena ada Chang-Min jadi nanti gue tanya Kak Seung-Cheol deh gimana."
"Oh, Chang-Min emang tinggal di sini. Sebenernya dia ga mau cuma disuruh Kak Young-Hoon gitu."
"Hahaha iya, keliatan kok Young-Hoon ga mau dipisahin dari Chang-Min."
Akhirnya Hoshi pamit mau pulang, takut dicariin adiknya.
"Btw Kakak ada partner?" tanya Hyun-Jae iseng waktu nganter Hoshi ke lift. Iya, dianternya sampai keluar unit.
Hoshi geleng. "Lagi ga punya."
"Tapi darah murni sih ya jadi ga terlalu berpengaruh."
"Hehe, iya. Duluan ya, Jae. Selamat istirahat kalian semua."
Begitu manajernya masuk lift, Hyun-Jae jalan balik ke dorm.
Udah masuk dan sampai di depan kamarnya, Hyun-Jae mau ngecek Ju-Yeon dulu.
Tapi waktu Hyun-Jae masuk kamar Ju-Yeon, ga ada siapa-siapa.
Pasti di kamarnya, pikir Hyun-Jae.
Dia keluar lagi dan papasan sama Young-Hoon yang lagi ambil minum di dapur.
Hyun-Jae diem aja waktu tatapan sama si kakak. Ga senyum, ga nyapa. Dia langsung jalan mau ke kamarnya tapi Young-Hoon keburu ngajak ngomong.
"Gimana tadi rekamannya?"
Young-Hoon jalan nyusul Hyun-Jae. Dia duduk di sofa, mau ga mau Hyun-Jae ikutan duduk di seberangnya.
"Ya biasa aja, bagus. Nama kita berempat samaan semua jadi lucu."
Nadanya datar. Biasa aja. Padahal Hyun-Jae selalu excited tiap ceritain kesehariannya ke Young-Hoon.
Beneran sih hatinya udah ketutup untuk Young-Hoon. Sakit hatinya bener-bener bikin dia ga mau lagi anggap Young-Hoon sebagai orang yang pernah dia cinta. Atau masih dia cintai?
Young-Hoon sih ngerti, jadi dia tetep berusaha jadi kakak yang baik untuk Hyun-Jae. Awalnya pasti selalu gini. Sama Chan-Hee pun penyesuaiannya ga mudah. Tapi bisa kok.
Semuanya cuma tentang waktu.
"Baguslah," kata Young-Hoon.
Hyun-Jae juga senyum, tapi rasanya sulit banget. "Chang-Min ga kenapa-napa kan, Kak?" tanyanya.
"Hm? Iya, barusan tidur."
Hyun-Jae ngangguk terus izin pamit ke kamarnya.
Young-Hoon masih ngeliatin Hyun-Jae sampai dia masuk ke kamar.
Di dalam kamar Hyun-Jae, bisa diliat Ju-Yeon lagi tidur di atas kasurnya. Ponselnya masih nayangin video dari yutub tapi orangnya tidur ke mana tau.
Hyun-Jae ketawa liat Ju-Yeon yang tidurnya lucu kayak anak kecil.
Dia biarin Ju-Yeon tidur dan lebih milih mandi untuk dinginin kepalanya biar ga mikir hal-hal yang berpotensi bikin dia nangis lagi.
Di kamar mandinya ada satu kaca full body. Hyun-Jae buka bajunya sembari lihat wajahnya yang entah kenapa ga ada bedanya dari masih jadi manusia sampai sekarang.
Padahal Hyun-Jae dulu udah ngebayangin kehidupan masa tuanya, setelah sukses jadi idol. Tapi sekarang dia ga akan pernah bisa jadi tua.
Hyun-Jae senyum ke dirinya sendiri lalu ngelepas manipulasinya. Ga ada lagi bayangan Hyun-Jae. Cuma ada embun-embun air di pinggir kaca dan pantulan dinding di belakangnya.
Sekitar lima belas menit Hyun-Jae mandi dalam hening, hanya ditemani suara air.
Begitu dia keluar, kamarnya pun masih hening. Ju-Yeon masih tidur dan Hyun-Jae bisa denger suara lembaran buku dibalik. Mungkin Young-Hoon lagi baca buku.
Setelah pakai baju santai kayak biasa, Hyun-Jae perlahan rebahan di samping Ju-Yeon.
Dia tidur ngehadap Ju-Yeon yang kebetulan lagi nyamping ke hadapannya juga.
Hyun-Jae heran kenapa dia ga bisa suka sama Ju-Yeon. Berkali-kali dia heran sama dirinya sendiri.
Apa yang kurang dari Ju-Yeon?
Lupakan fisik karena Young-Hoon dan Ju-Yeon sama-sama sempurna.
Ju-Yeon perhatian, tulus sayang sama dia dari dulu. Dari dulu dia masih manusia. Ju-Yeon banyak bantu Hyun-Jae dari ga bisa apa-apa sampai sekarang skill dance dan nyanyinya luar biasa.
Ju-Yeon baik, selalu hibur Hyun-Jae kalau lagi putus asa lantaran dapat teguran dari agensi. Ju-Yeon nerima Hyun-Jae apa adanya, masih mau di sampingnya setelah tau Hyun-Jae bukan lagi manusia. Rela jadi partner-nya.
Kebaikan Ju-Yeon udah engga terhitung lagi. Tapi kenapa Hyun-Jae ga bisa suka Ju-Yeon?
"Gue mau suka sama lo, Ju, tapi kenapa ga bisa ...," lirihnya.
Air mata yang keluar, Hyun-Jae ketawa kecil. Ngetawain dirinya sendiri.
"Kak ...? Udah pulang?"
Ju-Yeon tiba-tiba bangun. Mata sipitnya ngeliatin si kakak yang nangis.
"Eh? Kok nangis?"
Buru-buru Ju-Yeon ngehapus air mata Hyun-Jae.
Hyun-Jae masih lanjut ketawa, geleng kepala terus genggam tangan Ju-Yeon yang tadi. "Engga ... ini aku ngantuk banget jadinya sembari nguap tadi air matanya keluar banyak."
Ju-Yeon masih belum terbiasa dengan perubahan Hyun-Jae. Tapi dia akan mencoba terbiasa.
Dia mainin ibu jarinya di genggaman Hyun-Jae. "Tadi gimana rekamannya?"
"Hm? Lucu, kita berempat namanya samaan jadi dipanggilnya pakai marga."
Ju-Yeon jadi ketawa denger cerita Hyun-Jae.
Dia deketin kakaknya itu, meluk dia cukup erat dan kembali pejamin mata. "Ya udah Kakak tidur cepetan, nguapnya sampai nangis gitu berarti udah lelah banget."
Well, Ju-Yeon ga bodoh untuk gampang percaya. Dia cuma ga mau Hyun-Jae makin sedih.
Ju-Yeon juga sedih, tapi dia lebih milih hidup seperti biasa karena ga ada lagi yang bisa dia lakuin selain nunggu Hyun-Jae untuk balas perasaannya dengan kadar cinta yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thrilling Love (Book I) || The Boyz
FanfictionThe vampires finally found their partners, but will everything always be fine? The Boyz with other idols. bxb June 26 2019 - June 14 2020