[68]

3.4K 539 13
                                    

Teriakan demi teriakan bergema di telinga Eric. Dia jadi penasaran dan takut sendiri.

Apa ada yang salah dengan bulan baru sekarang? Kenapa semua saudaranya seperti melakukan sesuatu yang menyakitkan ke partner mereka.

Hampir semuanya mungkin. Teriakannya bener-bener bergema, sampai Eric harus nurunin pendengarannya supaya ga terlalu berisik.

Kalau Chang-Min yang teriak mungkin Eric ga kaget, udah biasa. Tapi bahkan Kevin yang hampir ga pernah pun terdengar perih banget. Hyun-Joon ga pernah kasar ke Kevin.

"Eric? Hei, kok ngelamun?"

"Hm? Engga, Kak."

Eric dari tadi cuma tiduran di pangkuan Jacob sementara Jacob anteng baca buku. Dia agak aneh sih sama Eric tumbenan begini, biasanya begitu bulan naik dia langsung mulai.

Tapi Jacob ga nanya apa-apa.

Walau begitu, tetep aja rasanya aneh. Apa Eric masih takut nyakitin Jacob lagi? Tapi Jacob udah ga kenapa-napa, sedikit bisa lupain kejadian waktu itu juga.

Jacob udah mulai bisa nerima Eric jadi harusnya Eric ke Jacob juga balik biasa lagi.

Baru sadar juga Jacob kalau Eric lagi prioritasin kerjaan banget akhir-akhir ini. Mungkin untuk pengalihan pikirannya.

Jacob agak kaget waktu Eric ngambil tangan kirinya, mainin cincin pemberiannya di jari Jacob. Jadinya Jacob taruh bukunya di samping bantal dan ganti merhatiin Eric.

"Latihan semua ini capek banget. Ayah selalu nuntut aku untuk jadi sempurna," ucapnya pelan.

Oh, Eric belum pernah ceritain ini ke Jacob. Mungkin dia kepikiran.

Kayaknya banyak yang Eric pikirin akhir-akhir ini.

Jacob mainin rambut Eric. Dia masih betah punya rambut pirang. Waktu itu kan rambutnya cokelat emas, tapi diganti pirang biar samaan kayak si kakak. Manis banget emang si Eric tuh. Padahal sekarang rambut Jacob diwarnain cokelat lagi.

"Aku ga nyalahin Ayah. Lihat kehidupan vampir yang ga senyaman sekarang, dulu emang bener-bener cuma yang bisa survive yang hidupnya enak.

"Sekarang vampir kedudukannya hampir sama di lingkungan sosial. Cuma peraturan dewan tinggi aja yang masih hanya bolehin darah murni kerja di sana, sisanya udah rata.

"Dulu ga kayak gini. Darah murni adalah segalanya. Vampir kayak aku ini ga punya tempat, kecuali bisa buktiin kalau kekuatan kami setara darah murni."

Eric naruh tangan Jacob di pipinya. Hangat, nyaman. Detak jantung dari nadinya juga bikin Eric tenang. Dia kangen hidup jadi manusia.

"Makanya Ayah ngelatih aku terus dan terus. Dulu dia ga sesibuk sekarang, setiap hari hampir ada di rumah. Boleh tanya ke Kak Chan-Hee, dia juga dilatih sama Ayah. Bedanya, Kak Chan-Hee ga bisa di-push banget karena perempuan, tubuhnya beda.

"Hyun-Joon dilatih khusus sama Kak Hak-Nyeon, dia jarang ketemu Ayah. Pokoknya Ayah mau semua anaknya kuat. Ayah selalu nasehatin Kak Hak-Nyeon dan Kak Young-Hoon untuk jagain terus vampirnya."

Jacob bisa lihat batu-batu biru di cincinnya bersinar. Cantik banget, bener-bener serupa warna mata Eric.

Oh, warna matanya juga mulai berubah.

"Walaupun masih belum sempurna, aku bisa kok jagain Kakak terus. Jadi jangan jauh-jauh lagi dari aku. Aku ga mau Kakak kenapa-napa.

"Sekarang ada cincin ini. Dia akan gantiin mataku untuk selalu ngawasin Kakak, liat Kakak ada di mana.

Thrilling Love (Book I) || The BoyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang