"Oh? Kamu udah bangun?"
Senyuman cerah Chang-Min menghiasi wajahnya yang diterpa sinar matahari dari jendela dapur. Fokusnya yang semula penuh ke buah yang dia potong tadi jadi teralih ke sesuatu yang bergerak di kakinya.
Chang-Min jongkok, ngusap kepala ular hitam yang lagi bermanja di situ. "Kamu bangun pagi mau bantuin aku masak?" tanyanya.
Akhirnya Chang-Min gendong ular hitam itu. Agak berat karena ukurannya yang bisa dibilang besar.
"Dikasih makan apa aja sih kamu berat banget, deh," canda Chang-Min.
Dia ciumin kepalanya berkali-kali lalu naruh ular itu di samping blender yang baru aja dia pasang.
"Diem dulu, ya. Aku mau bikin jus," katanya.
Ajaibnya, si ular nurut. Dia langsung diam melingkar merhatiin Chang-Min yang lagi motong sisa buah yang tadi.
Bunyi blender mendominasi dapur. Sesekali Chang-Min ngusap badan ular tadi sembari ngambil gelas dan gula, juga es batu dari kulkas.
"Kamu ga suka buah, ya? Padahal buah bagus loh untuk kesehatan."
Ga tau kenapa, Chang-Min bermonolog aja sendiri. Tapi dalam kepalanya dia merasa kalau sang ular bisa respons omongannya.
Tepat Chang-Min selesai nuang jus tadi ke dua gelas tinggi yang sebelumnya dia ambil, ada lengan yang melingkar di pinggangnya. Awalnya dia kaget, tapi langsung nabok tangan di perutnya itu lalu ngomel pelan.
"Ngagetin aja sih, Kak!"
Yang dimarahin cuma ketawa kecil. Dia tenggelamin wajahnya di leher Chang-Min yang mirip jerapah.
"Kok bangun ga bilang-bilang, hm? Kakak kira kamu ilang," bisiknya.
Chang-Min ketawa aja. Tangannya ngelap meja yang agak basah lalu ngambil dua gelas tadi.
"Ini minum dulu, Kak. Lepas dulu," katanya.
Tapi si kakak geleng pelan. "Ga mau, ga suka buah."
"Ih ga boleh ga suka!"
Chang-Min jalan ke arah meja makan, masih sambil dipeluk kayak tadi.
"Kakak ih beraaatt!!"
"Hahaha ... iya, iya. Ngambek terus."
Tapi ga bertahan lama, karena selanjutnya Chang-Min senyum cerah waktu jusnya diabisin. Seneng.
"Nah gitu dong," ucapnya lalu minum jusnya sendiri.
Sementara Chang-Min minum jusnya pelan-pelan, si kakak cuma senyum
dan merhatiin dia.Chang-Min manis, lucu.
Dia ketawa waktu liat bibir Chang-Min yang belepotan busa dari jusnya.
"Kayak anak kecil, ah."
Chang-Min lagi-lagi kaget waktu pinggangnya ditarik mendekat. Si kakak ngelap bibir Chang-Min pakai ibu jarinya. "Nah, bersih."
Chang-Min masih diem aja, natap kedua mata biru yang berkilau di hadapannya itu.
"Kenapa, hm?"
Chang-Min sadar lalu menjauh dan jalan balik ke wastafel, mau cuci gelas.
Tapi kakaknya ini narik pelan pinggangnya lagi, sampai Chang-Min balik ke pelukannya. Dan Chang-Min bisa rasain sesuatu di bibirnya.
Ciuman lembut penuh kasih sayang yang ga bisa Chang-Min tolak. Cukup intens karena si kakak tampaknya ga berniat sama sekali untuk melepas ciumannya secepat itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/191970368-288-k452307.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Thrilling Love (Book I) || The Boyz
FanfictionThe vampires finally found their partners, but will everything always be fine? The Boyz with other idols. bxb June 26 2019 - June 14 2020