[99]

3.6K 495 246
                                    

Masih jadi misteri kenapa Eric tiba-tiba aja langsung mencumbui Jacob tanpa bilang lebih dulu. Mereka berdua pulang dari studio tadi jam sembilan, sampai di rumah Jacob hampir jam sebelas.

Eric masih tertawa dan berlaku seperti biasa. Jacob mandi lebih dulu saat Eric main game dan Jacob baca buku di atas tempat tidur ketika Eric beranjak mandi.

Selesai mandi pun Eric masih baik-baik aja. Dia keluar kamar, bilangnya mau makan buah. Semuanya berjalan seperti biasa.

Lalu Jacob mulai ngantuk, dan Eric kembali masuk ke kamar. Jacob hendak memejamkan mata waktu tiba-tiba Eric menciumnya dengan lembut.

Dia kira hanya ciuman biasa yang sering mereka lakukan, ternyata lebih dari itu.

Bahkan sampai sekarang, entah udah berapa lama waktu berlalu, Eric masih mencumbunya.

Wajahnya memerah, mungkin karena kelelahan lantaran Eric sama sekali belum menghentikan gerakannya. Tangan Jacob terus meremat selimut di bawahnya.

Walaupun wajahnya tertutup bantal, tapi erangan dan desahannya yang terus-menerus memanggil nama Eric masih terdengar jelas oleh sang pemilik nama.

Sementara Eric selalu mengucapkan rayuan-rayuan manis selama mereka bercinta, membisikkannya di telinga Jacob. Tak jarang menciumi kepalanya, menggigit kecil telinganya juga punggungnya.

"Eric ...."

"Yes, Jacob?"

Bahkan Eric hanya memanggil Jacob dengan namanya. Sisi dominan menguasainya malam ini.

Eric mencium pipi Jacob saat kakaknya itu memiringkan kepalanya. "You want something, hm?"

"Stop it ... please ...?" ucap Jacob agak tertahan karena bertepatan dengan Eric yang menyentaknya tiba-tiba.

Lagi-lagi Eric mencium pipinya. "Okay, just one more time and I'll stop it."

Jacob mengangguk. Ia menikmati semua perlakuan Eric padanya, semuanya menyenangkan karena Eric melakukannya dengan lembut. Tapi lama-lama Jacob lelah juga, beda dengan Eric yang mungkin bisa melakukannya sampai pagi.

Jacob bahkan masih sempat tertawa dan membalas cerita Eric tentang liburan sekolahnya waktu masih SMA.

"And all of my friends got panicked meanwhile it's just a squirrel hiding in the bush," ucap Eric menutup ceritanya.

Ia berhenti begitu mencapai pelepasan terakhirnya. Entah sudah keberapa kali, ia kembali mencium pipi Jacob dan bangkit menjauh dari tubuhnya.

Jacob masih terdiam, meredakan deru napas dan detak jantungnya sementara Eric yang menggendong tubuhnya, membalik Jacob agar tidur telentang seperti biasa. Ia pun menyelimuti Jacob dan dirinya sendiri, kemudian memeluk Jacob dengan erat.

"Sakit, ya?" tanya Eric. Ia menatap Jacob yang sudah memejamkan matanya.

Jacob menggeleng pelan, "Not really."

Ia menggeliat kecil, mencari posisi yang nyaman untuk mulai tidur di pelukan Eric.

Lucu, Eric jadi gemas sendiri.

Eric terbiasa diperlakukan seperti bayi oleh kakak-kakaknya, apalagi Chan-Hee. Dengan Jacob pun diperlakukan seperti adik karena perawakannya yang kecil dan imut.

Tapi Eric ini laki-laki dewasa, sudah hidup cukup lama. Ia sangat tau bagaimana memperlakukan pasangannya. Eric tak pernah menyakiti partner-nya dalam keadaan sadar.

Kecuali saat sedang lost control, itu pun rasa bersalahnya tak main-main.

"Mau disembuhin sekarang?" tanya Eric, sekarang lagi mainin rambut Jacob.

Thrilling Love (Book I) || The BoyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang