[136]

2.9K 472 21
                                    

"Hyun-Jae, anaknya dateng nih."

Hoshi yang tadi bukain pintu sekarang balik jalan ke dapur. Young-Hoon minta tolong ke Hoshi untuk temenin Hyun-Jae di dorm jadi dari selesai jadwal kemarin Hoshi nginep di sini.

Bo-Min duduk di ruang tengah. Tadi Hyun-Jae teriak dari kamar katanya tunggu sebentar baru selesai mandi.

Dia noleh ke belakang dan liat Hoshi jalan ke arahnya, naruh sepiring roti dan segelas susu di depannya.

"Ini sambil dimakan, ya," kata Hoshi.

Bo-Min ngangguk, bilang makasih lalu mulai makan rotinya.

Hoshi duduk di seberangnya, lagi ngecek ponsel. Katanya Seung-Cheol mau ngomong tapi sampai sekarang belum ada kabar.

Begitu ponselnya bunyi, yang nelpon malah Chang-Min.

"Iya, Chang-Min?"

"Masih di dorm, Kak?"

"Iya. Kenapa?"

Hyun-Jae keluar dari kamarnya. Dia nyamperin Bo-Min, ngecup kepalanya dari belakang. "Abisin sarapannya," katanya.

"Iya, Bunda."

"Nanti siang Kak Jae disuruh ke agensi. Kak Young-Hoon nyusul abis jam makan siang."

Hyun-Jae ngeliatin Hoshi sebentar, lalu jalan ke dapur untuk ambil minum. Hyun-Jae merhatiin isi kulkasnya. Matanya terfokus ke botol-botol jus di rak tengah. Biasanya tiap pagi Ju-Yeon yang minum itu.

Ju-Yeon apa kabar, ya?

"Iya nanti gue anter Hyun-Jae ke sana."

"Makasih, Kak."

Dengan gelas di tangannya, Hyun-Jae balik ke ruang tengah lalu duduk di samping Bo-Min. Tangannya ngusap kepala anaknya cukup lama, gemes ngeliat Bo-Min makan.

"Jae, nanti siang ke gedung agensi," kata Hoshi setelah panggilannya selesai.

Hyun-Jae noleh ke Hoshi. "Ngapain?"

"Ga tau. Nanti ketemu Young-Hoon di sana."

"Ohh, ya udah."

Hyun-Jae balik fokus ke anaknya lagi. Mereka berdua ngobrol santai. Hyun-Jae nanya tadi yang nganter siapa, katanya ayahnya tapi ga sampai masuk soalnya dia langsung ke gedung agensi.

Sementara Hoshi balik ngurusin kerjaan lewat ponselnya. Dia ngeliat jam, masih pagi sih.

Sampai ponselnya bunyi lagi. Kali ini dari anaknya.

"Ayah, di mana?"

"Kenapa emang?"

"Bunda hari ini ke gedung agensi, ga?"

"Iya nanti sore Bunda ke sana."

Hyun-Jae ngelirik sebentar ke Hoshi. Dia tebak pasti Je-No yang nelpon.

"Bunda."

Fokusnya balik lagi ke Bo-Min begitu dia dipanggil. "Hm? Kamu mau apa?"

Bo-Min geleng pelan. "Ga mau apa-apa."

"Terus kenapa manggil?"

Hyun-Jae agak kaget waktu tiba-tiba Bo-Min meluk dia lalu jawab, "Ga kenapa-napa, manggil aja."

"Hahaha ... ada-ada aja kamu."

Hoshi selesain panggilannya. Dia noleh ke Hyun-Jae yang lagi bercanda sama Bo-Min.

"Jae."

"Iya? Kenapa, Kak?"

"Gue tinggal ga apa-apa? Ada Bo-Min juga di sini. Gue mau pulang sebentar," katanya.

Denger alasan itu Hyun-Jae ngangguk aja. "Ya udah, hati-hati Kak."

"Nanti siang gue jemput lagi."

Setelahnya tinggal ada Hyun-Jae dan Bo-Min di sini. Hyun-Jae sekarang beresin piring dan gelas Bo-Min tadi lalu pergi ke dapur. Hyun-Jae bilang terserah Bo-Min mau ngapain aja di sini, mau main game punya Ju-Yeon juga boleh.

Bo-Min lebih milih nonton tivi sambil senderan di sofa. Sebenernya dia mau nempel aja sama bundanya tapi kayaknya Hyun-Jae lagi sibuk atau ada yang dipikirin jadi cuma bisa ngerespons seadanya.

Ponsel Hyun-Jae di atas meja tiba-tiba bunyi.

"Bunda, ada telpon," panggil Bo-Min.

Hyun-Jae nyamperin anaknya itu setelah kerjaan di dapur selesai. "Iya, sebentar."

Diambilnya ponsel itu. Hyun-Jae sempet ga percaya dengan matanya sendiri begitu dia lihat nama kontak Ju-Yeon di layarnya.

Apa beneran Ju-Yeon? Bukannya dia masih dirawat?

"Ju-Yeon?" akhirnya Hyun-Jae angkat telponnya.

"Halo, selamat pagi."

Itu bukan suara Ju-Yeon.

"Pagi .... Ini siapa, ya?"

"Saya Johnny, dokter yang nanganin Ju-Yeon. Ini benar Hyun-Jae?"

Hyun-Jae mikir sebentar. "Kak Johnny temennya Kak Young-Hoon?"

Bo-Min penasaran jadi dia liatin terus Hyun-Jae yang masih ngobrol di telpon.

"Iya, benar."

"Ada apa, ya? Ju-Yeon mana?"

Sekarang Hyun-Jae duduk di samping Bo-Min. Hyun-Jae nungguin balasan dari Johnny tentang Ju-Yeon. Kenapa Johnny bisa ngehubungin dia pakai ponsel Ju-Yeon.

"Halo?"

Suara lain terdengar di telinga Hyun-Jae. Ini ....

"Ju ... Yeon?" panggil Hyun-Jae. Suara Ju-Yeon terdengar pelan. Hyun-Jae yakin yang barusan tadi suara Ju-Yeon.

"Iya, Kak."

"Beneran Ju-Yeon?? Ju-Yeon apa kabar? Sehat kan di sana?"

Ju-Yeon ketawa kecil. Hyun-Jae bisa bayangin senyumannya ditambah matanya yang pasti menyipit jadi segaris tiap senyum atau ketawa.

"Iya, Kak. Sehat, kok."

"Ju-Yeon kapan pulang?"

Hyun-Jae ga sadar, tapi Bo-Min bisa lihat kalau ada sedikit air mata mengalir di pipi Hyun-Jae. Dia kangen Ju-Yeon.

"Belum tau, Kak. Masih harus konsultasi banyak di sini."

Ada suara selain Ju-Yeon di seberang panggilan. "Udah ya, Kak. Gue harus pergi sekarang."

Tangan Bo-Min ngusap air mata bundanya itu. Hyun-Jae senyum ke Bo-Min lalu megang tangannya agak erat.

"Ju-Yeon jaga kesehatan ya. Cepet pulang."

Agak lama jawaban dari sana. Bahkan Hyun-Jae kira panggilannya udah diputus.

"Iya, Kak."

Panggilan benar-benar selesai. Ponsel Hyun-Jae jatuh begitu aja di atas karpet karena genggamannya melonggar dengan sendirinya.

Air mata yang semula berhenti keluar kini jadi makin banyak.

"Bunda ...."

Bo-Min narik Hyun-Jae ke pelukannya. Hyun-Jae ga tau kenapa dia malah nangis makin kenceng sekarang. Padahal Ju-Yeon baik-baik aja di sana tapi kenapa dia sedih banget kayak gini.

"Nanti Kak Ju-Yeon pasti cepet pulang, kok," bisik Bo-Min sembari ngusap kepala Hyun-Jae.

Hyun-Jae ngangguk, tapi air matanya ga bisa berhenti keluar.

Dia merasa jahat sama Ju-Yeon. Hyun-Jae selalu bilang kalau dia sayang Ju-Yeon dan akan selalu jagain Ju-Yeon. Tapi bahkan untuk nerima perasaan anak manusia yang ga salah apa-apa itu aja Hyun-Jae ga bisa.

"Bunda mau minum? Aku ambili—"

"Engga ... Bo-Min di sini aja temenin Bunda ...," gumam Hyun-Jae pelan.

Bo-Min ngangguk, eratin pelukannya ke Hyun-Jae dan setia ngehibur bundanya dengan cerita-cerita yang belum pernah Hyun-Jae tau sebelumnya.

Dia ga suka liat bundanya sedih apalagi sampai nangis kayak gini. Hatinya juga ikut sakit.

Thrilling Love (Book I) || The BoyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang