"Gila sih ga tau tempat banget itu orang dua!!"
Felix ngakak aja liat adek bungsu mereka ngedumel terus dari tadi. Yeon-Jun juga cuma senyum-senyum, ngusap kepala Beom-Gyu supaya adeknya itu ga ngambek terus.
"Biarin aja, ya? Lagi kangen kali," kata Yeon-Jun akhirnya.
Beom-Gyu mencoba alihin fokusnya dengan iseng bikin lagu lewat tabletnya, sementara Felix dan Yeon-Jun balik ngobrol tentang comeback stage mereka dua minggu ini. Semuanya bagus, apalagi waktu Sun-Woo dan Hak-Nyeon udah balik beraktivitas.
"Tapi serius sih, Sun-Woo emang beda dari waktu pertama kita kenal dia," Felix ngelirik Beom-Gyu yang udah fokus penuh ke kegiatannya, ga ngambek lagi.
Yeon-Jun setuju banget dengan omongan Felix barusan. "Well, bukan urusan kita juga sih, ya. Tapi gue harap Hak-Nyeon emang tau sesuatu yang kita ga tau.
"Dengan begitu setidaknya gue tenang. Gue ga mau ada apa-apa sama Sun-Woo."
Bukannya apa, Yeon-Jun ini sangat peka dengan perubahan sekecil apa pun di sekitarnya. Perubahan Sun-Woo ini luar biasa besar, kadang bahkan Yeon-Jun heran sendiri.
Auranya beda, sikap Sun-Woo juga sering berubah dan itu hal yang aneh baginya.
Yeon-Jun boleh dibilang mirip dengan Eric. Walaupun bukan darah murni, dia pun ditempa penuh oleh ayahnya supaya bisa punya kekuatan dan kepekaan yang setara dengan darah murni.
Felix noleh ke arah pintu ruang rekaman dan lihat Hak-Nyeon yang keluar dari sana.
"Udah?" tanya Yeon-Jun iseng.
Hak-Nyeon ngerutin kening sebentar, ga lama dia ketawa lalu deketin mereka bertiga yang masih duduk santai di sofa.
"Kenapa mukanya ngeselin banget sih, Jun?" Hak-Nyeon mukulin lengan Yeon-Jun yang masih ketawa-tawa. "Ga ngapa-ngapain gue."
"Ga usah bohong lah, Kak," timpal Felix. "Beom-Gyu sampe ngambek gitu denger suaranya."
Kali ini pandangan Hak-Nyeon tertuju ke Beom-Gyu. Dia cubitin pipi maknae-nya itu sampai dia lagi-lagi ngamuk.
Gemesin banget liat Beom-Gyu kalo lagi kesel.
"Ututututu sayang ga boleh ngambek mulu."
"Kak Hak-Nyeon berisik ah sana!!"
Mereka bertiga ketawa ngakak jadinya. Hak-Nyeon berdiri lalu natap mereka bertiga gantian. "Ada yang mau makan? Sun-Woo minta makan soalnya."
Yeon-Jun noleh ke jam dinding di seberang ruangan. Udah jam tujuh malem, sih, pantesan Sun-Woo minta makan.
"Gue engga deh, lagi males," jawab Yeon-Jun. Dia liatin dua adiknya yang lain. "Felix sama Beom-Gyu mau makan?"
Felix ngangguk. "Boleh deh. Kayaknya gue udah tiga hari ga makan, Kak."
"Kenapa deh hahaha," ledek Hak-Nyeon.
Senyuman lebar Felix bikin Yeon-Jun gemes mau jitak kepalanya. "Kenyang sama Chae-Won dia," jawab Yeon-Jun.
Hak-Nyeon kaget dong. "Lah tumben? Bulan baru kan belum lama ini, Lix. Tumbenan minta lagi."
"Ga minta dia, emang lagi khilaf aja dasar." Beneran dijitakin kepalanya sama Yeon-Jun begitu Felix malah ngakak.
Seneng banget bikin Yeon-Jun iri si Felix tuh. Soalnya Hye-Won emang jarang bisa dikontak, dia kuliah di kampus berasrama yang aktivitas ponselnya aja dibatasi.
Jadilah Hak-Nyeon belinya cuma tiga kotak makanan karena Yeon-Jun ga mau makan, begitu pun dengan dia, sementara si bungsu ikutan Felix mau makan juga katanya.
Hening.
"Eh iya si Hak-Nyeon jalan beli sendiri? Ga order aja?" tanya Yeon-Jun akhirnya.
Felix pasang muka kaget. "Lah iya kok dia jalan sendiri???"
Tapi ya sudahlah, mungkin emang lagi mau jalan-jalan. Bosen dari pulang acara musik tadi sore di sini terus.
Sementara Hak-Nyeon lagi jalan santai mau ke arah lift. Dia mau jadi orang normal yang jalan pakai kaki, ga asal menghilang aja kayak setan.
Dari salah satu pintu di depannya keluar dua orang pemuda, yang sepertinya trainee di sini. Dua orang itu agak kaget melihat Hak-Nyeon, tapi tak lama tersenyum lebar lalu menyapa dengan hormat.
"Halo Kak senior," sapa salah satunya.
Oh, emang trainee, batin Hak-Nyeon.
"Halo!" Hak-Nyeon menyapa balik dengan riang juga. Dia menatap dua orang ini bergantian. "Kalian trainee baru, ya? Gue ga pernah liat sebelumnya."
Berbeda dengan Bermuda yang mungkin akan bicara lebih sopan dan formal dengan para junior mereka, Arrow sepakat akan bicara lebih santai jika bertemu dengan para trainee. Dengan senior yang sudah akrab pun bicaranya santai.
"Iya, Kak senior—"
"Ga usah pake senior, hehe," Hak-Nyeon menepuk bahu keduanya bergantian. "Namanya siapa?"
"Oh, saya Jae-Min. Na Jae-Min."
"Saya Choi Bo-Min."
Cukup lama mereka mengobrol, sampai Hak-Nyeon ingat kalau ia harus membeli makanan ke luar.
"Sukses ya kalian berdua."
Mereka berdua pergi ke arah berlawanan, kayaknya mau ke kamar mandi. Hak-Nyeon kembali berjalan menuju lift.
Dia sedikit melamun.
"Jae-Min jelas manusia, tapi kalo Bo-Min ...."
Hak-Nyeon memainkan ponselnya, diputar-putar sembari otaknya berpikir.
"Ga mungkin, kan? Dari luasnya Bumi ini, masa sih ...?"
Bilangnya sih ga mungkin, tapi dia tetep penasaran dengan hal tersebut.
Akhirnya Hak-Nyeon kalah dengan rasa penasarannya sendiri. Ia menelpon Yeon-Jun sembari berjalan keluar lift menuju lobi.
"Ya, Nyeon?"
"Sun-Woo udah keluar?" tanyanya.
Yeon-Jun tertawa sebentar. "Kangen banget apa lo sampe baru keluar bentar aja udah nanyain."
"Hahaha, lucu. Gue nanya beneran loh."
"Ih galaknya. Sun-Woo tadi keluar bentar kok, nunjukkin rap buatannya ke gue terus masuk lagi ke ruang rekaman, tapi sekarang Felix ikutan masuk. Ada apa?"
"Ga ada ...," Hak-Nyeon menyeberang jalan dan lanjut menuju kedai langganan mereka semua. "Lo kenal dua trainee baru, ga?"
"Trainee?" tanya Yeon-Jun, "Setau gue ada tujuh trainee baru. Masuknya barengan gitu waktu lo sama Sun-Woo hiatus."
Oh pantesan, pikir Hak-Nyeon.
"Itu ... yang namanya Jae-Min sama Bo-Min," jawab Hak-Nyeon.
"Oh mereka ... iya tau, kenapa?"
"Mereka manusia apa vampir?"
Hak-Nyeon sudah sampai di kedai, mulai memesan makanan dan minuman untuk dibungkus.
"Manusia, Nyeon. Dari bertujuh yang vampir cuma satu seinget gue. Kalo trainee lama banyak emang yang vampir. Kenapa kok nanya? Emang lo ga bisa ngerasain?"
Begitu dapet tempat duduk untuk nunggu, Hak-Nyeon fokus lagi ke telpon. "Ah engga, lagi bengong aja tadi jadi agak ga ngeh. Ya udah, Jun, gue beliin lo minuman, ya."
"Iya makasih. Cepetan balik nanti bayinya ngamuk, hahahaha ...."
"Hahaha bayi gede iya."
Hening tiba-tiba. Hak-Nyeon udah tenggelam dalam pikirannya sendiri.
"Masa, sih?" pertanyaan itu terus keluar dari mulutnya.
"Kalo bener berarti ...? Ah, ga mungkin ah. Eh tapi? Astaga pusing!!"
Kayaknya Hak-Nyeon harus lebih banyak baca buku lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Thrilling Love (Book I) || The Boyz
Fiksi PenggemarThe vampires finally found their partners, but will everything always be fine? The Boyz with other idols. bxb June 26 2019 - June 14 2020