[115]

3.2K 479 173
                                    

Young-Hoon masih pejamin matanya, duduk bersandar tumpukan bantal di atas tempat tidurnya. Chang-Min tadi izinnya pergi mau liat Jacob jadi sama Young-Hoon dibiarin aja.

Ponselnya getar di atas nakas. Tadinya mau Young-Hoon diemin aja, tapi lama banget getarnya. Mungkin penting.

Bener aja, dari Chan-Yeol. "Iya, Kak?"

"Kok ga bisa telepati ke lo, ya?" tanyanya dari seberang sana.

Young-Hoon nutup tirai jendela pakai kekuatannya. Ternyata dari tadi silau banget cuma dia ga liat aja.

"Gue lagi istirahat, Kak. Ada apa?"

Awalnya banyak suara-suara di belakang Chan-Yeol, tapi lama-lama sepi. Mungkin Chan-Yeol pindah tempat supaya bisa lebih fokus ke Young-Hoon.

"Gue takut kita ga bisa nahan Sun-Woo lebih lama lagi ...."

Denger kalimat itu bikin Young-Hoon diam agak lama, ga balas sama sekali pernyataan Chan-Yeol.

Apa maksudnya ga bisa nahan Sun-Woo lebih lama lagi? Apa terjadi sesuatu yang buruk di sana?

"Young-Hoon?"

"Hm? Iya, Kak?"

"Lo kayaknya lemes gitu? Kenapa?"

Young-Hoon ketawa kecil. "Kecapean kayaknya gue, ngeluarin api hitam terus tanpa persiapan."

Setelahnya Young-Hoon ceritain kejadian cincin Jacob. Chan-Yeol kaget pastinya, karena dia dari pertama Jacob sakit tuh selalu meriksa tubuhnya, ga meriksa cincinnya.

"Hati-hati, Hoon. Jangan keseringan."

"Iya, Kak."

"Chang-Min mana? Coba minta darah sama dia."

"Iya nanti kalo masih pusing gue bilang ke dia. Chang-Min lagi nemenin Eric soalnya Hyun-Joon nganterin Kevin ke kantor papanya."

Ada suara lain lagi di belakang Chan-Yeol. Young-Hoon pejamin matanya, nungguin Chan-Yeol balik lagi ngomong sama dia.

Sementara itu, pintu kamarnya terbuka dan Chang-Min masuk. Dia jalan nyamperin Young-Hoon, ikutan duduk di sampingnya.

"Kak?"

"Hoon, nanti lanjut lagi ya. Kita obrolin Sun-Woo langsung aja kalo gue pulang."

Young-Hoon buka matanya, nengok ke samping dan senyum lalu ngusap kepala Chang-Min.

"Iya, Kak."

Panggilan dimatiin dan Young-Hoon balikin ponselnya ke atas nakas.

"Loh kok balik ke sini? Kan kita berangkatnya masih lama. Eric ga apa-apa, kan?" tanya Young-Hoon.

"Hehe, mau liat Kakak. Abisnya Kakak kayak lemes gitu. Ada apa? Mau cerita?"

Young-Hoon ketawa. Dia nepuk pahanya pelan. "Sini duduk," katanya.

Chang-Min ngerutin kening sebentar, tapi tetep nurut sama si kakak. Dia jadi duduk di pangkuan Young-Hoon. Kakinya melingkar ke belakang tubuh Young-Hoon dan si kakak ini meluk Chang-Min. Gemes ya mereka.

Young-Hoon sembunyiin wajahnya di leher Chang-Min.

"Kakak sakit, ya?" tanya Chang-Min sembari ngusap rambut Young-Hoon.

Dia geleng pelan. "Cuma capek."

"Ga biasanya? Kakak mau apa? Mau darah?"

Young-Hoon ketawa denger suara Chang-Min. Dia ngangguk pelan.

Sekarang gantian Chang-Min yang ketawa. "Ih bilang gitu dari tadi. Tapi tumben? Biasanya cuma sekali. Kakak abis ngapain?"

Untuk kedua kalinya dalam hari ini, Young-Hoon ceritain kejadian cincin Jacob itu. Chang-Min diam aja dengerin ceritanya, masih sambil ngusap rambut Young-Hoon.

"Jangan sering-sering dikeluarin kalo gitu. Kasian Kakak kan jadinya," balas Chang-Min.

Young-Hoon ngangguk. "Iya."

"Ya udah gigit aja? Kok masih diem?"

"Kamu tuh ya nyuruhnya kayak nyuruh ngapain aja," Young-Hoon eratin pelukannya, gemes sama Chang-Min.

"Hehe."

Young-Hoon longgarin pelukannya supaya bisa lihat wajah Chang-Min. Sebenernya nempel sama Chang-Min kayak gini juga udah lumayan, energinya perlahan terisi. Tapi tetep kurang.

Dia usak-usak rambut Chang-Min sampai anak jerapah ini nutup mata soalnya anak rambutnya nyelip ke mata.

"Kakak ih!!!"

"Gemes tau ga," ucap Young-Hoon.

Chang-Min cemberut, tapi fokus banget liatin Young-Hoon tepat di matanya yang berkilat biru sebentar.

Young-Hoon senyum, ngusap pipi Chang-Min lalu narik dia lebih dekat sampai bibir mereka akhirnya bertemu.

Sentuhan Young-Hoon makin lama makin jadi candu untuk Chang-Min. Desahannya hampir ga terkontrol tiap Young-Hoon iseng mainin lidahnya untuk godain Chang-Min.

Entah udah berapa menit, yang jelas mereka masih sibuk memagut satu sama lain. Sampai Young-Hoon tiba-tiba gigit kecil lidah Chang-Min lalu darah keluar dari sana.

Chang-Min agak kaget, tapi ga lama balik biasa aja.

Young-Hoon melepas ciuman mereka, natap Chang-Min yang juga lagi ngeliatin dia.

"Lanjut nanti lagi, ya," kata Young-Hoon.

Chang-Min ngangguk.

Dan sekarang Young-Hoon narik Chang-Min mendekat lagi. Dia gigit leher Chang-Min dan mulai isap darah yang keluar dari sana.

Ga terasa sakit, Chang-Min tenang aja meluk Young-Hoon lagi, ngusap kepalanya.

"Minum yang banyak ya Kak biar cepet sehat lagi," gumamnya.

Tanpa sadar Chang-Min jadi keingetan Seung-Youn lagi. Rasa sakitnya ....

Tapi ini Young-Hoon, bukan Seung-Youn. Chang-Min ga akan kenapa-napa di sini. Dia aman sama Young-Hoon.

"Kak ...," panggil Chang-Min.

Satu tangan Young-Hoon naik untuk ngusap rambut Chang-Min. Lumayan banyak juga ya Young-Hoon isap darahnya.

Perlahan Chang-Min pejamin matanya. Tiba-tiba matanya berat, kayak ngantuk gitu. Mungkin efek dari darahnya yang terus diisap.

Young-Hoon ngelepas gigitannya dan liat kalau Chang-Min ternyata beneran tidur. Sepelan mungkin dia angkat tubuh Chang-Min dan mindahin dia supaya tiduran di kasur.

Tangannya nyentuh leher Chang-Min, nutup luka gigitan itu sampai ga terlihat lagi.

"Nice dream, Sweetheart," bisik Young-Hoon di telinga Chang-Min.

Setelah ngecup keningnya agak lama, Young-Hoon turun dari tempat tidur dan jalan keluar kamar. Dia mau ngambil air minum ke dapur.

Suasana rumah hening banget karena emang ga ada orang di sini. Semuanya pergi. Eric mungkin tidur, ga ada suaranya sama sekali.

Young-Hoon langsung jalan ke kulkas begitu sampai di dapur. Dia ambil satu botol air baru dan nuang isinya ke gelas di konter.

Dia liat sekeliling, ga ada yang aneh.

Young-Hoon mau balik ke kamar lagi tapi dia lihat sesuatu di atas meja makan. Setangkai lili putih tepat di tempat Chang-Min duduk tadi. Tapi perasaan tadi ga ada.

Akhirnya Young-Hoon ambil dan dia bawa ke kamar.

Begitu sampai kamar, Young-Hoon naruh bunganya di atas nakas samping ponselnya. Dia liat Chang-Min masih tidur, jadi Young-Hoon jalan ke sofa dan duduk tenang di sana, ngambil salah satu buku untuk dibaca.

Thrilling Love (Book I) || The BoyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang