[103]

3.3K 483 104
                                    

Young-Hoon dengan teliti meriksa tubuh Chang-Min satu per satu, dari kepala sampai kakinya. Dia tau pasti kalau dalam proses pemutusan ikatan secara paksa akan merusak tubuh Chang-Min, baik itu jaringan energinya maupun jaringan tubuhnya. Walaupun ga keliatan, tapi Young-Hoon masih bisa lihat bekas-bekas luka dalamnya.

"Maaf ...."

Chan-Hee yang duduk di seberang Young-Hoon ga bisa ngapa-ngapain, cuma liatin kakaknya yang tiba-tiba nangis tapi masih fokus sembuhin Chang-Min.

Young-Hoon sekarang berfokus ke kepala Chang-Min.

"Ingatannya banyak yang rusak, banyak yang kecampur."

Chan-Hee kaget dengernya. "Seriusan, Kak? Terus?"

"Boleh minta tolong, Chan-Hee?"

Chan-Hee ngeliatin Young-Hoon. "Tolong apa?"

"Tolong cari Trisa, ajak ke sini. Trisa harus balik ke tubuh Chang-Min lagi, kasian dia udah terlalu lama di luar sana."

Adiknya itu ngangguk. "Iya, Kak."

"Hati-hati, ya. Apa mau ditemenin Eric?" tanya Young-Hoon.

"Ga usah, dia lagi jagain Kak Jacob."

"Ya udah, nanti kalo kamu lama ga balik Kakak minta Ayah nyusul, ya."

Setelah mengiyakan itu, Chan-Hee menghilang. Trisa mungkin ada di taman atau hutan. Udah cukup lama kayaknya sejak rumah ini ditinggal, Trisa berarti di sini terus.

Young-Hoon terus meriksa bagian tubuh Chang-Min. Ga ada yang aneh sih, ga ada benda asing juga kayak garis tipis kemarin di leher Jacob. Cuma ikatan mereka aja yang lemah, tanda di lengan Chang-Min memudar hampir hilang.

Dia tau pasti gimana rasa sakitnya saat ikatan diputus paksa. Apalagi Chang-Min manusia, sakitnya luar biasa. Mungkin beberapa tingkat di bawah rasa sakit vampir saat pembersihan.

Young-Hoon coba sekali lagi fokusin dirinya ke Chang-Min. Kali ini lebih serius lagi.

Sampai tubuh Young-Hoon bahkan ikut berpendar sendiri, mengeluarkan cahaya biru lembut yang perlahan mengalir masuk ke tiap aliran energi Chang-Min.

Beberapa menit berlalu, Chan-Hee muncul di belakangnya, dan agak kaget ngeliat keadaan Young-Hoon dan Chang-Min.

Terakhir kali Chan-Hee liat kejadian ini adalah saat Young-Hoon lagi mencoba nyelametin Trisa yang sekarat. Udah lama banget.

Trisa, yang ikutan muncul di samping Chan-Hee, juga ikutan merhatiin Young-Hoon. Seulas senyuman terukir di bibirnya.

Chan-Hee nengok ke samping, dan ga kalah terkejut liat Trisa yang wujudnya perlahan menjadi jelas, ga transparan seperti hantu lagi. Padahal Chan-Hee ga bantuin ngasih energinya seperti sebelumnya.

Dia masih merhatiin Trisa yang sekarang jalan nyamperin Young-Hoon, berdiri di sampingnya. Dan hal itu bikin Young-Hoon berhentiin fokusnya.

"Trisa?"

Chan-Hee lagi-lagi terkejut karena sekarang Trisa ngusap wajah Young-Hoon. Tatapannya penuh cinta, dan Young-Hoon kembali netesin air matanya.

Siapa yang naro bawang di sini ..., batin Chan-Hee.

"Thank you, Young-Hoon."

Lalu Trisa dengan lembut mencium bibir Young-Hoon, kemudian kembali memudar dan menghilang, berubah jadi cahaya biru bulat yang terbang masuk ke tubuh Chang-Min.

Bagai keajaiban, kulit Chang-Min yang semula pucat balik normal lagi. Wajahnya kembali merona, warna bibirnya juga. Detak jantung dan napasnya lebih normal dari sebelumnya. Dan Young-Hoon bisa lihat aliran energi Chang-Min kembali berwarna biru terang.

Chan-Hee tanpa sadar ikutan nangis waktu lihat Young-Hoon nangis terisak lalu meluk Chang-Min yang perlahan buka matanya.

"Kak Young-Hoon ...?"

"Iya Sayang .... Ini Kakak ...."

Tangisan Chan-Hee berubah jadi tawa bahagia. Liat dua orang di depannya bahagia ... dia juga ikut bahagia.

Sembari ngusap air matanya, Chan-Hee lebih milih keluar ninggalin mereka untuk ngasih waktu berdua. Mungkin karena sibuk sama air matanya jadi Chan-Hee ga sadar kalau ada orang di depannya yang baru aja naik tangga dan mau jalan belok.

"Aduh!"

"Eh? Chan-Hee kamu—eh Sayang kok kamu nangis?? Kenapa? Ada apa?"

Chan-Hee liat Sang-Yeon yang lagi berdiri di hadapannya, natap dia dengan khawatir.

Tapi justru Chan-Hee malah ketawa, lalu meluk Sang-Yeon erat.

"Lah kok ketawa, tapi nangis? Kamu kenapa sini cerita."

Sang-Yeon ngusap air mata Chan-Hee lalu kebelakangin poninya, ngusap rambutnya sementara tangannya yang satu lagi balas meluk Chan-Hee.

Dia senyum ke Sang-Yeon. Senyuman yang manis.

"Chang-Min udah pulang, terus dia juga udah sadar. Trisa udah balik ke tubuh Chang-Min, Kak."

Lagi-lagi Chan-Hee ngeluarin air matanya, tapi sekarang Sang-Yeon udah ga panik dan malah ikut senyum, tapi tetep ngehapus air mata Chan-Hee.

"Syukur deh kalo gitu. Kamu seneng banget ya sampe nangis gini, hm?"

Chan-Hee nempelin wajahnya di leher Sang-Yeon. "Kak Young-Hoon akhir-akhir ini capek, aku bisa ngerasain tapi aku diem aja. Dia selalu kepikiran Chang-Min, Kak.

"Aku seneng bisa liat Kak Young-Hoon senyum lagi."

Hidup sekian lama bareng Young-Hoon, cinta Chan-Hee untuk sang kakak bukan lagi sekedar cinta dua orang dewasa, atau cinta adik ke kakaknya.

Lebih dari itu, mereka keluarga yang saling menyayangi satu sama lain.

"Kamu udah makan?" tanya Sang-Yeon.

"Belum."

"Kakak juga belum. Mau makan bareng?"

"Kakak mau aku masakkin?"

"Boleh, tapi mau mandi dulu."

"Mandi bareng."

Sang-Yeon kaget lah ini Chan-Hee ga lagi kesambet, kan?

"Sayang, kamu ga kesambet di hutan waktu lagi cari Trisa, kan?"

"Loh kok Kakak tau aku abis dari hutan cari Trisa?"

Sang-Yeon gemes jadi dia gendong Chan-Hee lalu jalan santai ke kamar mereka.

"Kan kamu bilang tadi Trisa balik ke tubuh Chang-Min."

"Tapi kok bisa nebak kalo aku tadi cari Trisa?"

Sang-Yeon buka pintu kamarnya, agak susah karena masih gendong Chan-Hee, lalu akhirnya dudukin Chan-Hee di pinggir tempat tidur sementara Sang-Yeon berdiri di hadapannya, lagi ngelepas jam tangannya.

"Kan kamu seharian ini sama Young-Hoon, dan setau Kakak Trisa ada di hutan, jarang masuk rumah jadi kemungkinan paling masuk akal kenapa bisa ada Trisa di kamar Young-Hoon adalah karena kamu yang manggil."

Chan-Hee berdiri lalu bantuin si kakak ngelepasin dasinya. "Wah hebat ya nebaknya kayak cenayang."

"Itu namanya menganalisis, Sayang, bukan nebak sembarangan."

"Pantesan jadi bos ya, pinter begini," puji Chan-Hee.

Ga tau kenapa Chan-Hee jadi gemesin gini kalo abis nangis. Terlalu bahagia kali ya liat Young-Hoon sama Chang-Min balik lagi.

Tangan Chan-Hee lanjut bukain kancing kemeja Sang-Yeon.

"Kamu mau masak apa emang?" tanya Sang-Yeon sembari cubitin pipi Chan-Hee.

"Ga jadi ah males."

"Ih kok gitu? Terus nanti kamu mau makan apa?"

Chan-Hee narik pelan kerah kemeja Sang-Yeon, senyum manis. "Mau makan Kakak aja boleh?"

Karena Chan-Hee lucu, Sang-Yeon ga pernah bisa nolak seluruh permintaan kekasih hatinya itu.

Thrilling Love (Book I) || The BoyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang