[65]

3.7K 555 41
                                    

Orang yang pertama naik ke kamar adalah Ju-Yeon. Dia ga enak ninggalin Hyun-Jae sendirian di kamar. Setidaknya kan kalau ada dia mereka bisa ngobrol.

Tapi sepertinya itu keputusan yang salah, karena Hyun-Jae ga sendirian di kamarnya. Dia ditemenin Young-Hoon yang duduk di sampingnya.

Lagi dan lagi, Ju-Yeon harus liat orang yang dia cinta dicium orang lain. Walaupun tau alasannya untuk Hyun-Jae juga tapi rasanya tetap sakit.

"Ju-Yeon, ngapain di pintu—oh ...."

Berasa deja vu, ya. Tapi kali ini yang manggil adalah Chang-Min, bukan Chan-Hee.

Chang-Min nepuk-nepuk bahu Ju-Yeon. "Ikut gue yuk ke kamar Kak Young-Hoon, pemandangannya bagus deh dari situ."

Ju-Yeon lebih milih nurut aja waktu Chang-Min genggam tangannya, narik dia menjauh ke kamar Young-Hoon.

Kamar Young-Hoon ini emang paling pinggir, jadi dua sisinya emang jendela kaca semua. Tanpa balkon. Pemandangannya pun langsung menuju ke taman belakang yang tepat berbatasan hutan.

"Kak Young-Hoon tadi sempet bilang emang mau ke kamar Kak Jae liat kondisinya. Ibaratnya lampu, udah hampir padam, energinya remang gitu. Ya walaupun gue ga bisa liat energinya, tapi keliatan sih Kak Jae pucet banget."

Tangan Chang-Min ngasih sesuatu ke tangan Ju-Yeon. Cokelat koin gitu.

Ju-Yeon ketawa terus mulai buka bungkusnya. "Makasih."

Chang-Min emang selalu bisa bikin Ju-Yeon seneng. Kalau di ruang tunggu atau ruang latihan juga mereka berdua biasa bercanda, maklum Ju-Yeon kan maknae jadi seneng aja main sama manajernya yang seumuran.

Sekarang Chang-Min duduk di lantai. Tenang aja ada karpet bulu yang nyaman jadi ga terasa dingin lantainya. Chang-Min liatin pemandangan sambil diem.

"Min."

"Ya?"

Taunya Ju-Yeon ikutan duduk di samping Chang-Min. Masih sambil ngunyah cokelatnya. "Lo ga cemburu liat Kak Young-Hoon begitu? Sama Chan-Hee, sama Kak Jae juga."

Waduh, Ju-Yeon kayaknya beneran galau. Chang-Min harus siapin jawaban sebagus mungkin takutnya nanti Ju-Yeon makin galau terus kejadian aneh-aneh keulang lagi.

Nanti kalau Ju-Yeon niat bunuh diri lagi serumah yang pusing, mana udah bulan baru.

Salah sebenernya Ju-Yeon nanya Chang-Min tuh. "Engga sih, Ju.

"Apa, ya .... Lo tau kan gue dijadiin partner-nya dadakan, gue sendiri ga tau apa-apa. Kalo ditanya cemburu, gue pasti bilang engga.

"Pertama, gue ga cinta, atau belum cinta, entahlah apa itu namanya. Kedua, Chan-Hee sama Kak Jae kan tanggung jawab Kak Young-Hoon, mau ga mau harus begitu.

"Mereka para vampir udah punya siklus dan ikatan kehidupan yang seperti itu. Kita manusia, cuma lewat sekilas aja di hidup mereka. Kita ga tau apa-apa tentang vampir, Ju.

"Gue pribadi merasa ga berhak aja untuk cemburu atau apa. Tapi gue ngerti perasaan lo, kok. Lo pasti sayang banget sama Kak Jae, ya?"

Ju-Yeon cuma ngangguk, terus diem liatin pepohonan di seberang jauh sana.

Chang-Min senyum, liat Ju-Yeon kok lucu banget gitu. "Mau cokelatnya lagi, Ju? Gue bawa banyak cemilan nih soalnya ga dibolehin keliaran sama Kak Young-Hoon, mending makan sembari nonton film kan asik."

Akhirnya mereka mutusin nonton film beneran dari laptop Chang-Min. Dia well-prepared banget kayaknya gara-gara disuruh Young-Hoon ga boleh ke mana-mana.

Thrilling Love (Book I) || The BoyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang