[75]

3.7K 528 101
                                    

Bunyi sepatu Young-Hoon menggema di sepanjang lorong. Bulan bersinar terang di luar jendela. Gedung dewan tinggi emang selalu sepi di lorongnya, jarang ada vampir yang berkeliaran. Semua stay di ruangan masing-masing.

Sampai Young-Hoon berdiri tepat di depan pintu tinggi, tertulis bagian pendataan di depan papan namanya.

Young-Hoon ngetuk pintunya sekali, langsung masuk dan disambut meja resepsionis dengan satu vampir yang tak ia kenal tersenyum padanya.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya sang resepsionis.

Young-Hoon yang berpakaian formal serba hitam itu menilik sekitar. Banyak yang berubah dari segi dekorasi dan penataan.

"Pak kepala ada?" tanya Young-Hoon

"Kebetulan baru datang, Pak ...."

"Young-Hoon. Bilang dari Kim Young-Hoon," balas Young-Hoon langsung.

Resepsionis itu masuk ke pintu di belakangnya. Young-Hoon jadi duduk di sofa depan, mainin bunga lili yang dipajang di situ.

"Bukan bunga sembarangan itu jangan dimainin."

Sebuah suara yang udah Young-Hoon kenal sejak lama menginterupsi kegiatannya.

Young-Hoon noleh ke vampir yang sekarang udah duduk di depannya.

"Kesambet apa ini Kim Young-Hoon main ke sini? Disuruh ayahmu?"

"Bukan, Kak. Saya mau tanya-tanya aja. Boleh ikut masuk?"

Akhirnya mereka berdua pindah tempat ke ruang kerjanya di dalam. Resepsionis tadi senyum ke Young-Hoon lalu balik duduk dan ngerjain kerjaannya.

Young-Hoon jalan agak di belakang vampir ini. Masih sama sih dalemnya, sepanjang lorong dipajang foto ketua dewan tinggi dari yang pertama sampai yang sekarang masih menjabat.

"Berapa darah murni yang muncul sejauh ini di awal tahun?" tanya Young-Hoon waktu dipersilahkan duduk di sofa ruang kerjanya.

Sementara vampir ini duduk di meja kerjanya, dengan papan nama bertuliskan Park Jin-Young di sampingnya.

Dia kelihatan mikir sebelum jawab. "Tumben nanya?"

"Saya mau tau aja, Kak."

"Saya ga bodoh ya, Young-Hoon." Jin-Young ketawa kecil liat Young-Hoon. Orangtua kok mau dibohongin. "Chan-Yeol lagi ribet di divisinya karena kasus-kasus makhluk gaib meningkat drastis—"

"Partner saya diculik, Kak."

Hening. Jawaban tiba-tiba Young-Hoon bikin Jin-Young pun harus mencerna dulu omongannya.

"Vampir gila mana yang mau culik partner vampir lain?"

Young-Hoon ketawa meremehkan. "Well ... siapa lagi kalau bukan dari klan ular tukang cari ribut itu," sarkasnya.

Jin-Young mengerutkan kening, bingung. "Min Yoon-Gi udah terlalu tua untuk permainan bocah seperti itu, Young-Hoon."

"Dia emang tua, tapi anaknya yang cari perkara."

"Anak? Yang mana? Anaknya ada empat, kan?"

Young-Hoon kayaknya kebawa emosi duluan. "Siapa lagi kalau bukan si bungs—tunggu, empat?? Bukannya tiga?"

Kali ini Jin-Young ketawa. "Dari dulu juga anaknya empat, Hoon."

"Tiga kok?" Young-Hoon inget-inget lagi. "Kim Tae-Hyung, Cho Seung-Youn, Kwon Soon-Young. Si Hoshi itu astaga kalau sampai saya punya bukti dia yang—"

"Anaknya empat, Hoon. Semua darah murni." Kali ini tawa Jin-Young berganti jadi wajah serius. "Ada lagi kakaknya Tae-Hyung, lebih tua dari kamu. Han Seung-Woo."

Thrilling Love (Book I) || The BoyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang