[145]

2.7K 451 6
                                    

Udah tengah malam begini dan Chan-Hee masih juga belum tidur. Dia lagi duduk di sofa, baca banyak buku yang dia ambil dari perpustakaan Chan-Yeol.

Sang-Yeon masih tidur. Mereka masuk kamar lebih dulu dari yang lain, bercinta seperti biasa sebelum Chan-Hee minum darah Sang-Yeon. Tapi begitu selesai bercinta dan Sang-Yeon tidur tadi, Chan-Hee langsung bangun lalu keluar kamar untuk ambil buku-buku ini.

Chan-Hee penasaran dengan dirinya sendiri. Dia udah baca banyak buku tapi dia tetep ga tau di mana letak salahnya.

Dia ngusap rambutnya berkali-kali, masih bingung karena belum nemu di mana letak kesalahannya.

"Dosa gue selama ini ga jauh-jauh dari minta darah lebih dari sekali. Gue ga pernah ngebantah Ayah apalagi Kak Young-Hoon. Gue ga pernah bunuh manusia dengan sengaja. Gue ga pernah gunain kekuatan sembarangan. Gue ga pernah ... gue ga pernah ngelakuin kesalahan apa pun ...."

Bahkan Chan-Hee sampai bikin catatannya sendiri, kesimpulan dari apa aja yang dia baca. Tetep ga ketemu letak kesalahannya.

Chan-Hee sandarin kepalanya di sofa. Dia meluk bantal terdekat, pejamin matanya untuk tenangin diri.

Walaupun Young-Hoon berkali-kali bilang dia yang akan ngurusin semua ini, Chan-Hee tetep ga tenang. Dia penasaran dan dia harus dapat jawabannya sendiri.

"Pusing ...."

Kepala Chan-Hee sedikit sakit.

"Dari tadi ribut-ribut di luar ... semua masalahnya udah selesai belum, ya?"

Sekarang semuanya sepi. Terlampau hening malah. Entah emang yang lain ga bersuara atau suaranya mereka redam, Chan-Hee ga tau.

Chan-Hee maksain buka matanya lagi. Dia lanjutin baca buku terakhir yang belum dia sentuh sama sekali.

Dia ngerutin keningnya. "Ini ... kayaknya belum pernah gue baca?"

Entah itu buku keselip atau itu buku baru? Tapi udah kusam begini ga mungkin buku baru. Semua buku di perpustakaan Chan-Yeol adalah buku lama. Beda sama buku-buku di kamar Eric yang kebanyakan novel.

Chan-Hee heran karena seinget dia semua buku di perpustakaan udah pernah dia baca. Ada suatu masa saat Chan-Hee bener-bener capek dengan dunia manusia jadi dia cuma diam di kamar dan baca semua buku yang ada.

Pekerjaan Chan-Hee yang sekarang jadi publik figur bener-bener bikin saudaranya yang lain lega karena Chan-Hee bisa balik hidup lagi, ga cuma mengurung diri di kamar.

"Buku apa ya ini," gumamnya.

Chan-Hee liat judul di sampulnya. Ini bener-bener buku lama. Lama banget kayaknya. Sampulnya kusam. Ga beda jauh dengan buku lain yang terbuat dari kayu asli.

"Ada sihirnya ...?"

Aneh, ga bisa dia buka.

Makin penasaranlah Chan-Hee ini. Dia tegakkin duduknya lagi, bolak-balik buku itu di tangannya untuk cari celah gimana bukanya.

Biasanya kalau suatu buku disihir pasti ada sebuah area kecil untuk bukanya dengan sihir juga. Tapi ini bener-bener ga ada.

"Ah, nanti tanya Kak Young-Hoon aja."

Chan-Hee akhirnya beresin sisa bukunya. Kayaknya dia mulai kehabisan energi makanya kepalanya pusing.

"Chan-Hee? Sayang?"

Denger suara serak Sang-Yeon bikin Chan-Hee noleh ke tempat tidur. Kakaknya itu tidur ngebelakangin dia dan mungkin heran karena Chan-Hee ga ada di hadapannya.

"Aku di sini, Kak."

Sang-Yeon balik badan, ngeliat Chan-Hee lagi duduk di sofa. "Kamu ngapain?"

"Hm? Tadi ga bisa tidur jadi baca buku aja."

"Segitu banyak?"

"Hehe, udah malem Kak mending tidur lagi."

Sang-Yeon bangun, duduk dan diam sebentar. Dia masih telanjang dada dan itu menarik perhatian Chan-Hee.

"Pake baju dulu deh Kak mending," katanya.

Sang-Yeon ngeliatin Chan-Hee, terus ketawa. "Baju Kakak dipake kamu tuh," jawabnya sambil nunjuk Chan-Hee.

Lah iya bener juga. Chan-Hee ga sadar asal ngambil aja tadi.

Sang-Yeon merasa gemes aja liat Chan-Hee yang kaget sendiri.

Chan-Hee buru-buru bangun dan jalan ke lemari pakaian. Dia ngeluarin satu kaus hitam punya Sang-Yeon lalu nyamperin dia.

"Nih."

Sang-Yeon masih ketawa. Tangannya mau ngusap pipi Chan-Hee tapi Chan-Hee ga mau. Malu lebih tepatnya.

"Kakak suaranya abis gitu ya," Chan-Hee merhatiin Sang-Yeon yang lagi pakai bajunya.

"Hm? Baru bangun aja kali, nanti juga engga."

"Ya udah aku ambilin minum, ya."

"Eh, ga usa—"

"Sebentar!!!"

Chan-Hee langsung lari aja keluar kamar. Lucu banget, pikir Sang-Yeon.

Sang-Yeon turun dari tempat tidur. Dia jalan ke sofa tempat tadi Chan-Hee duduk.

"Tebek-tebel banget bukunya," gumam Sang-Yeon.

Dia duduk, ngeliatin buku yang bertumpuk itu. Usia bukunya berapa, ya. Sang-Yeon sering liat buku tebel di perpustakaan kampusnya dulu bahkan perpustakaan kota. Tapi seingetnya ga pernah sampai ada buku setua itu yang sampai kusam banget dengan bau khas kayu yang menyengat.

Dia ambil satu yang paling atas. Sang-Yeon lihat sampulnya, tapi ga ngerti itu huruf apa.

Begitu dia buka, ga ada isi apa-apa. Cuma lembaran kosong.

"Ini, Kak—eh lagi ngapain?"

Chan-Hee nyamperin Sang-Yeon. Sang-Yeon langsung balikin buku tadi waktu Chan-Hee duduk di sampingnya.

"Ga ngapa-ngapain," katanya, lalu nerima gelas dari Chan-Hee. "Makasih."

Chan-Hee ngeliatin Sang-Yeon yang ngabisin minumnya.

"Kamu udah minta darah belum sih?" tanya Sang-Yeon waktu naruh gelasnya di meja.

Chan-Hee geleng kepala. "Belum."

"Kok belum, ya udah sini."

Sang-Yeon narik Chan-Hee ke pelukannya. Chan-Hee balas meluk Sang-Yeon. Rasanya selalu nyaman.

"Kak."

"Iya?"

Sang-Yeon nempelin pipinya di rambut Chan-Hee. Dia masih ngantuk sih tapi kayaknya Chan-Hee lagi ga bisa tidur.

"Kenapa, Sayang? Gantung gitu manggilnya."

"Ga apa-apa, hehe."

"Kebiasaan kamu tuh."

Sang-Yeon ngelepas pelukannya dan langsung gendong Chan-Hee.

"Ih, kaget Kak!!"

"Tidur, udah malem."

Chan-Hee jadi terdiam. Dia liatin Sang-Yeon cukup lama. Sampai Sang-Yeon tidurin dia di kasur lagi, Chan-Hee masih ngeliatin Sang-Yeon.

"Kenapa sih ngeliatin terus?" tanya Sang-Yeon. Dia jadi ikutan natap Chan-Hee.

Apa Chan-Hee akan sanggup pisah dari Sang-Yeon?

Chan-Hee cuma geleng pelan, lalu mendekat ke Sang-Yeon dan cium dia dengan segala perasaan yang campur aduk di hatinya.

Ajaibnya, Sang-Yeon bisa ngerasain juga kalau Chan-Hee lagi ada yang dipikirin.

Tangan Sang-Yeon ngusap kepala Chan-Hee dengan lembut. Dia berharap semoga semua masalah Chan-Hee cepat selesai.

Chan-Hee ngelepasin ciumannya, senyum ke Sang-Yeon lalu berbisik di telinganya.

"Good night, Sang-Yeon."

Bersamaan dengan Sang-Yeon yang terlelap, Chan-Hee mulai gigit lehernya di sepanjang sisa malam yang penuh energi dari bulan.

Thrilling Love (Book I) || The BoyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang