[108]

3.4K 527 163
                                    

Sesuai kesepakatan Young-Hoon dan Chan-Yeol tadi, pagi ini Hyun-Jae akan mulai latihannya.

Tadi Young-Hoon jam empat dibangunin sama Chan-Yeol diminta dateng ke kamarnya. Chan-Yeol jelasin keadaan Jacob. Ga terlalu kaget sih Young-Hoon, dia agaknya ngeh kalau Seung-Woo emang udah gila.

Jadilah Hyun-Jae dititipin ke Young-Hoon dulu.

"Eh, Kak? Mulai sekarang?" tanya Hyun-Jae yang bukain dia pintu.

Young-Hoon merhatiin Hyun-Jae sebentar. "Lo ga tidur, ya?"

"Hm? Iya, ga bisa tidur tadi."

Hyun-Jae ngambil jaketnya di atas meja terus ikut Young-Hoon keluar kamar, ninggalin Ju-Yeon yang masih lelap tidur. Mereka jalan biasa aja, ga menghilang tiba-tiba. Kata Young-Hoon sekalian liat keadaan rumah.

"Ayah ga bisa ngelatih, ya," tebak Hyun-Jae.

Dia denger teriakan Jacob tadi. Walaupun ga dikasih tau juga dia ngerti pasti ada yang ga beres di kamar itu.

Young-Hoon bukain pintu depan untuk Hyun-Jae, biarin adiknya itu keluar duluan. Masih cukup gelap, cuma ada lampu taman dan lampu air mancur yang jadi penerangan bagi mereka.

"Ga ngerti lagi lah sama si Seung-Woo sialan itu," balas Young-Hoon.

Mereka sekarang berdiri di tengah taman. Rumput di kakinya terasa dingin, btw, soalnya Hyun-Jae dan Young-Hoon cuma pakai sendal jepit. Mungkin kalau manusia yang keluyuran jam segini bakalan mengigil banget.

Hyun-Jae pakai jaket juga sebenernya iseng aja, lain sama Young-Hoon yang santai banget pakai kemeja.

"Jae, lo udah bisa kekuatan dasar, kan? Teleportasi, mindahin barang, manipulasi ... apa lagi?"

"Terbang."

"Oh iya ter—ha? Terbang??"

Dan beneran Hyun-Jae nunjukkin depan Young-Hoon dia terbang.

Bukannya apa, itu kemampuan sederhana sih tapi ... Hyun-Jae baru empat tahun. Itu sebuah pencapaian yang lumayan.

Begitu Hyun-Jae udah balik turun lagi di hadapan Young-Hoon, si kakak ngusap kepalanya.

"Sebenernya new born tuh cerminan tuannya. Semakin kuat tuannya, semakin kuat potensi new born."

Hyun-Jae merhatiin Young-Hoon yang lagi ngomong. Kayaknya belum selesai.

"Karena new born pertama gue Chan-Hee, dan dia perempuan, gue ga bisa terlalu maksain dia mempelajari semuanya maksimal. Tubuhnya ga kuat.

"Tapi gue sebenernya yakin semisal Chan-Hee dulunya laki-laki, dia bakalan hebat banget. Sekarang aja dia udah bagus kekuatannya, tapi energinya ga mendukung.

"Lo beda, Jae. Lo laki-laki. Jadi ... kayaknya gue bisa berharap banyak dari lo."

Young-Hoon makin mendekat, memangkas jarak mereka.

"Lee Jae-Hyun," panggil Young-Hoon dengan suara pelan.

Hyun-Jae belum sempet jawab panggilannya, karena jarak Young-Hoon sama dia sekarang hampir ga ada.

"It's time for you to summon all magic you have."

Young-Hoon cium kening Hyun-Jae agak lama, dan Hyun-Jae bisa ngerasain kalau ada sesuatu yang mengalir dalam tubuhnya. Energi yang cukup kuat.

Tubuh sang kakak udah menjauh dan dia senyum manis ke Hyun-Jae.

Tapi senyumannya beda.

"Fokusin energi lo ke udara di sekitar, bawa itu ke tangan lo. Kayak gini."

Thrilling Love (Book I) || The BoyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang